The Wolverine
(2013 - 20th Century Fox)
Directed by James Mangold
Screenplay by Mark Bomback, Scott Frank
Based on Marvel Comics limited series "Wolverine" by Chris Claremont, Frank Miller
Produced by Lauren Shuler Donner, Hutch Parker
Cast: Hugh Jackman, Tao Okamoto, Rila Fukushima, Famke Janssen, Hiroyuki Sanada, Haruhiko Yamanouchi, Will Yun Lee, Svetlana Khodchenkova, Brian Tee
Tokoh Wolverine yang dikenal lewat seri X-Men memang ditakdirkan untuk populer, baik di lingkup komik aslinya maupun dalam adaptasi filmnya. Khusus untuk film, walaupun awalnya sempat diragukan karena posturnya terlalu tinggi daripada versi komik, rupanya aktor Australia Hugh Jackman dapat membawakan Wolverine alias Logan versinya dengan sangat baik, apalagi porsi ceritanya dalam trilogi orisinal X-Men memang lebih banyak daripada tokoh lainnya, membuatnya jadi favorit penonton juga. Peran ini pun menjadi breakthrough karier mas Jackman di Hollywood dan dunia. Akan tetapi, walaupun sudah terkenal di sana-sini, sukses di Broadway, hingga masuk nominasi Oscar kemarin, mungkin karena merasa berutang (atau...ehm...berkutang =p) atas peran mutan bertulang dan bercakar lapis logam (fiktif) adamantium ini, Jackman tidak pernah menolak tampil di seri X-Men, bahkan secuil di prekuel/reboot X-Men: First Class yang lalu. Kini akhirnya hadir The Wolverine, film solo Wolverine yang menjadikannya sorotan utama. Oh, pernah ada X-Men Origins: Wolverine, ya? Ih, masih inget aja. Tapi lihat sendiri kan? Dari pemberian judulnya yang nyaris nggak berubah, ketahuan para pembuat filmnya juga punya semacam penyangkalan sejarah pernah bikin film Wolverine sebelumnya =p. O well, kita lihat saja bagaimana perlakuan terhadap tokoh beringas ini di film solo "kedua"-nya.
The Wolverine mengambil latar waktu setelah kejadian X-Men: The Last Stand di mana si anu udah anu dan si itu jadi begitu =p, Logan (Hugh Jackman) hidup menyendiri di hutan negara asalnya, Kanada bagaikan tunawisma, lengkap dengan tidur tak nyenyak setiap malam. Akan tetapi, seorang gadis ahli kelahi asal Jepang, Yukio (Rila Fukushima) menemukannya dan membawanya ke Tokyo kepada Yashida (Haruhiko "Hal" Yamanouchi), seorang mogul pemilik korporasi terbesar di Asia, yang zaman perang dulu pernah diselamatkan Logan dari serangan bom atom di Nagasaki. Masih inget 'kan kalo Logan punya kekuatan bisa sembuh dari penyakit dan luka dengan cepat, bahkan dari penuaan, umurnya juga udah hampir 200 tahun gitu deh sekarang walau masih tampak sehat dan muda, dan nggak bisa mati. Yashida yang tua dan sekarat karena kanker menawarkan teknologi yang dapat memindahkan mutasi/kekuatan Logan itu kepadanya, yang segera ditolak Logan. Namun permasalahan tak sampai di situ, cucu kesayangan Yashida, Mariko (Tao Okamoto) ternyata diincar oleh anggota yakuza. Logan pun terseret dalam konflik keluarga Yashida yang sarat kepentingan. Ia pun jadinya "terbawa" untuk melindungi Mariko, termasuk melawan gerombolan yakuza bahkan ninja (yup), namun lambat ia sadari bahwa kemampuan penyembuhannya sudah tidak berfungsi seperti biasanya. Wah, ada apakah gerangan?
Di luar dugaan, sekalipun tampak luarnya kayak biasa aja, The Wolverine terbilang berhasil menjadi tontonan yang memikat. Film ini seakan benar-benar lepas dari gaya penuturan dan subteks yang sudah berulang kali dibawakan dalam film-film X-Men sebelumnya (termasuk Origins: Wolverine itu). Kali ini sutradara James Mangold dan tim naskah lebih membawa Wolverine pada pure adventure. Buat gw, cerita film ini sudah tepat dalam mengakomodir Logan/Wolverine secara perseorangan. Skalanya nggak meng-global, tetapi nggak remeh juga, khususnya bagi pengembangan karakter Logan/Wolverine. Pun di film ini cuma tampil dua orang mutan lainnya (Yukio dan Viper (Svetlana Khodchenkova)), sisanya adalah orang-orang biasa berkeahlian tinggi (Mariko, sang ayah Shingen (Hiroyuki Sanada), sang sahabat masa kecil chef Harada (Will Yun Lee), dan gerombolan yakuza), jadi perhatian memang tertuju pada aksi Logan/Wolverine, nggak terbeban harus memunculkan mutan sebanyak mungkin. Dan setidaknya, film ini mampu menunjukkan sisi Logan/Wolverine yang selama ini ingin dilihat tetapi belum diperlihatkan di film-film selanjutnya: sisi galaunya karena kehilangan seseorang—bukan lagi karena pusing soal identitas, derita berumur panjang, sampai kebrutalannya dalam bertarung—masih batas aman PG-13 tapi tetap ngefek brutalnya. Porsi Wolverine meng-KO-kan orang tanpa banyak cingcong diperbanyak lewat beberapa adegan laga yang mantap, dan hasilnya terbilang memuaskan.
Oke, mungkin di atas kertas jalan ceritanya memang biasa, seorang asing menyelamatkan seorang "putri" negeri lain dari incaran orang-orang jahat, ada yakuza dan ninja dan samurai, plus di tengah jalan pake ada acara mesra-mesraan dengan si "putri", sounds quite B-movie. Tapi dengan tambahan mutant/X-Men twist, semuanya jadi kelihatan fine-fine aja tuh. Set-up karakter dan situasinya cukup masuk akal, inklusi kebudayaan dan masyarakat Jepang-nya juga masih cukup bisa diterima, walau masih cenderung teatrikal sih dengan koreografi pertarungan pedang dan ninja yang memang (mungkin sengaja) terlalu fantastis, tapi setidaknya latar Jepangnya emang terpakai nggak sia-sia.
Bagi gw The Wolverine yang ini film yang oke, cukup menyenangkan, nggak terburu-buru namun juga nggak membosankan, mungkin terkecuali pertarungan terakhirnya. Seperti gw singgung sebelumnya, adegan-adegan laganya mantep, dengan highlight adegan-adegan di atap kereta Shinkansen dan Wolverine vs sepasukan ninja di desa bersalju, sedangkan pertarungan terakhirnya nggak seseru yang dua itu. Humor-humornya juga lumayan kena, dan segenerik-generiknya ceritanya, sepenangkapan gw nggak ada dialog yang terlalu berkeju alias cheesy. Sedikit ganjalan di kurang kharismatiknya si villain(-villain) utama, tetapi ya nggak apa-apa juga, toh lagi-lagi filmnya memang tentang Wolverine. Pemerannya bermain oke, mulai dari Hiroyuki Sanada, Hal Yamanouchi, Will Yun Lee, dan Svetlana Khodchenkova, serta penampilan "metafisik" Famke Janssen sebagai Jean Grey, hingga ke Tao Okamoto dan Rila Fukushima yang keduanya menampilkan dua (stereo-)tipe wanita Jepang berbeda dengan tanpa canggung meski baru pertama kali berakting di film panjang (aslinya keduanya model). Tapi belum ada yang bisa menutupi performa Hugh Jackman yang bukannya terlihat lelah malah makin cemerlang sebagai Wolverine di sini, dan memang seharusnya begitu. Well, jika film ini memang dibuat supaya kita lupa sama Origins: Wolverine yang nggak guna itu (nggak juga sih, ada nama Kayla disebut juga di film ini), maka cukup berhasil lah.
My score: 7/10
Poin yang ganggu banget buat gue :
BalasHapus1. Tokaido-Sanyo Shinkansen (Tokyo-Fukuoka) itu gak bisa naik dari Ueno eki!
2. Nagasaki-Tokyo naik Audi ternyata lebih cepat daripada naik Shinkansen. Luar biasa!
3. Di antara dialog2 nihongo, tetiba ada satu scene dimana Shingen dan Noburo berbahasa inggris. Err.. Waii??
Plus, adegan2 nihongo yg gak bersubtitle itu ganggu gak sih buat yg gak ngerti? Jd awkward klo ada joke2 yg gak diketawain macam "gaijin" :))
hahaha. mungkin karena mobilnya Audi sport terbaru jadi Nagasaki-Tokyo setengah hari nyampe, atau anggep aja diskip udah nginep semalem di jalan, =P.
Hapusgw juga beberapa ada ketawa2 karena bagian bahasa Jepangnya *belagu*, yah cuek ajalah, anggep aja hiburan plus bagi yang ngerti bahasa Jepang *tetep belagu* =P.
Eksyen terakhir nya emang kurang seru..seharus nya jgn ada robot samurai itu,di ganti kek sama musuh bentuk apaan gtu!
BalasHapuswah diganti apa ya? Jaeger? *salah film* =)
Hapus