Nonton di Gandaria XXI IMAX: The Dark Knight Rises

Boleh dong numpang norak lagi, hehe. Sebenarnya gw udah nggak perlu lagi sih bahas nonton sebuah film di IMAX atau 3D atau apalah, tetapi untuk kasus The Dark Knight Rises kali ini memang berbeda dengan pengalaman nonton film-film komersil berformat IMAX sebelumnya. Tempatnya jelas masih sama dengan tempo hari ketika gw nonton Prometheus dalam format IMAX 3D, tetapi The Dark Knight Rises ini berformat IMAX tok, gak pake 3-Dimensi. Tepat sekali dengan keinginan gw dalam "ngetes" layar IMAX baru ini tanpa pakai kacamata 3D—kali aja ada yang nggak ngeh, The Dark Knight Rises memang tidak ditayangkan dalam format 3D di mana pun di bumi. Lebih lagi, film ini bukan sekadar film biasa yang di-blow-up jadi format IMAX seperti film-film Hollywood berformat IMAX yang pernah gw tonton sebelumnya, namun sekitar 50 menit dari 160-an menit durasinya memang direkam dengan kamera film khusus IMAX, jadi bisa dibilang ada bagian-bagian dari film ini yang optimum experience-nya memang harus di teater IMAX.

Materi promosi The Dark Knight Rises di sinepleks Gandaria XXI

Ini bukan kali pertama sutradara Christopher Nolan merekam beberapa adegan filmnya menggunakan kamera IMAX. Di seri Batman terdahulu, The Dark Knight, doski juga melakukan hal yang serupa, namun durasinya lebih pendek. Jika ditonton di bioskop biasa, perbedaan mana yang direkam dengan kamera biasa dan mana yang IMAX memang tidak kentara karena semua sudah disamaratakan. Tetapi di teater IMAX, semuanya terbongkar (kayak apaan aja). Paling ketahuan sih dari perubahan aspect ratio, atau rasio bingkai gambar. Sebagian besar film ini direkam dengan kamera biasa dengan rasio gambar yang lebar 2.35 banding 1, dan dalam rasio ini pula Rises ditayangkan di bioskop-bioskop biasa. Sedangkan gambar yang direkam dengan kamera IMAX rasionya jadi hampir bujur sangkar kayak TV, 1.44 banding 1 (kalau di Gandaria ini gw gak tau pasti apakah memang 1.44:1 atau malah agak lebaran 1.78:1 *terlaluteknis*). Ini berarti, untuk versi tayang di bioskop biasa, gambar adegan-adegan yang tadinya direkam dalam IMAX dipotong biar muat ke rasio normal (tapi gak banyak kok, tenang aja =)). Nah kalau di layar teater IMAX semua terproyeksi sesuai rasio asli/utuh masing-masing. Sebagian besar film, yaitu gambar-gambar yang direkam dengan kamera film biasa yang sudah di-blow-up, memang terpoyeksi dengan rasio normal sehingga nggak memenuhi layar (lihat sebelah kiri pada tabel di bawah), tetapi pada adegan-adegan tertentu—terutama adegan laga—gambar akan terproyeksi di layar secara penuh (sebelah kanan pada tabel di bawah), bagian-bagian inilah yang dari sononya emang direkam dalam format IMAX. Jadi, ya, tampilnya selang-seling gitu.

Gambaran (kira-kira) rasio ukuran gambar film The Dark Knight Rises yang terpoyeksi di layar IMAX.

Akan tetapi tak hanya itu, lewat menyaksikan Rises format IMAX ini gw jadi tau jelas sebetulnya perbedaan hasil rekam film biasa dengan yang hasil rekam IMAX, lebih dari sekadar perbedaan rasio bingkai gambar, karena dua-duanya tersaji di satu film ini. Gw perhatikan, gambar-gambar hasil rekam IMAX yang resolusinya kalo nggak salah 2 kali lipat resolusi film biasa, memang lebih bening dan tuajem dibandingkan dengan hasil rekam film biasa yang di-blow-up, yang di sini jadi tampak agak lebih redup dan noisy. Bener deh, emang beda, gw berkesimpulan prinsipnya sama dengan perbedaan gambar yang digedein dibanding gambar yang emang dari sononya udah gede. Crystal clear. Ini konsisten dengan pernyataan Nolan tentang alasan dirinya memakai kamera IMAX langsung, tidak bergantung hasil konversi. Ketajaman gambar inilah yang menambah sensasi "gimana gitu" ketika ada adegan long-shot atau pemandangan. Well, we can call that "the IMAX sensation", yang hanya bisa didapat ketika menonton di teater khusus IMAX.

Yah, keutuhan gambarnya memang nggak cuma bisa didapat di teater IMAX sih. Mungkin seperti The Dark Knight, adegan-adegan Rises yang direkam dengan IMAX mungkin nanti masih bisa dinikmati di DVD atau Blu-Ray (fyi, adegan-adegan IMAX The Dark Knight di Blu-Ray terintegrasi dengan filmnya, rasio bingkai gambarnya selang-seling sebagaimana ditayangkan di layar IMAX, sedangkan di DVD cuma jadi fitur bonus yang terpisah), tapi layar TV atau komputer kita tetap saja belum bisa menggantikan layar bioskop apalagi layar IMAX, terutama ya dari ukurannya =D. Malahan sebenarnya, akan lebih asik kalau Rises versi ini ditayangkan di layar IMAX dengan ukurannya raksasa seperti di Keong Emas, Taman Mini, biar lebih berasa gitu (seperti komplain gw kemaren, layar IMAX di Gandaria XXI kurang gede ah). Tapi ya sudahlah, syukuri apa yang ada. Gw sih males juga ngebayangin nonton Rises yang durasinya 2 jam 45 menit di Keong Emas yang kursinya gak ada penyangga kepala dan tata suaranya nggak oke...dan ada sensor manualnya. Jangan deh.


So, yeah, nonton The Dark Knight Rises dalam format IMAX ini memang nggak sia-sia bagi gw. Antrean panjang yang gw alami sewaktu membeli tiket, terbayar dengan pengalaman nonton yang oke juga, filmnya masih bagus pula meski ditonton kali kedua. Meskipun sayangnya gw kehilangan sekitar 5 menit tengah-tengah filmnya gara-gara scumbag digestive system =.=" (untung sebelumnya udah nonton utuh di bioskop biasa), gw tetep merasa puas dan nggak menyesali usaha untuk menyaksikan film ini di layar IMAX, bagaimanapun jauhnya jarak tempuh, macetnya jalanan, dsb dsb. Love this movie, love the IMAX experience. Oh ya, ini juga mengkonfirmasi gw lebih suka IMAX yang nggak pake 3D karena besarnya layar lebih terasa. Coba deh lain kali si mas Christopher Nolan bikin film yang full IMAX, pasti bakal cihuy...


Gandaria XXI IMAX
Gandaria City Mall Lt. 2, Jl. Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
(sekitar 2,5 km ke Utara dari Mal Pondok Indah)
Harga tiket per orang:
Rp 60.000,- (Senin-Kamis)
Rp 75.000,- (Jumat, hari sebelum tanggal merah)
Rp 100.000,- (Sabtu, Minggu, hari tanggal merah)
Parkir Mall: Rp 2.000,- per jam
Informasi lengkap http://www.21cineplex.com/imax

Komentar

  1. thx atas info-nya bro... XD gw juga pingin nich jajal IMAX tapi Avengers udah lewat, sayang... Hmmm, Resident Evil: Retribution nanti bakal feature IMAX nggak ya? ^o^

    BalasHapus
  2. @Fanboy: sama-sama =).
    Kalau Resident Evil kurang tahu juga ya, selama ini yg tayang di IMAX sini baru film-film major studio Hollywood, sedangkan RE itungannya "independen". Kita lihat saja nanti =)

    BalasHapus
  3. Love the review n i agree w u :) thanks.

    BalasHapus
  4. Emang keren lha nonton TDKR di IMAX.. Padahal ga pake format 3D, tapi di beberapa scene kerasa banget Depth-nya.. :D

    BalasHapus
  5. TDKR tetep keren... yang ganggu cuma suaranya si Wayne aja yang jadi serek-serek ga jelas pas make kostum.. dan scene waktu Batman, Catwoman, sama Gordon bengong ngeliatin si Tate megap-megap mau mati... duh, udah tau ada bom yang mesti dijauhin, malah sempet-sempetnya bengong! >.<

    Plus, Catwoman sempet-sempetnya nyosor si Batman, hahahaha :D

    BalasHapus
  6. @je: thanks juga =)

    @WewW: itulah keuggulan IMAX, terutama yg memang disyut dengan kamera IMAX, tanpa efek 3D pun tetep "berasa" =)

    @dearmarintan: mungkin itu karena faktor editing yg juga jump ke scene lainnya yg bikin waktunya terasa di-stretch, jadi nggak bengong2 amat =D

    soal sosoran, kan biar lucu aja

    BalasHapus

Posting Komentar