Year-End Note: My Top 10 Albums of 2023




Senarai akhir tahun kali ini gw mulai dari kategori album musik, simply karena ini relatif paling mudah disusun, berhubung pilihannya nggak terlalu banyak haha. Jadi jelas ini bukan senarai album "terbaik" tahun ini, lebih pada album-album yang berhasil gw dengarkan lebih dari 3 kali putaran utuh tanpa bosan, sebuah syarat yang menurut gw cukup valid di era streaming ini. Mari...




MY TOP 10 ALBUMS OF 2023





10. into the wind
YONA YONA WEEKENDERS



Kembali membawakan suasana chill dan playful dalam lima lagu beraneka irama, mini album ini meyakinkan gw untuk trus mengikuti kiprah band pop-rock-funk ini pascaterpincut lewat karya mereka tahun sebelumnya. 





9. ユーモア (HUMOR)
back number



Jeda 3-4 tahun seperti memberkahi cukup waktu bagi band pop-rock sendu ini mematangkan materi album terbarunya. Notasi catchy dan presentasi yang ringkas menjadikannya album mereka yang paling gw nikmati sejak...album major pertama di 2011 =).





8. Sketch
Lilas Ikuta



I'll say this again: I find Ikuta's solo works more palatable than YOASOBI's. Album ini menjadi pengukuhan Ikuta sebagai singer-songwriter pop bertalenta, vokalnya tersaji lebih berjiwa, usungan musiknya juga hidup dan beragam. 





7. Angel Face
Stephen Sanchez



Daya tarik utama album ini adalah Sanchez begitu all-in dengan konsep musik rock vintage-nya. Dari gaya Elvis Presley ke Everly Brothers, tapi dibawakan dalam keresahan ala zaman kini, semacam tribute ke era tertentu yang digarap dengan proper





6. サーフ ブンガク カマクラ (完全版) (Surf Bungaku Kamakura (Complete Edition))
ASIAN KUNG-FU GENERATION


Remake dari album kelima mereka sendiri di tahun 2008, dengan penambahan lima lagu baru, supaya komplet mewakili 15 stasiun kereta jalur Enoshima Dentetsu (di kawasan resor Kamakura, prefektur Kanagawa). Konsep produksi live studio recording-nya ditinggalkan, tetapi masih kuat terasa bahwa setiap lagu dikreasikan dalam energi positif dan lepas, alhasil hampir se-enjoyable album aslinya.





5. Balcony
Penthouse


Mengamati setiap rilisan Penthouse seringkali timbul kesan musik mereka agak ambisius dan njlimet untuk sebuah band pop-groove. Namun, ambisi itu ternyata cocok ketika disajikan dalam satu keping album. Sangat enjoyable didengarkan keseluruhan justru karena dinamika, manuver, dan ragam warna musiknya, plus melodinya pada catchy.





4. replica
Vaundy


Satu paket berisi dua keping album yang bisa dibilang ultimate showcase dari Vaundy saat ini. Keping kedua berisi semua single yang dirilis ketengan sejak 2020, sehingga semua terdengar enak dan familier. Keping pertama mungkin yang bisa disebut 'album' karena rangkaiannya memiliki benang merah sound dan energi, selain juga karena lebih banyak lagu barunya. Yang pasti ini menunjukkan fase Vaundy yang sedang mengarah ke live band dan pengaruh rock/emo 2000-an, terkesan lebih koheren dari album sebelumnya, dan di saat yang sama bikin penasaran sama eksplorasi Vaundy selanjutnya.






3. THE GREATEST UNKNOWN
King Gnu


Dirilis hampir mendekati cut-off kalender senarai gw yang biasanya (pekan terakhir bulan November), gw nggak tahan untuk segera menyimpan album major ketiga King Gnu ini di senarai tahunan, saking impresifnya. Band rock besutan Daiki Tsuneta ini merancang album sedemikian rupa sehingga punya pengalaman berbeda dari sekadar menderetkan single yang sudah dirilis. Sejumlah lagu hit mereka dalam 3 tahun belakangan direkam ulang ataupun diaransemen ulang dengan hasil jauh berbeda, direkatkan oleh beberapa interlude, alhasil jadi satu rangkaian yang utuh tak terputus. Karya yang masih menunjukkan, di antara band Jepang saat ini yang gemar berpetualang dengan bunyi-bunyian, King Gnu masih yang terdepan dan tergenah hasilnya.





2. NewJeans 2nd EP 'Get Up'
NewJeans


Mini album dari grup K-Pop fenomenal yang super ringkas dan super kilat, somehow bisa durable saat diputar berulang-ulang. Setiap track punya karakter masing-masing sembari masih membawa unsur retro milenium (?) yang jadi pesona NewJeans sejak awal muncul. Ketika banyak produser musik punya kecenderungan menyolatip semua bunyi-bunyian berbeda menjadi satu lagu, gw lega di sini tetap dipecah jadi lima lagu masing-masing =P. Rilisan ini semacam memantapkan trajektori mereka sebagai grup yang tidak hanya konsen di performa panggung, tetapi penggarapan musiknya juga bervisi teguh.









1. Paint Like a Child
Hata Motohiro



Imej Hata Motohiro sebagai singer-songwriter pop bergitar akustik sangatlah kuat. Sekalipun upaya untuk mencoba eksplorasi bunyi yang berbeda beberapa kali dilakukan, gw sendiri merasa Hata yang terbaik adalah yang back to basics. Baru ketika gw mendengarkan album ketujuhnya ini, gw bisa melupakan sejenak gaya Hata yang biasanya. Sepertinya ini album pertama yang musiknya nyaris nggak berwarna akustikan, sebagai gantinya hadir lebih banyak pemakaian gitar elektrik, synthesizer, keys, dan pengetuk digital. Ada kesan industrial dan pop rock retro 1980an tetapi masih laid-back, dewasa, dan yang agak nggak disangka-sangka, fun. Berasa banget materi album ini dihimpun dengan konsep yang clear, dieksekusi dengan saksama, sehingga jadi kulminasi dan realisasi terbaik dari niatan Hata dalam mempersembahkan sound yang nggak itu-itu aja. Segar.



*Semua album di atas bisa didapat di aplikasi-aplikasi layanan streaming musik kesayangan Anda.


Komentar