My Movie Picks of December 2020

Pengalaman "bersinema" gw berangsur membaik menjelang akhir tahun. Semangat untuk nonton film-film di bioskop yang sudah dibuka, mencari asupan konten dari festival-festival film online, hingga menyicil penyelesaian watchlist di platform-platform tontonan yang gw langgani, semuanya jadi up lagi di bulan Desember 2020 kemarin. Hasilnya cukup banyak film yang berhasil gw tonton, dan kali ini dengan bangga gw akan menyenarai enam di antaranya, yang bahkan sebagian besar di antaranya berhasil masuk jadi film-film paling berkesan buat gw sepanjang tahun 2020, hehe.




1. Wonder Woman 1984
(2020 - Warner Bros.)
dir. Patty Jenkins
Cast: Gal Gadot, Chris Pine, Kristen Wiig, Pedro Pascal, Robin Wright, Connie Nielsen

Senangnya bisa kembali ke bioskop menyaksikan sebuah film besar yang tak hanya sudah dinanti-nantikan, tetapi hasil akhirnya juga memberi kepuasan hati. Nah, sisi kepuasan itu bisa jadi karena udah nyaris setahun lamanya nggak nonton film sekaliber ini di bioskop =D. Namun, di sisi lain, gw juga bisa menangkap jelas vision yang ingin dicapai film ini, yaitu penegasan tentang prinsip seorang Wonder Woman sebagai pahlawan kebajikan (bukan cuma keadilan), serta penebalan sisi manusiawinya. Pembangunan karakter villain-nya pun cukup cocok dengan visi tersebut, yang problemanya timbul dari keinginan-keinginan mendasar manusia yang diwujudkan dengan cara yang salah. Kisah klasik superhero, tapi tetap terasa relevan di segala zaman, di dalam presentasi yang tak serba ingar-bingar namun tetap semarak.
My score: 8/10




2. Soul
(2020 - Disney/Pixar)
dir. Pete Docter
Cast: Jamie Foxx, Tina Fey, Angela Bassett, Phylicia Rashad, Graham Norton, Rachel House, Alice Braga, Richard Ayoade, Questlove

Satu poin besar yang gw sangat hargai dari Soul adalah nggak berkamuflase sebagai film anak-anak. Ya gimana nggak, premisnya aja berhubungan dengan kehidupan setelah kematian, bahkan kehidupan sebelum kehidupan. Memang sebenarnya masih bisa ditonton semua umur, apalagi desain beyond life-nya sangat imajinatif dan bentukan 'jiwa-jiwa'-nya juga cute. Namun, jelas bagi gw sebagai penonton berumur, jalinan cerita dan humornya mungkin terasa lebih 'sepantaran' sehingga lebih mudah terhubung dengan tema seputar keinginan vs kebutuhan vs waktu vs passion vs purpose vs makna hidup vs syarat bahagia, dan lain sebagainya. 
My score: 8/10




3. Sound of Metal
(2020 - Amazon Studios/Stage 6 Films)
dir. Darius Marder
Cast: Riz Ahmed, Olivia Cooke, Paul Raci, Mathieu Amalric, Lauren Ridloff

Film dengan angle dan pendekatan yang personal, sampai-sampai apa yang di-perceive oleh si tokoh juga didemonstrasikan ke penonton, terhadap sebuah topik yang sebenarnya universal dan mungkin menjadi ketakutan banyak orang. Kisah seorang drummer yang pendengarannya tiba-tiba menghilang, adaptasinya dengan 'dunia' yang baru baginya, yang juga berpotensi membuatnya kehilangan semua hal yang penting selama ini--karier, pacar, mencerminkan pergulatan batinnya yang antara ikhlas dan enggak. Penuturan yang intim dan cermat makin dikuatkan oleh akting keren Riz Ahmed, performa simpatik Paul Raci, dan growl-nya Olivia Cooke.
My score: 8/10




4. Our 30 Minute Sessions
a.k.a Sayonara Made no Sanjuppun

(2020 - Asmik Ace)
dir. Kentaro Hagiwara
Cast: Mackenyu Arata, Takumi Kitamura, Sayu Kubota, Shono Hayama, Shuhei Uesugi, Sho Kiyohara, Riho Makise, Michitaka Tsutsui, Yutaka Matsuhige

Film ini membuktikan konsep 'astral' bisa digabungkan dengan drama anak muda yang menyentuh, asal punya sense bercerita yang baik. Premisnya bermula dari leader sebuah band hampir debut yang tewas kecelakaan, namun jiwanya tertinggal di dalam sebuah pemutar kaset, dan bersama seorang pemuda yang menemukan kaset tersebut, ia berusaha mewujudkan mimpi-mimpinya yang sempat tertunda. Komik banget ya, namun dipresentasikan dengan gaya yang komunikatif dan ritme yang asyik (jangan bayangin film-film drama Jepang bergaya sayup-sayup Eropah gitu ya), film ini mampu mengusung tema pendewasaan, persahabatan, dan romantika dalam satu racikan. Sekuens musik/nge-band-nya juga enjoyable sekali.
My score: 7,5/10




5. Ma Rainey's Black Bottom
(2020 - Netflix)
dir. George C. Wolfe
Cast: Chadwick Boseman, Viola Davis, Glynn Turman, Colman Domingo, Michael Potts, Jonny Coyne, Taylour Paige, Jeremy Shamos, Dusan Brown, Joshua Harto

Film berlatar blantika musik blues 1920-an ini terbilang mampu mengatasi rintangan-rintangan yang muncul ketika sebuah drama panggung diangkat jadi film naratif, apalagi yang setting-nya cuma di satu tempat dan dalam kurun waktu yang pendek. Upaya yang paling berhasil adalah mengajak dan mengarahkan para aktor yang tahu batas antara akting teater dengan akting layar, namun mampu membawakan isi dan emosi dari karakter-karakternya tanpa kekurangan sesuatu apa pun. Selain itu, penuturan ceritanya yang cukup straightforward berhasil mengintegrasikan berbagai topik dan tema yang relevan di zamannya maupun zaman sekarang, khususnya seputar kehidupan para seniman kulit hitam yang talentanya dinanti-nantikan namun diskriminasi tak hilang-hilang.
My score: 7,5/10




6. Sylvie's Love
(2020 - Amazon Studios)
dir. Eugene Ashe
Cast: Tessa Thompson, Nnamdi Asomugha, Aja Naomi King, Ryan Michelle Bathe, Rege-Jean Page, Eva Longoria, Jemima Kirke, Lance Reddick, Alano Miller, Tone Bell, Raquel Horsford, Wendi McLendon-Covey

Tak perlu interpretasi yang rumit untuk menikmati film ini, karena kisahnya sederhana, tentang perjalanan cinta sepasang muda-mudi pada waktu yang tak sepenuhnya tepat. Sesederhana judul "Cinta Sylvie" =). Berlatar New York sekitar 1950-an sampai 1960-an, romansa gaya klasik ini melewati fase-fase cerita naksir sama tunangan orang, berpisah demi cita-cita, hingga 'gangguan' situasi ekonomi dan status antara kedua pihak--serta pergumulan menjadi pemuda-pemudi kulit hitam di AS--yang dituturkan dengan lembut mendayu-dayu bak film-film romansa klasik Hollywood. Bahkan, kemasan audio visual film ini pun kentara mencontoh film-film era lawas, namun justru itulah yang membuatnya semakin charming dan menarik untuk diikuti.
My score: 7,5/10




Komentar