[Album] ASIAN KUNG-FU GENERATION - Landmark


ASIAN KUNG-FU GENERATION - ランドマーク Landmark
(2012 - Ki/oon Music/Sony Music Japan)
Produced by ASIAN KUNG-FU GENERATION

Tracklist:
1. All right part2 (featuring Eriko Hashimoto from Chatmonchy)
2. N2
3. 1.2.3.4.5.6. Baby
4. AとZ   A to Z
5. 大洋航路   Taiyou korou
6. バイシクルレース   Bicycle Race
7. それでは、また明日   Soredewa, mata ashita
8. 1980
9. マシンガンと形容詞   Machine Guns to keiyoshi
10. レールロード   Railroad
11. 踵で愛を打ち鳴らせ   Kakato de ai wo uchinarase
12. アネモネの咲く春に   Anemone no saku haru ni


Jika ada rilisan yang gw nggak excited about dari band favorit gw, maka album Landmark-nya band alternative rock asal Jepang ASIAN KUNG-FU GENERATION inilah barangnya. Dirilis hanya selang delapan bulan sejak album kompilasi BEST HIT AKG pada Januari 2012 (ya review ini memang telat =P), full album ketujuh AKG ini seperti hanya ingin membuktikan bahwa mereka tidak "selesai" setelah merilis album best. Hasilnya nggak jelek-jelek amat sih, cuma gw merasa konten dan susunan track dalam album Landmark ini seperti matangnya nggak merata: sebagian oke, sebagian aneh, sebagian lagi simply AKG-ish songs seperti pengulangan dari karya-karya mereka sebelumnya, and I even call myself a huge fan yang biasanya lebih maklum sama hal-hal seperti itu.

Gw sepertinya pernah bilang bahwa lagu-lagu AKG itu paling bagus kalau mainnya lepas tanpa beban. Ini tidak ada hubungannya dengan "usia", karena selain album debutnya Kimi Tsunagi Five M yang amazing itu, AKG juga pernah membuat World World World (album keempat) dan Surf Bun'gaku Kamakura (album kelima), yang rancak dan bersemangat. Bahkan album keenam, Magic Disk yang banyak mencoba memasukkan instrumen-instrumen "tamu" pun tetap terasa semangatnya. Di album ini semangat itu agak menurun. Kayaknya sih album ini memang berat di lirik, dan gw yakin liriknya punya pesan bagus *yakin aja deh =P*. Tapi jika hanya dari pendengaran, Landmark ini agak nanggung, dibilang asyik nggak terlalu, dibilang berat juga nggak terlalu. Alas, Landmark mungkin jadi album AKG yang paling nggak bisa dinikmati dengan segera, butuh mungkin lebih dari 6 kali putar sebelum benar-benar nyambung dengan vibe-nya. 

Satu-satunya highlight dari album ini adalah track sekaligus single yang mereka rilis pertengahan tahun lalu, "Soredewa, Mata Ashita", yang menurut gw adalah lagu terbaik AKG sejak bertahun-tahun lamanya (dan ini jadi lagu Jepang no. 1 gw tahun 2012). Lagu ini fresh, catchy, energinya pas, sedikit berbeda dari karya AKG yang lain, dan mantep banget bercokol di ingatan. Sayangnya, lagu-lagu yang "mengelilingi" lagu itu di album Landmark belum dapat menyamai. "All right part2" terlalu generik dengan chorus yang udah-gitu-doang, "1980" seperti adeknya "Blackout" dengan irama disco dan dominasi melodi gitar, "Machine Guns to keiyoushi" hanya mengekor "Shinseiki no Love Song" demikian pula "Anemone no saku haru ni" yang mengikuti pola "Sayonara Lost Generation" (keduanya dari album Magic Disk). Atau "Taiyou Korou" dan "Railroad" seperti lagu-lagu dalam Surf Bun'gaku Kamakura. Malahan "Bicycle Race" kayak carbon copy dari "Mustang" (mini album Mada Minu Ashita ni), beda warna aja, lebih ceria dikit. Tapi anehnya, lagu-lagu "pengulangan" inilah yang paling mudah gw nikmati dari album ini setelah "Soredewa, Mata Ashita" tadi. Apakah ini artinya gw nggak bisa move on dari masa lalu? *halah*." Entahlah. 

Namun, album ini nggak semuanya pengulangan juga sih. Di sisi lain, ada segi eksperimental dari track "N2" yang vokalnya didistorsi (N2 itu katanya singkatan "no nukes", kampanye anti-nuklir yang didukung vokalis Masafumi Gotoh khususnya pascagempa besar Jepang tahun 2011 dan kebocoran radiasi PLTN sesudahnya), "1.2.3.4.5.6. Baby" yang main-main di lirik, dan "A to Z" yang beat-nya diberi variasi perkusi, awalannya lucu tapi belakangnya malah nanggung. Single "Kakato de Ai wo Uchinarase", track paling cerah di album ini, juga menyimpan eksperimen di ketukan drum dan susunan melodi yang ingin mencoba memperlebar range vokal. Sayangnya, keempat track ini tidak selalu mengesankan sebegitunya.

Setelah mengkaji demikian, gw jadi berpikir apakah AKG (secara tak sengaja?) menjadikan Landmark sebagai album napak tilas gaya musik mereka yang lalu-lalu dan menuangkannya dalam lagu-lagu baru? Who knows, bisa jadi 'kan. Gw bilang hasilnya jadi kayak KW saja, kurang kawin dan kurang maksimal gitu deh jika dibandingkan album-album mereka sebelumnya. Tetapi jika dalam keadaan tenang dan niat, Landmark tetap menyimpan "aura keren" AKG yang tak pernah lepas sejak kemunculan pertama mereka, ya masih enak-enak aja kok. Permasalahan gw sehingga nggak bisa langsung suka album ini bisa jadi juga dari pengaturan urutan track-nya, paruh awalnya tidak membangkitkan semangat, baru paruh terakhirnya lebih mendingan dan (sedikit) lebih enjoyable. Tak apalah. Semoga di karya-karya selanjutnya semangatnya bangkit lebih lagi dan dapat memberikan sesuatu yang lebih fresh buat penikmatnya. Amin.




My score: 6/10

ASIAN KUNG-FU GENERATION


Previews




"All right part2"



"Kakato de ai wo uchinarase"



"Soredewa, Mata Ashita"



"Bicycle Race"

Komentar