My Movie Picks of February 2023

Februari selalu jadi bulan yang singkat, tapi bukan berarti persediaan tontonan jadi menipis. Dengan beragamnya platform tontonan yang ada, cukup banyak pilihan yang bisa ditilik...ya tapi tentu saja nggak semua bisa meninggalkan kesan oke hehe. Jujur frekuensi gw menonton film di Februari kemarin masih belum pulih benar, namun di saat yang sama gw bersyukur sekali masih bisa nemu lebih dari satu judul yang memang bisa memberi kesan positif di hati.






1. The First Slam Dunk
(2022 - Toei)
dir. Takehiko Inoue
Cast: Shugo Nakamura, Subaru Kimura, Jun Kasama, Shin'ichiro Kamio, Kenta Miyake, Maaya Sakamoto, Ryota Iwasaki, Chikahiro Kobayashi, Masafumi Kobatake, Ken'ichiro Matsuda, Asami Seto, Katsuhisa Houki


Sang pengarang manga Slam Dunk, Takehiko Inoue turun langsung menggarap feature film ini, dan dampaknya lebih dari sekadar kemiripan desain karakter dengan komiknya. Film ini adalah bentuk eksplorasi cara bertutur yang lain dari aslinya; berbeda namun tetap otentik. Hanya menggunakan satu pertandingan bola basket sebagai pentasnya, film ini merangkum karakterisasi dan emosinya secara utuh, sehingga mudah diresapi sekalipun yang nonton tak familier dengan komik/animenya dulu. Belum lagi pemanfaatan aneka teknik animasi yang mulus dan tepat guna mewadahi minat besar Inoue terhadap gambar bentuk, ekspresi, dan gestur yang realis, sehingga terjadilah sebuah karya cerita animasi yang indah, seru, imersif, tuntas, dan melampaui pakem anime biasanya.

My score: 8/10






2. All Quiet on the Western Front
(2022 - Netflix/24 Bilder Filmagentur)
dir. Edward Berger
Cast: Felix Kammerer, Albrecht Schuch, Aaron Hilmer, Moritz Klaus, Adrian Grünewald, Edin Hasanovic, Daniel Brühl, Thibault de Montalembert, Devid Striesow, Andreas Döhler, Sebastian Hülk 


Adaptasi kesekian dari novel Erich Maria Remarque, kali ini dibuat dalam bahasa asli. Bertumpu pada perjalanan seorang pemuda terpelajar Jerman di garis depan selama Perang Dunia I, film ini mampu menyajikan atmosfer perang yang keras nan lusuh, sekaligus hopelessness karena segala jerih sang protagonis seakan tak kunjung berujung. Di luar performa akting dan desain produksi audio visual yang nyaris tak bercela, sebenarnya substansi film ini tidak banyak yang baru, yakni melanjutkan pesan bahwasanya perang harusnya tak lagi punya tempat di bumi ini. Namun, yang terpenting pesan tersebut bisa tersampaikan dengan rapi dan jelas tanpa banyak ceramah.

My score: 7,5/10




Komentar