My Movie Picks of August 2021

Yo, ketemu lagi, Tenang, kegiatan nonton di bulan Agustus lumayan lancar...cuma nulis postingan blog-nya yang kurang lancar, hehehe. Gw lagi-lagi ingin menyalahkan masih tutupnya bioskop bikin segala macam kegiatan berhubungan dengan nonton film jadi nggak semangat, tapi namanya males mah males aja kali ya. Mohon maaf sebesar-besarnya. Anyway, lumayan juga bulan kemarin gw menemukan film-film berkesan dengan tipe berbeda-beda, dari platform streaming berbeda-beda pula. Monggo dicek di bawah hasilnya..



1. Inside Llewyn Davis
(2013 - StudioCanal/CBS Films)
dir. Ethan Coen & Joel Coen
Cast: Oscar Isaac, Carey Mulligan, Justin Timberlake, John Goodman, Garrett Hedlund, Adam Driver, F. Murray Abraham, Stark Sands, Ethan Phillips, Robin Bartlett, Max Casella, Jeanine Serralles


Gw selalu ada cocok-nggak-cocok tiap menyaksikan film karya Coen bros. Hampir semua bisa dikategorikan 'aneh', tapi ada aja yang bisa mulus gw nikmati. Film yang ini mempersembahkan atmosfer sendu tapi jenaka dalam mengantar petualangan seorang musisi folk di AS untuk bisa survive setelah grupnya 'bubar'. Ini film bisa dibilang hampir nggak ada plot yang pasti, titik tujuan ceritanya tuh nggak disodorkan. Namun, sinergi akting, pengadeganan, tata visual, serta musik yang ditampilkan mampu membuat gw larut dalam kekalutan hidup si tokoh utama dan berbagai peristiwa yang dialaminya, bertemu dengan orang-orang antik dan silih berganti mendapat keberuntungan dan kesialan, tanpa merasa bosan ataupun terganggu saking anehnya. Kayak ada daya tersembunyi yang bikin terpikat untuk ngikutin terus kisahnya, dan bikin nyaman sambil tertawa tipis-tipis. Musiknya punya power di sini.

My score: 8/10




2. The Favourite
(2018 - Fox Searchlight/Film4/Waypoint Pictures)
dir. Yorgos Lanthimos
Cast: Olivia Colman, Emma Stone, Rachel Weisz, Nicholas Hoult, Joe Alwyn, Mark Gatiss



Sebuah drama perebutan kekuasaan di lingkungan kerajaan, kali ini dengan latar periode tahta Ratu Anne di Inggris abad ke-18. Menariknya, ketimbang menjadi sebuah drama dalam kemasan standar tata krama dan kostum indah (yang ini masih ada sih), film ini menyajikan ceritanya dengan pembawaan yang quirky dan penuturannya bercorak dark comedy. Hasilnya, sekalipun kisahnya berfokus pada dua perempuan warga istana berlomba meraih perhatian dari dan kontrol atas sang Ratu yang sakit-sakitan, pun tanpa ada peristiwa berdarah yang gimana banget, film ini sanggup menggigit lewat dialog-dialog pedas dan tata adegan yang lumayan eksentrik, dan tentu saja disempurnakan lewat akting powerhouse dari Colman, Weisz, dan Stone.

My score: 8/10




3. Vivo
(2021 - Columbia/Sony Pictures Animation/Netflix)
dir. Kirk DeMicco
Cast: Lin-Manuel Miranda, Zoe Saldana, Ynairaly Simo, Juan de Marcos Gonzalez, Bryan Tyree Henry, Michael Rooker, Nicole Byer, Katie Lowes, Olivia Trujillo, Lidya Jewett, Gloria Estefan


Film animasi musikal ini hendak memperkenalkan asyiknya musik khas kepulauan Karibia lewat kisah petualangan komedi keluarga. Seekor kinkajou jago bermusik hendak memenuhi keinginan rekan duetnya, seorang kakek musisi Kuba yang kemudian meninggal dunia, untuk menyerahkan partitur lagu ciptaannya pada seseorang yang dicintai di Florida, AS. Plotnya mungkin nggak revolusioner, tapi unsur yang gw sebutkan di awal sanggup memberi warna yang unik, ditambah lagi dengan masuknya tokoh anak-anak pecicilan di Florida yang kocak. Gabungan semuanya menciptakan sajian yang menyenangkan, menyegarkan, dan at times menyentuh hati.

My score: 7,5/10




4. Shadow
a.k.a. Yǐng
(2018 - Tencent Pictures/Perfect Village Entertainment/Le Vision Pictures)
dir. Zhang Yimou
Cast: Deng Chao, Sun Li, Ryan Zheng, Wang Qianyuan, Hu Jun, Guan Xiaotong, Leo Wu, Wang Jingchun


Konon disadur dari salah satu bagian Romance of the Three Kingdoms, skala film ini sebenarnya cukup kecil, tentang upaya pembalasan dendam seorang panglima terhadap kerajaan sebelah dengan menggunakan seorang decoy yang menyamar jadi dirinya. Gw merasa gayanya agak mengarah ke tragedi ala Shakespeare, untungnya nggak susah diikutin, sangat tidak susah malah, karena adegan ngobrolnya panjang-panjang banget, hehe. Mungkin karena ekspektasi gw terhadap film ini udah terpakem "Zhang Yimou bikin film latar China zaman kuno pasti akbar membahana", gw agak underwhelmed bahwa adegan laganya agak irit. Namun, gw tetap mau mencatatnya di sini karena rancang visualnya nggak main-main, hanya menggunakan kostum dan properti warna hitam-putih, dan munculnya teknologi-teknologi keren yang entah beneran applicable atau nggak, film ini masih memanjakan mata (dan telinga) banget, cakep-cakep-lebaynya masih adalah.

My score: 7/10



Komentar