Year-End Note: My Top 10 Albums of 2021


Bagi yang hobi menikmati musik, kemudahan akses dan banyaknya waktu sudah nggak bisa jadi alasan untuk nggak meluangkan waktu untuk dengerin album rekaman. Dari yang biasanya bolak-balik toko kaset ngecek stok keping album artis x atau y udah datang atau belum, sekarang pas tanggal rilisnya jam 00:00 teng juga udah bisa langsung dengerin tanpa harus jalan ke toko. Tahun 2021 ini gw juga berusaha mendengarkan beberapa album, dari yang artisnya gw udah kenal maupun coba-coba yang baru, dan hasilnya gw mendapatkan 10 album yang paling gw nikmati bahkan jadinya paling sering gw putar dalam kurun setahun ini. Berikut senarainya.



MY TOP 10 ALBUMS OF 2021



10. Bedroom Revelations
THE CHARM PARK


Charm--nama pena musisi kelahiran Korea besar di Amerika yang kini berkarier di Jepang--lumayan meng-stripped-down musik yang ia bawakan di album ini, dengan dominasi mostly dentingan gitar akustik serta irama yang kalem, nyerempet ke folk walau lagunya tetap pop. Bagusnya sih kalemnya tuh tetap pada sisi bright ketimbang sendu, plus vokalnya Charm yang empuk bikin adem banget. Mungkin agak sedikit tersugesti sama judulnya, 10 track yang separuh berbahasa Jepang dan separuh lagi Inggris (dan dua lagu instrumental) di album ini emang cocok didengarkan kalau lagi butuh kesantaian banget. 




9. RAYA
MALIQ & D'Essentials


Selain konsisten berkarya, MALIQ & D'Essentials juga konsisten bikin lagu-lagu yang enak. Dalam mini-album ini, mereka memasukkan enam track terbaru yang kali ini terbilang punya benang merah cukup jelas. Kisah-kisah yang dituturkan semuanya tentang cinta ber-vibe positif dan menyejukkan, dan semuanya disajikan dalam irama pop laid-back dengan groove dan sentuhan funk khas band ini, nggak pernah gagal buat gw.




8. 音楽 (MUSIC)
Tokyo Jihen (Tokyo Incidents)


Full-length album pertama Tokyo Jihen sejak sempet stop sebagai band di tahun 2012 dan reuni lagi di tahun 2020. Bagi penggemar lama, jelas ada sisi kerinduan yang dipuaskan di album ini, toh kegilaan mereka dalam membuat musik tanpa partitur dan nyaris tanpa struktur masih jadi roh dalam tiap-tiap lagu yang disajikan. Genre campur rock dan jazz dan groove dan funk dan bahkan hiphop juga bisa ditemukan di sini. Sedikit perbedaannya adalah, dan mungkin ini cara yang aneh kalau mendeskripsikan band ini, pembawaan lagu-lagu di album ini lebih composed, nggak serba ngegas, dan rather sangat mudah dinikmati sejak pendengaran pertama. Welcome back.




7. Van Weezer
Weezer


Bocoran: meski judul dan sampul albumnya kayak gitu, lagu-lagu di dalamnya nggak terlalu berat ke gaya classic rock 1980-an. Dalam pendengaran gw, album ini justru (masih) menampilkan musik power-pop yang cenderung cerah ala Weezer, hanya saja memang ada bagian-bagian semacam homage atau terpengaruh pada style lagu-lagu hits masa itu, serta mungkin ada beberapa lirik yang temanya agak dark tanpa harus jadi kasar. Apa pun itu, output dalam album ini adalah lagu demi lagu yang well-composed dan enjoyable, tetap ada rasa dan energi rock, tanpa kehilangan identitas Weezer-nya.




6. SEE YOU SOMEDAY
Rendy Pandugo


Mungkin kita masih dibuat menanti seperti apa kalau Rendy bikin lebih banyak karya di luar bahasa Inggris--ya nggak harus sih, namun mini-album terbarunya ini sudah dengan sangat baik merepresentasikan kematangannya kini, entah itu sebagai vokalis, penggubah melodi, penulis lirik, maupun dalam memilih sound yang mau dibawakan. Enam track berbasis pop-rock pengisi album ini sangat solid, mengalir dan mudah dinikmati dengan berbagai variasi irama, tema, dan mood. Kelas.




5. SOUR
Olivia Rodrigo


Nggak jauh dari kesan yang timbul dari judulnya, lagu-lagu di album ini 90 persen isinya mara-mara soal mantan pacar dan aneka kegelisahan seputar itu. Yah, namanya anak muda. Akan tetapi di luar rangkaian lirik yang straightforward, album ini jelas punya visi dalam hal musik dan bunyi. Bisa ditemukan berbagai referensi terhadap lagu-lagu hits era-era lampau dimasukkan dalam album ini--dari yang pop-punk sampai ke ballad soul, namun bisa diperhatikan bahwa komposisinya juga mencerminkan gaya kontemporer, yang dramatis tapi nggak terlalu berat. Vokal berbobot dek Oliv juga mantep sih.




4. あなたになりたかった (Anata ni naritakatta)
Ken Hirai


Malang melintang di dunia musik selama 25 tahun, oom Ken selalu takes his time dalam merilis karya, dan mungkin itu sebabnya setiap mengeluarkan album orisinal nggak pernah sampai jelek banget hasilnya. Bagian besar album ini masih berlirik soal asmara, dan masih mayoritas berupa ballad bercorak pop-soul-R&B, namun oom Ken masih mau eksplor sound baru yang bisa ia bawakan--misalnya efek dan instrumen digital, supaya nggak stuck di era yang lama terus. Untungnya dalam beberapa lagu di album ini, pilihan itu terbilang berhasil dan tetap mencerminkan karakter dirinya, sehingga album ini pun sekali lagi punya warna yang selalu menarik.




3. 30
Adele


Adele belum sepenuhnya lepas jadi jagoan galau, bahkan di album keempatnya ini liriknya terbilang lebih lugas dari sebelumnya. Namun, bisa terdengar juga bahwa kegundahan hatinya di sini punya topik dan treatment yang agak beda. Secara gamblang Adele ingin menuangkan resah dan bingungnya dia dalam, antara lain, hubungan yang gagal, menjadi seorang ibu baru, hingga refleksi mengenai apa arti cinta yang sesungguhnya. Mungkin itu juga yang berpengaruh pada warna musik yang dibawakan kali ini sangat lyric-driven dengan musik minimalis, mungkin hanya 3-4 lagu yang bisa dianggap "lagu pop". Keseluruhannya, iya masih banyak lagu galau, tetapi jadi lebih mature dan introspektif. Salut.




2. An Evening with Silk Sonic
Silk Sonic (Bruno Mars, Anderson .Paak)


Kolaborasi epik Bruno Mars dan Anderson .Paak merayakan gaya musik soul-R&B 60-70an, dikemas dalam sebuah album yang ringkas namun mencakup semua yang mereka ingin capai. Selain aneka musik lawas yang dihidupkan kembali di tiap track, pengurutan lagunya pun dibuat seolah ada babak cerita, yang dibawakan dengan kepiawaian serta playfulness dalam bermusik dan bernyanyi. Pas lagunya manis ya maniiis banget, pas lagunya sedih ya nelangsaaa banget, pas lagu marah kok ya nyelekitt banget. Albumnya hanya sembilan track, nggak terlalu panjang, tetapi mendengarkannya secara utuh selalu jadi setengah jam yang menyenangkan.






1. Tutur Batin
Yura Yunita


Album ketiga Yura ini punya paket lengkap yang sangat gw suka dari sebuah karya produksi album. Lagu-lagunya penuh notasi sedap didengar, liriknya komunikatif, dan tentunya keluaran vokal Yura yang masih apik, berkarakter, dan tekontrol. Ragam komposisi musiknya pun menarik dari satu track ke track lainnya, menunjukkan Yura memang sudah pada tahap matang dan megang banget dengan musik seperti apa yang mau ia bawakan. Masih dengan basis pop dan soul, di sini Yura juga merambah warna funk, electronic dance, agak classical, bahkan ada lagu yang sepenuhnya berlirik bahasa Sunda, namun semuanya dibuat seiras dengan artistry Yura. Faktor-faktor itu menjadikannya album 11 tracks yang solid dan mengalir lancar tanpa perlawanan, serta nagih untuk diputar ulang. 






Komentar