Year-End Note: My Top 10 Indonesian Songs of 2020

Di luar dugaan, penemuan lagu-lagu Indonesia yang langsung 'klik' ke gw di tahun 2020 nggak sebanyak ekspektasi. Padahal waktu 'kan udah agak lowong ya untuk bisa mendengarkan lebih banyak karya-karya musik negeri sendiri, terutama yang bertebaran melimpah di platform digital. Entah memang iklim musik lokal udah berubah banget, atau situasi pandemi yang bikin gw agak resisten sama kebanyakan tawaran musik tahun ini, in the end yang bisa gw tandai sebagai favorit itu mepet banget di angka 10.

Bagaimanapun gw cukup senang bahwa gw tetap bisa menemukan lagu-lagu produksi dalam negeri yang apik dan asyik, minimal enak, dari tahun 2020 yang entahapalah ini....walau kalau dilihat-lihat artisnya agak itu-lagi-itu-lagu hehe. Anyway, dalam urutan mundur, inilah 10 lagu Indonesia paling berkesan bagi gw tahun 2020.

NOTEcut-off periodenya adalah lagu-lagu rekaman yang dirilis secara daring dan atau fisik dari Desember 2019 sampai November 2020--karena harus ada proses aging dulu minimal beberapa minggu biar yakin beneran oke atau nggak =).


My Top 10 Indonesian Songs of 2020



10. "H-5" - Juicy Luicy

Angkat nama lewat sleeper hit "Tanpa Tergesa", band pop akustik ini kerap merilis lagu-lagu yang nuansanya mirip-mirip, yang adem-adem kalem gitu. Namun "H-5" (baca: ha-min-lima) langsung mencolek pendengaran gw lewat iramanya yang groovy dan ada sentuhan soul di dalamnya. Meskipun liriknya agak miris-miris gimana gitu, mengemas lagunya dalam atmosfer yang 'optimis' merupakan keputusan yang bagus, dengerinnya juga enteng dan enjoyable.



9. "Aduh" - Marion Jola

Melanjutkan ke-hits-an lagu-lagu dari album pertamanya, single solo terbaru Marion ini belum sepenuhnya menghilangkan unsur pop-R&B yang jadi style sebelumnya, tapi bisa dibilang mendekat ke pop aja. Lagu pop ringan ceria dengan irama nyerempet ke latin urbano yang ngajak gegoyangan santai, dan keringkasannya lumayan mancing untuk didengar berulang-ulang.



8. "Serenata Jiwa Lara" - Diskoria feat. Dian Sastrowardoyo

Diskoria kembali menyeret pendengarnya even deeper ke skena musik Indonesia 80-an, kali ini ke musik dansa dengan synthesizer dan bass yang pekat, lumayan jazzy-ish juga. Susunan nadanya mungkin tak semaut "Balada Insan Muda" kemarin, namun "Serenata Jiwa Lara" mengalir dengan lebih playful dan mencerahkan suasana, sekalipun liriknya berisi kesedihan.



7. "Memori" - MALIQ & D'Essentials

Bahwa MALIQ masih terus menelurkan karya-karya orisinal nyaris tanpa henti, itu aja udah hebat. Tahun ini mereka merilis beberapa lagu dalam bentuk mini-album yang dipecah tiga (?), namun "Memori" menurut gw punya amunisi untuk jadi lagu yang akan dicari lama setelah diluncurkan. Irama yang chilling, melodi syahdu, hingga lirik cantik menyoal PDKT. Mungkin masih nggak terlalu jauh dari ballad MALIQ sebelumnya, tapi yang ini pun tetap enak disantap.



6. "Sampaikan" - Coldiac

Tadinya gw nggak tahu-menahu tentang band asal Malang ini, gw coba dengerin lagu ini karena kebetulan lihat thumbnail MV-nya kayak lumayan estetik gitu =D. Rupanya nggak perlu waktu lama gw untuk larut dalam atmosfernya, seperti slow ballad pop progresif 90-an, nada-nada melankolisnya ditemani oleh instrumen elektrik dan synthesizer, agak-agak haunting dalam artian yang baik. And nice vocals too



5. "Jam Rawan" - Nino & Marion Jola

Dengan judul yang sangat men-trigger para pemuda-pemudi overthinking di luar sana, ini adalah sebuah lagu cinta straightforward yang akan mudah dipahami, sekaligus mudah untuk masuk playlist siapa pun, karena aransemennya bikin sejuk dan melodinya sangat catchy. Tetapi, bagian paling menarik dari track ini adalah kemasannya yang sebenar-benarnya sebuah duet, ketika kedua belah pihak benar-benar present di semua bagian lagu, dan banyak harmonisasi vokal yang dinamis.



4. "I Just Couldn't Save You Tonight" - Ardhito Pramono feat. Aurélie Moeremans

Pun tanpa mendalami konteksnya sebagai soundtrack film The Story of Kale (web movie spin-off dari Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini), gw langsung terdorong untuk menaruh lagu ini di playlist untuk didengar sehari-hari. Lagu ini memunculkan suasana yang lembut membuai, baik musik maupun kedua vokalnya smooth banget. Namun, perhatian gw paling besar tertuju pada notasinya yang begitu kuat, entah itu verse maupun chorus, seperti sederhana namun sebenarnya disusun cantik dalam jangkauan yang lebar, terkesan anggun dan dewasa. 



3. "Rapsodi" - JKT48

Butuh sekian tahun untuk JKT48 diizinkan merilis lagu asli yang bukan terjemahan dari karya-karya Yasushi Akimoto-sensei. Gw salut dengan pemufakatan yang diambil untuk menghasilkan lagu ini, karena tentu sebuah idol group punya garis besar haluan imej yang wajib tercermin di setiap rilisan (harus tampil cute), tetapi juga nggak boleh menafikan bahwa lagu ini dibuat untuk pasar Indonesia (yang suka lagu cinta mendayu-dayu). Walau harus ada quirks yang kerap jadi ciri lagu-lagu JKT48, kali ini dengan intro melodi kawinan dan lirik yang nyebut-nyebut kelingking, gw nggak bisa menyangkal bahwa rangkaian notasi keseluruhannya sangat easy listening bahkan relaxing. Aransemen musik yang dipakai juga begitu komplet sampe ke bunyi strings dan brass yang memberi aksen vintage pop ballad, yang sangat make sense bila mengingat track ini digarap oleh tim produser Laleilmanino.



2. "Hoolala" - Yura Yunita

Versatility Yura kembali dibuktikan lewat lagu yang pada dasarnya EDM--berkolaborarsi dengan Dipha Barus--tetapi masih soulful ini. Sedikit berbeda gaya dari lagu-lagu hit-nya sebelumnya, namun kemantapan Yura dalam mengujarkan kata dan nada membuatnya nggak sedikitpun terdengar out of her element, tetap berkarakter Yura tapi versi dance. Dengan lirik bertema self-worth, presentasi keseluruhan lagu ini mampu menghantar gagasan itu lewat hentakan yang cepat namun juga groovy, atmosfer positifnya terpancar kuat, bikin mood jadi asyik dan seger lagi. Penting banget bukan, apalagi di tahun 2020 gini?






1. "Si Lemah" - RAN & Hindia

Bukan pertama kalinya RAN menerbitkan lagu berlirik motivasi, namun kolaborasinya dengan Hindia di lagu ini seperti lebih mampu menyerang secara personal dan lebih nusuk dari biasanya. Penulisan liriknya terbilang klasik, menggunakan beberapa kata dan bentuk kata yang tak sering dipakai dalam pembicaraan, dan berima, namun masih sangat jelas maknanya, lugas banget. Lalu lirik tersebut disematkan dalam notasi yang sendu tetapi juga menenangkan, nggak depresif namun nggak agresif. Kemudian dibungkus lagi dengan kemasan musik yang bertahap-tahap, sehingga terdengar seperti baru setiap beralih bagian, seolah merepresentasikan kisah lagu ini sebagai sebuah journey yang akan berakhir terang.



See also:

My Top 10 International Songs of 2020
My Top 10 J-Pop Songs of 2020



Gw juga sempatkan bikin senarai ini dalam playlist Spotify, monggo.

Komentar