Peraih Piala Citra Festival Film Indonesia 2011

Festival Film Indonesia kembali digelar dengan beberapa perubahan yang cukup menarik. Selepas rangkaian drama penyelenggaraan FFI 2010 lalu, barometer film Indonesia yang sejauh ini masih dianggap paling bergengsi ini (lagian pesaingnya siapa? Indonesian Movie Awards?  Mekanismenya ya mirip-mirip, dan gw bahkan nggak tahu siapa pihak/yayasan yang bikin itu), mencoba me-refresh dengan beberapa perubahan prosedur di tahun 2011. Kali ini penghargaan untuk film televisi (FTV) yaitu Piala Vidia kembali digelar setelah absen sejak 2006, tapi perhatian gw akan terfokus pada penghargaan untuk film bioskop yaitu Citra. Sebenarnya prinsip penjuriannya sama, tetapi ada yang berubah pada bagian awalnya. Tidak ada penentuan sekian film saja yang boleh dinilai, melainkan ada 21 orang anggota komite nominasi (terdiri dari sub-komite penyutradaraan, akting, naskah, sinematografi dst.) yang harus menonton semua film yang terdaftar lalu menentukan 5 calon peraih Citra sesuai dengan bidang masing-masing, KECUALI film terbaik. Nah film-film yang mendapat nominasi itu (kali ini ada 16 film) akan dinilai oleh dewan juri baru beranggotakan 7 orang (termsuk 3 orang dari komite nominasi) yang menentukan pemenang tiap kategori, namun sebelum itu juga menentukan nominasi film terbaik (aneh ya, yaudahlah terserah). Dengan terlibatnya lebih banyak orang dalam penilaian, gw sih merasa mekanisme ini lebih baik dari yang dulu-dulu, sedikit lebih objektif lah. Memang tidak sempurna tetapi gw masih punya harapan baik untuk penyelenggaraan FFI di tahun-tahun ke depan. Mungkin mau bikin yayasan yang beranggotakan seluruh insan film profesional Indonesia kayak Academy di Ameriki sonoh?


Anugerah Piala Citra FFI 2011 diselenggarakan dan dibagikan pada Sabtu, 10 Desember 2011 lalu di Jakarta dan (dengan tidak kapok-kapoknya) disiarkan oleh RCTI. Yes, RCTI. Dimeriahkan oleh Ungu, Marsya Manopo, Petra Sihombing (of course), Igo Indonesian Idol (ya iyalah), Vicky Shu (what?), S9Boys (Gustii...) dan tentu saja Syahrini (!) dan jambul galian-gorong-gorong-jalan-jenderal-Sudirman-nya itu. Yes, acaranya as inapropriate and irrelevant and rating-whore as always—untung udah nggak ada penonton alay-nya dan ST12 udah bubar =P. Gw heran kenapa mereka masih mau bikin di RCTI, ada kontrak apa? Dikasih bayar berapa? Award shows are meant to be boring and should be aired on boring network. Nyanyi-nyanyi boleh tapi gak bikin acara utamanya jadi tersingkir dong. Masak kategori Film Pendek dan Dokumenter harus tersingkir off-air demi nyanyi-nyanyi apaan tau. Plis, tahun depan tolong pertimbangkan disiarkan TVRI (yang sudah sangat improved kualitas penyiarannya) atau Kompas TV deh. Atau udah nggak usah disiarin TV juga nggak papa deh, yang penting harus jalan terus dan prestisius sebagaimana diharapkan banyak pihak. Hadeeuh...*pasang bulu mata anti-rayap*

Anyway, secara hasil penilaian dan pemenang piala Citra-nya, FFI 2011 ini adalah salah satu yang paling nggenah, tetap unpredictable namun setidaknya nggak gaib. Mungkin pada dasarnya memang kali ini ada lebih dari satu film peserta yang gw udah tonton (hehehe), 3 di antaranya ada di nominasi film terbaik (yeay),dan menurut gw masing-masing layak memperoleh penghargaan apapun itu, jadi yah senang-senang saja dengan hasilnya. Film Sang Penari menjadi primadona dengan raihan 4 Citra, namun sebenarnya kali ini penghargaan dibagi cukup merata. Perasaan ingin membagikan penghargaan kepada banyak pihak pun terindikasi oleh banyaknya penghargaan khusus, hehehe. Bagaimanapun, gw cukup puas dengan hasil Citra tahun ini (jagoan gw Sang Penari dan The Mirror Never Lies ternyata tidak disepelekan, yeah). Berikut daftar pemenangnya.


Sang Penari menerima Piala Citra Film Terbaik FFI 2011 



FILM TERBAIK
SANG PENARI
nomine: ? (Tanda Tanya); Masih Bukan Cinta Biasa; Tendangan Dari Langit; The Mirror Never Lies


SUTRADARA TERBAIK
Ifa Isfansyah
SANG PENARI
nomine: Benni Setiawan (Masih Bukan Cinta Biasa); Hanung Bramantyo (? (Tanda Tanya)); Hanung Bramantyo (Tendangan Dari Langit); Kamila Andini (The Mirror Never Lies)


PENULIS SKENARIO TERBAIK
Benni Setiawan
MASIH BUKAN CINTA BIASA
nomine: Dirmawan Hatta & Kamila Andini (The Mirror Never Lies); Salman Aristo (Jakarta Maghrib); Salman Aristo & Ifa Isfansyah & Shanty Harmayn (Sang Penari); Titien Wattimena (? (Tanda Tanya))


PENULIS CERITA ASLI TERBAIK
Kamila Andini
THE MIRROR NEVER LIES
nomine: Benni Setiawan (Masih Bukan Cinta Biasa); Hanung Bramantyo (? (Tanda Tanya)); Salman Aristo (Jakarta Maghrib); Sarjono Sutrisno & Muhammad Yusuf (Tebus)


PEMERAN UTAMA PRIA TERBAIK
Emir Mahira
RUMAH TANPA JENDELA
nomine: Alex Komang (Surat Kecil Untuk Tuhan); Ferdy Taher (Masih Bukan Cinta Biasa); Oka Antara (Sang Penari); Tio Pakusadewo (Tebus)


PEMERAN UTAMA WANITA TERBAIK
Prisia Nasution
SANG PENARI
nomine: Dinda Hauw (Surat Kecil Untuk Tuhan); Fanny Fabriana (True Love); Gita Novalista (The Mirror Never Lies); Salma Paramitha (Rindu Purnama)


PEMERAN PENDUKUNG PRIA TERBAIK
Mathias Muchus
PENGEJAR ANGIN
nomine: Agus Kuncoro (? (Tanda Tanya)); Agus Kuncoro (Tendangan Dari Langit); Hendro Djarot (Sang Penari); Landung Simatupang (Rindu Purnama)


PEMERAN PENDUKUNG WANITA TERBAIK
Dewi Irawan
SANG PENARI
nomine: Atiqah Hasiholan (The Mirror Never Lies); Endhita (? (Tanda Tanya)); Poppy Sovia (Catatan Harian Si Boy); Wulan Guritno (Masih Bukan Cinta Biasa)


PENGARAH SINEMATOGRAFI TERBAIK
Yadi Sugandi
? (TANDA TANYA)
~Walaupun saat di pentas beliau kira menang untuk Sang Penari, heuheuheu.
Gakpapa, sama-sama keren kok, Pak. Anggep aja menang untuk dua-duanya. Bravo!~
nomine: Faozan Rizal (Pengejar Angin); Gunung Nusa Pelita (Masih Bukan Cinta Biasa); Ipung Rachmat Syaiful (The Mirror Never Lies); Yadi Sugandi (Sang Penari)


PENGARAH ARTISTIK TERBAIK
Fauzi
TENDANGAN DARI LANGIT
nomine: Ary Juwono (Catatan Harian Si Boy); Fauzi (? (Tanda Tanya)); Frans X.R. Paat (Batas); Eros Eflin (Sang Penari)


PENYUNTING GAMBAR TERBAIK
Aline Jusria & Dinda Amanda
CATATAN HARIAN SI BOY
nomine: Cesa David Luckmansyah (? (Tanda Tanya)); Cesa David Luckmansyah (Masih Bukan Cinta Biasa); Cesa David Luckmansyah (Sang Penari); Wawan I. Wibowo (Pengejar Angin)


PENATA SUARA TERBAIK
Adiatyawan Susanto & M. Ichsan Rahmaditta
MASIH BUKAN CINTA BIASA
nomine: Adityawan Susanto & Trisno (Kentut); Khikmawan Santosa (Lima Elang); Satrio Budiono & Saft Daultsyah (? (Tanda Tanya)); Satrio Budiono & Sutrisno (Tendangan Dari Langit)


PENATA MUSIK TERBAIK
Thoersi Argeswara
THE MIRROR NEVER LIES
nomine: Adam S. Permana (Rumah Tanpa Jendela); Aksan Sjuman & Titi Sjuman (Rindu Purnama); Thoersi Argeswara (Masih Bukan Cinta Biasa); Thoersi Argeswara (Surat Kecil Untuk Tuhan);


FILM PENDEK TERBAIK
BERMULA DARI A
B. W. Purba Negara
nomine: Payung Merah (Edward Gunawan & Andre Cung); Say Hello To Yellow (B. W. Purba Negara); The Black Journey (Astu Prasidya); Tanya Jawab (Jason Iskandar)


FILM DOKUMENTER TERBAIK
DONOR ASI
Ani Ema Susanti
nomine: Cerita Dari Tapal Batas (Wisnu Adi); Lampion-Lampion (Dwitra J. Ariana); Metamorfoblus (Dossy Omar); Penjara Dan Nirwana (Daniel Rudi Haryanto)



PENGHARGAAN KHUSUS DEWAN JURI FILM BIOSKOP FFI 2011
KAMILA ANDINI (The Mirror Never Lies)
Sutradara Pendatang Baru Terbaik

GITA NOVALISTA (The Mirror Never Lies)
Pemain Berbakat



PENGHARGAAN KHUSUS DEWAN JURI FILM PENDEK FFI 2011
BOWO LEKSONO
atas inisiatif, dedikasi, dan konsistensinya dalam membangun, mengembangkan, dan memelihara aktivitas perfilman di Banyumas Raya

WRONG DAY
(Sutradara: Yusuf Radjamuda, Produksi: Kafe Ujung)
atas semangat dan usahanya dalam mengeksplorasi medium film pendek secara maksimal

BALLOONS
(Sutradara: Firman Widyasmara, Produksi: Lanting Workshop)
sebagai film anak yang inspiratif

KOTAK AMAL RAMADHAN
(Sutradara: Khusnul Khitam, Produksi: Lookout Pictures Indonesia)
sebagai karya pelajar dengan ide cerita yang berani dan otentik



PENGHARGAAN KHUSUS DEWAN JURI FILM DOKUMENTER FFI 2011
METAMORFOBLUS
(Dossy Omar)
Sebagai film yang dengan baik memotret budaya kontemporer anak muda Indonesia



PENGHARGAAN PENGABDIAN SEUMUR HIDUP
J.B. KRISTANTO
atas jasanya sebagai pengamat film yang dengan tekun dan teliti mendokumentasikan data-data film Indonesia sejak tahun 1926 hingga hari ini


ANUGERAH KHUSUS FFI 2011
Semua orang yang terlibat dan berkontribusi dalam film KULDESAK (1998)
yang telah memberikan inspirasi pada generasi mereka sendiri maupun generasi sesudahnya untuk tetap berkarya dan mencintai film Indonesia.



Untuk keterangan lengkap silahkan kunjungi situs resmi Festival Film Indonesia.

Komentar