My Movie Picks of June 2022

Hey yo bulan Juni kemarin rupanya gw berhasil mendorong diri untuk menonton lebih banyak film. Yah 'lebih banyak'-nya juga masih bisa dihitung dengan jari sih =P, tapi yang bikin cukup semangat adalah film-film yang berhasil gw tonton kebanyakan meninggalkan kesan baik, sehingga isi senarai kali ini bisa balik lagi ke jumlah rata-rata. Yuklah digulir ke bawah.




1. Elvis
(2022 - Warner Bros.)
dir. Baz Luhrmann
Cast: Austin Butler, Tom Hanks, Olivia DeJonge, Richard Roxburgh, Helen Thomson, Kelvin Harrison Jr., Xavier Samuel, David Wenham, Kodi Smit-McPhee, Luke Bracey, Dacre Montgomery, Leon Ford, Anthony LaPlagia


Menurut gw ini adalah film paling Moulin Rouge! sejak Moulin Rouge! (2001)--notabene salah satu film favorit gw sepanjang masa. Film ini merayakan sang legenda Elvis Presley dengan cara sinematik eksentrik khas Luhrmann, dan hasilnya tepat seperti deskripsi tersebut. Bergerak lewat narasi sang manajer, 'Colonel' Tom Parker, isi film ini cukup lengkap dalam menginformasikan soal Elvis: latar belakang hidupnya, sumber inspirasinya, konteks sejarah, sosial, budaya, dan politiknya, hingga ke masa naik dan turun daunnya. Nggak ada yang tersembunyi atau simbolisasi apalah-apalah dalam penuturannya. Tetapi, satu hal paling utama berhasil disajikan di sini, yang cenderung sulit diejawantahkan dalam film drama biografi biasa: gairah Elvis dalam bernyanyi. Dengan presentasi audio visual yang merangsang indera, film ini memberikan simulasi sensasi dalam melihat sosok Elvis seperti pada masanya. Bukan sekadar reka ulang aksi-aksi panggung ikoniknya, tetapi juga menuturkan perjalanan-perjalanan di balik setiap performa, serta menghidupkan kembali efek dahsyat pada pemirsanya kala itu. Keberhasilan bagian-bagian tersebut nggak lepas dari penampilan sepenuh jiwa Butler sebagai Elvis, pun dengan cara penangkapan dan penyajian gegas penuh energi nan presisi yang hanya bisa dilakukan Luhrmann. Film ini memang nggak bisa diandalkan dalam hal akurasi sejarah, tetapi lewat caranya sendiri mengingatkan dan menyiarkan kembali tentang seberapa besarnya sang Elvis itu.

My score: 8/10




2. Ngeri-Ngeri Sedap
(2022 - Imajinari/Visionari Film Fund)
dir. Bene Dion Rajagukguk
Cast: Arswendi Beningswara Nasution, Tika Panggabean, Boris Bokir, Gita Bhebhita, Lolox, Indra Jegel, Rita Matu Mona, Paulus Simangunsong, Indah Permatasari, Pritt Timothy


Premis sesederhana orang tua ingin anak-anaknya pulang dari rantau untuk sebuah acara bisa dibuat begitu kaya dengan sematan budaya yang spesifik, dalam hal ini budaya Batak di wilayah Danau Toba. Bukan hanya latar atau ornamen, namun adat dan kebiasaan itulah yang menjadi penghantar penting dari konflik ceritanya, bagaimana itu memengaruhi pandangan serta perlakuan terhadap sesama anggota keluarga--walau kemudian digugat lagi oleh si pencerita: karena mau mengikuti adat atau justru adat dijadikan alasan untuk membenarkan ego pribadi (Note: adat dan budaya itu bukan cuma soal upacara ya gaes). Secara teknis gw salut sekali dengan integrasi sempurna antara cerita dan 'unsur-unsur ekstrinsik'-nya, serta antara drama dan komedinya, mereka bukan bagian terpisah yang kemudian ditempel-tempel. Namun, hal yang lebih kuat gw rasakan adalah ketulusan yang nyata terkandung dalam keseluruhan penyajiannya, sehingga sekalipun presentasinya terkadang masih terkesan teatrikal, gw turut merasakan bahwa isu-isu yang diresahkan oleh penuturnya memang nyata nggak dibikin-bikin, lalu berusaha mencari cara untuk mendamaikannya. Jujur...ini salah satu dari sedikit film--sangat sedikit--yang membuat gw menitikkan air mata betulan.

My score: 8/10




3. Everything Everywhere All At Once
(2022 - A24)
dir. Daniel Kwan, Daniel Scheinert
Cast: Michelle Yeoh, Ke Huy Quan, Jamie Lee Curtis, Stephanie Hsu, James Hong, Tallie Medel, Jenny Slate, Harry Shum Jr.


Film ini menampilkan imajinasi nyaris tak terbendung lewat kata kunci 'multiverse', sebuah konsep ketika setiap kemungkinan di dunia ini jadi kenyataan di semesta masing-masing. Namun, yang agak lebih gila lagi adalah pilihan kreator film ini dalam membuat skala cerita yang sebenarnya cukup kecil, yaitu lingkup keluarga--dan lingkup kantor pajak =). Segala macam perpindahan semesta yang terjadi di sepanjang film nggak cuma jadi ajang pamer kreativitas filmmaking semata. Seru-seru sih konsepny, tetapi semua ditarik kembali ke benang merah bahwa yang bermasalah di sini bukan soal multiverse-nya, melainkan soal hubungan antara istri dan suami, orang tua dan anak. Alhasil, ketika adegan serta semesta yang ditampilkan terkesan random nan absurd dan seringkali kocak, film ini pun nggak lupa untuk memberikan sisi manusiawi yang menjadi perekatnya.

My score: 7,5/10




4. Broker
(2022 - CJ Entertainment)
dir. Hirokazu Kore'eda
Cast: Song Kang-Ho, Gang Dong-Won, Lee Ji-Eun, Doona Bae, Lee Joo-Young, Im Seung-Soo


Kore'eda setahu gw bergaya tutur khas yang realistis nan kalem tapi juga dark, tapi gw seperti merasakan lebih ada optimisme di Broker, film pertama beliau yang dibuat seluruhnya di Korea. Set-up ceritanya memang cukup gelap, utamanya isu buang bayi, merembet ke isu yatim piatu, aborsi, hingga trafficking. Akan tetapi, film ini nggak mengisahkan isu, melainkan mengisahkan orang-orang di dalamnya, dan lewat angle tersebut film ini mengulurkan koneksi dengan penonton. Semua karakter di sini abu-abu namun ditampilkan saat mereka 'menjadi manusia', bukan saat mereka disimplikasi oleh cap amoral dan kriminal--atau sebaliknya dianggap paling benar hanya karena berada di institusi hukum resmi. Gambaran tadi mungkin bisa mewakili film Kore'eda yang lain semisal Shoplifters (2018), tetapi seperti gw singgung tadi, ada kecondongan ke arah optimisme dalam ceritanya, kayak memberi peluang bagi yang 'abu-abu' tadi jadi lebih ke arah positif ketimbang depresif. Ini jelas sebuah penyegaran, terutama buat gw yang dulu pernah nonton Nobody Knows (2004) =p.

My score: 7,5/10




Komentar