Year-End Note: My Top 10 Films of 2020

 

Bidang yang sedang dan masih akan tergoyangbangkitkan akibat pandemi Covid-19 adalah film, khususnya bioskop. Pandemi memaksa kegiatan nonton di bioskop terhenti, atau setidaknya berkurang drastis, baik hanya sementara ataupun permanen. Situasi ini juga memaksa perilisan film-film yang mengharap pendapatan dari pemutaran bioskop harus berpikir ulang dan menunda bahkan membatalkan rencana tayangnya. Pindah format pemutaran ke digital (streaming, video-on-demand dll.) yang bisa diakses dari rumah kerap jadi solusi, namun intensitas pengalamannya jelas jauh berbeda.

Walau tentu tidak bisa dibandingkan dengan situasi para pelaku film dan bioskop yang bisnisnya dipaksa merayap, 2020 juga adalah tahun yang membingungkan bagi penggemar film seperti gw. Asupan menonton film jadi acak-acakan, malah gw sempat mengalami fase nggak ada pengen-pengennya nonton film selama lebih kurang dua bulan. Bagi gw, nonton di bioskop itu prioritas, karena bioskop mengkondisikan gw agar fokus menonton dan larut pada yang ditonton. Nonton di rumah itu kegiatan pendamping, tambahan. Gw belum bisa accept kalau kedua hal tersebut terbalik. Tetapi, mau bagaimana lagi, it is what it is, for now...hopefully.

Menyusun senarai film paling berkesan atau terfavorit atau apalah dari tahun 2020 pun jadi agak tricky. Lazimnya gw hanya akan memasukkan judul-judul yang dirilis di bioskop Indonesia dalam tahun bersangkutan, namun melihat kemungkinan pilihannya jadi sangat sedikit, maka situasi ini memaksa gw mengadakan penyesuaian prasyarat. Prasyarat yang seperti biasanya tetap berlaku, tetapi kali ini gw juga menambahkan pertimbangan untuk situasi-situasi alternatif, yaitu: 

A. Film-film yang dirilis di bioskop negara asalnya pada tahun 2020, kemudian rilis via home video atau digital resmi di Indonesia--baik komersial maupun festival--pada tahun yang sama. Ini berarti otomatis memasukkan, contohnya, beberapa film orisinal Netflix atau Amazon Studios yang sempat ditayangkan di bioskop-bioskop Amerika atau Eropa sebelum/bersamaan tersedia di platform masing-masing;
B. film-film yang direncanakan tayang di bioskop Indonesia (sempet masuk coming soon di website bioskop lokal) tetapi batal dan kemudian rilis via home video atau digital resmi di Indonesia pada tahun 2020;
C. film-film yang direncanakan tayang di bioskop negara asalnya pada tahun 2020 (info hasil searching di wikipedia dan socmed-socmed) tetapi batal dan kemudian rilis via home video atau digital resmi termasuk di Indonesia pada tahun yang sama.

Gw sadar prasyarat aneh-aneh ini seperti merepotkan diri sendiri, tetapi percayalah ini justru memudahkan gw supaya pilihannya nggak menjalar makin jauh--karena kehadiran format digital lumayan menggoyang persepsi kita soal waktu dan kalender rilis, dan soal mana yang "film" mana yang bukan, ya nggak? Yang pasti, film-film yang akan gw sebutkan memang benar meninggalkan kesan sehingga patut dicatat dalam sebuah senarai, film-film yang gw anggap mewakili tahun 2020 yang...luar biasa (?).


HONOURABLE MENTIONS (in alphabetical order)

Enola Holmes, dir. Harry Bradbeer
Sajian kisah detektif remaja yang menyenangkan, ritme enerjik dan produksi yang memanjakan mata. 

Ma Rainey's Black Bottom, dir. George C. Wolfe
Ekshibisi akting berkelas Chadwick Boseman dan Viola Davis dalam kisah berlatar musik blues yang menyentil isu-isu personal maupun sosial pada masanya. 

Mudik, dir. Adriyanto Dewo
Drama sendu berlatar tradisi besar jelang Lebaran dengan rute kisah yang cukup tak terduga, diekspresikan dalam akting dan sinematografi apik.

Richard Jewell, dir. Clint Eastwood
Berangkat dari peristiwa teror di tengah-tengah Olimpiade 1996 Atlanta, sebuah drama humanis tentang menghadapi prasangka media dan aparat, dibawakan dalam emosi dan dramatisasi tepat tak berlebih.

The Trial of the Chicago 7, dir. Aaron Sorkin
Tak sekadar parade para aktor mumpuni, namun juga secara cermat menggali berbagai kisah seputar sebuah pengadilan terhadap 8 aktivis di AS tahun 1968, mencerminkan situasi sosial dan politik yang masih kerap terjadi kini.




MY TOP 10 FILMS OF 2020



10. The Invisible Man
dir. Leigh Whannell


Perombakan konsep 'monster' klasik sang manusia tak kasatmata menjadi sajian thriller fiksi ilmiah modern tentang kekerasan domestik membuat film ini sangat unik. Ketimbang menggenjot adegan-adegan berskala raya, film ini bergerak dalam lingkup yang lebih sempit--dan nggak makan bujet raksasa, namun justru itulah yang bikin film ini jadi efektif dan sangat intens.




9. Birds of Prey
(and the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn)
dir. Cathy Yan

Film ini semacam 'street view' dari semesta superhero DC, menampilkan si villain sinting ceria Harley Quinn yang berusaha menjalani hari-hari tapi selalu saja bersinggungan dengan dunia kejahatan. Disajikan sebagai crime action-comedy dengan tokoh-tokoh yang nggak punya kekuatan super yang gimana banget, namun hasilnya jadi petualangan penuh warna (literally), juga seru-seru absurd sebagaimana kepribadian Harley.




8. Beasts Clawing at Straws
(지푸라기라도 잡고 싶은 짐승들/Jipuragirado Jabgo Sipeun Jibseungdeul)
dir. Kim Yong-Hoon

Resepnya mungkin nggak baru, sebuah dark comedy bertokoh jamak yang dipertemukan oleh satu kesamaan--dalam hal ini adalah sebuah tas penuh uang tunai. Tetapi, gw menemukan film ini berhasil dalam membangun tiap-tiap tokoh serta struggles yang mereka alami--entah itu yang bikin kasihan maupun yang bikin pingin ngegoblok-goblokin si tokoh, lewat guliran kejadian yang kadang tak tertebak, dan dalam durasi yang relatif padat. Dan, seru juga untuk mencari penyambung plot yang satu dengan yang lain, apalagi setelah tahu kalau--*disamber truk*.




7. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
dir. Angga Dwimas Sasongko

Film ini adalah perwakilan drama kehidupan--istilah kerennya: slice of life--keluarga perkotaan Indonesia yang digarap sangat serius dan proper. Kisah-kisah yang diuraikan dari tiap-tiap anggota keluarga di sini--sepasang orang tua dengan tiga anak yang sudah dewasa--mungkin bukan macam yang dijadikan artikel Oh Mama Oh Papa, tetapi juga nggak terasa remeh. Bagi gw, poin terbaik dari film ini adalah kemampuannya dalam memporsikan konflik-konfliknya dengan terkendali, disokong juga oleh pembawaan ansembel aktor yang kompak dan nilai produksi yang unggul.




6. Our 30-Minute Sessions
(サヨナラまでの30分/Sayonara made no sanjuppun)
dir. Kentaro Hagiwara

Fantasy romance yang bukan hanya bertumpu pada 'kisah cinta' tak terselesaikan pada seseorang a.k.a. pacar, tetapi juga pada passion terhadap musik, serta masuk juga tema pencarian jati diri. Belum lagi konsep jiwa seseorang almarhum bisa masuk ke tubuh orang lain lewat perekam kaset, sebagai pemicu plotnya. Cukup banyak yang terjadi, tapi film ini sukses menyajikannya dengan mengalir lancar, ringan sekaligus emosional, dan berbagai topik yang hendak diusung bisa terangkum baik, dalam tempo dan ritme yang asyik pula. 




5. Sound of Metal
dir. Darius Marder

Menelusur kisah seorang anak band underground dalam menghadapi kenyataan bahwa indera pendengarannya menghilang. Dari kebingungannya ke frustrasinya ke semangatnya ke frustasinya lagi, film ini menuturkan perjalanan emosional ini dengan rinci dan sangat mudah dipahami. Tak hanya dimotori oleh performa hebat Riz Ahmed di peran utama, film ini dikemas dengan rangkaian adegan-adegan yang terkesan sunyi namun dipenuhi rasa, sehingga kisah berlingkup personal ini jadi terasa besar dan berdampak.




4. 1917
dir. Sam Mendes

Dipresentasikan seolah-olah dalam satu shot adegan (nyaris) tanpa putus memang sekilas terdengar terlalu gimmicky, namun ternyata hasilnya menjadi perkawinan yang elok antara jalan cerita dan simulasi pengalaman langsung di tengah medan perang. Lewat cara bertuturnya yang smooth dan tanpa tergesa, film ini tetap menunjukkan dinamika dan pasang surut emosi yang kontinyu dalam satu waktu, serta mampu menyajikan babak demi babak yang menggugah sekaligus mengesankan, sebagai hasil kolaborasi sempurna dari teknik bercerita, akting, dan teknologi audio visual yang terkalkulasi cermat.




3. Soul
dir. Pete Docter

Pixar kali ini agak terang-terangan menghasilkan karya yang ditujukan bagi penonton dewasa. Soul adalah penggambaran imajinatif dari kegelisahan orang-orang yang merasa hidupnya tak kunjung accomplished sampai-sampai, emm, 'jiwa'-nya jadi tidak tenang. Namun, topik yang deep itu tetap dibawakan dalam plot petualangan yang lincah, penuh gurauan, dan menggugah hati, serta tentu saja dengan rancang gambar dan teknik animasi kualitas tertinggi.




2. Little Women
dir. Greta Gerwig

Susah-susah gampang mengadaptasi karya klasik yang sudah berulang kali diadaptasi ke format film atau TV menjadi karya baru yang nggak cuma mengulang, namun Little Women versi 2019 ini sanggup mengatasinya. Tak hanya struktur penuturannya yang dimodifikasi--bagian upaya Jo March dalam menghasikan karya novel pertamanya mendapat prioritas utama, film ini juga mengembangkan topik-topik penting yang jadi cerminan masa sekarang. Bahkan, walaupun tidak sampai keluar dari koridor gaya hidup abad ke-19 Amerika, penggambaran interaksi antar karakternya juga dibuat lebih hidup dan believable, sehingga suka dan duka, kehangatan dan kegetiran yang divisualisasikan dapat benar-benar dirasakan.




1. Wonder Woman 1984
dir. Patty Jenkins

Merayakan kembali kisah superhero gaya klasik, ketika harus menghadapi musuh yang tak hanya mengancam keselamatan dunia, tetapi juga menyerang hal-hal yang paling berharga bagi si jagoan. Gw menempatkan Wonder Woman 1984 di nomor teratas sebenarnya bukan semata-mata ini film terbagus teristimewa yang ada di tahun 2020. Namun, buat gw keberadaan film ini menjadi pelipur hati yang tepat. Bertutur lugas, karakterisasinya menonjol, garapan laganya apik, dan sekalipun atraksi utamanya adalah adu kesaktian dalam adegan-adegan yang riuh, film ini justru lebih lagi menggaungkan nilai-nilai kemanusiaan, kebajikan, dan kepahlawanan yang menjadikan sosok Wonder Woman. Ini jadi sejumput energi positif yang mungkin memang gw perlukan. Ketika pertimbangan untuk menonton ke bioskop semakin berat, kehadiran film ini bagaikan homecoming fanfare buat gw, menghidupkan kembali cinema experience sejati yang sekian bulan sebelumnya nggak gw alami.  



See also:

My Top 10 Albums of 2020
My Top 10 International Songs of 2020
My Top 10 Indonesian Songs of 2020
My Top 10 J-Pop Songs of 2020

Komentar