My Movie Picks of January 2021

Tahun baru, bulan baru, dan semoga semangat baru. Sebulan ke belakang gw mulai memotivasi diri untuk menjaga mood nonton film, entah di rumah maupun ke bioskop, baik film yang baru pertama kali ditonton maupun nonton ulang yang udah pernah, dan cukup berhasil ternyata. Semoga semangat ini berlanjut, dan sebaliknya semoga pandemi tidak berkelanjutan (Ameeennn...).

Dari antara yang gw baru tonton pertama kali, berikut beberapa judul yang berkesan.



1. I, Tonya
(2017 - Neon/30West)
dir. Craig Gillespie
Cast: Margot Robbie, Sebastian Stan, Allison Janney, Julianne Nicholson, Paul Walter Hauser, Bobby Canavale, Caitlin Carver, Bojana Novakovic

Mengangkat sosok nyata yang cukup kontroversial lewat sebuah kasus yang geblek dan menggemparkan blantika olahraga figure skating era 1990-an, jelas ini bukan biopic yang lurus-lurus saja. Film ini nggak menutupi karakteristik Tonya Harding yang keras dan "kampung"--sehingga dianggap nggak cocok dengan "keanggunan" dan "mahalnya" dunia figure skating, serta kehidupan pribadinya yang bermasalah, yang juga jadi penyebab ia terseret kasus sabotase terhadap sesama atlet, Nancy Kerrigan. Namun, di saat bersamaan film ini juga bisa menawarkan kisah seseorang yang berupaya keras mengubah jalan hidupnya meski terbentur oleh sistem dan orang-orang terdekatnya sendiri. Film ini dipresentasikan dengan gaya dark comedy yang enerjik, sehingga keseluruhan ceritanya nggak cuma enak diikuti, tetapi juga nggak memosisikan diri untuk semena-mena nge-judge tokoh-tokoh yang ditampilkan.
My score: 7,5/10




2. Richard Jewell
(2019 - Warner Bros.)
dir. Clint Eastwood
Cast: Paul Walter Hauser, Sam Rockwell, Kathy Bates, Jon Hamm, Olivia Wilde, Nina Arianda, Ian Gomez

Ada dua hal yang menurut gw menarik dari film ini. Pertama, gaya presentasi opa Eastwood yang nggak neko-neko, nggak banyak gaya, tetapi karena pilihan casting-nya juga jagoan, maka setiap rasa yang hendak disampaikan benar-benar bisa tersampaikan. Kedua, penulisannya. Berangkat dari peristiwa nyata sebuah pengeboman di Atlanta ketika Olimpiade 1996 sedang berlangsung, film ini menelusurinya dari sudut pandang Richard Jewell yang awalnya dianggap pahlawan tapi kemudian jadi tersangka utama, yang menyeretnya berurusan dengan aparat arogan dan media massa jumawa, serta opini masyarakat yang tak berdasar fakta. Masalahnya, sosok Jewell juga bukan malaikat yang lemah tertindas, karena niat murninya untuk melindungi masyarakat kerap diimplementasikan dalam attitude yang agak-agak, jadi kadang kesel juga sama ini orang, hehe. Karakter-karakter dan jalinan plot yang dinamis itulah yang menurut gw membuat gaya "datar" opa Eastwood di sini tetap bisa mengena.
My score: 7,5/10




3. Mudik
(2020 - Relate Films/Lifelike Pictures)
dir. Adriyanto Dewo
Cast: Putri Ayudya, Ibnu Jamil, Asmara Abigail, Yoga Pratama, Ayda Nandara Ochtavia


Film ini mempersembahkan worst nightmare para pemudik dengan kendaraan pribadi kali ya. Capek, lama, gelap-gelapan, lalu di tengah jalan terlibat kecelakaan yang memakan korban, dan dituntut untuk bertanggung jawab sebelum bisa lanjut jalan. Belum lagi harus bersama seseorang seperjalanan yang sedang nggak akur bahkan sebelum berangkat. Perangkaian kejadian dan masalah yang dialami tiap-tiap karakter di sini terbilang berhasil menjadikan film ini cukup tak terduga arahnya, malah kadang bikin was-was apakah kejadian buruk akan kembali menimpa mereka. Tanpa harus serba dramatis, film ini mampu memunculkan letupan-letupan emosi di beberapa tempat, dan ini terutama diusung oleh akting para pemeran yang rata bagusnya. 
My score: 7,5/10




4. One Night in Miami...
(2020 - Amazon Studios)
dir. Regina King
Cast: Kingsley Ben-Adir, Eli Goree, Aldis Hodge, Leslie Odom Jr., Lance Reddick, Christian Magby, Joaquina Kalukango, Nicolette Robinson, Beau Bridges


Lewat imajinasi para kreatornya, film ini mengumpulkan empat sosok African-American fenomenal, petinju Muhammad Ali, aktivis muslim Malcolm X, penyanyi tenar Sam Cooke, serta olahragawan/bintang laga Jim Brown, dalam sebuah diskusi satu malam mengenai hidup, cita, prinsip, dan perjuangan mereka. Topiknya mungkin agak berat, membahas apa yang sudah mereka lakukan, dengan nama besar mereka saat itu, terhadap kaum kulit hitam AS yang tak kunjung luput dari diskriminasi. Namun, lewat pengarahan dan performa pemain yang kompak, film ini mampu menujukkan daya tarik dari setiap percakapan serta kepribadian keempat tokoh ini, serta poin-poin yang ternyata masih relevan hingga saat ini. Menariknya lagi, film ini juga punya cukup waktu dalam memberi gambaran konteks sejarah dari tokoh-tokohnya, sehingga bagi yang sebelumnya kurang familier dengan mereka (seperti gw) masih bisa tetap menangkap garis besarnya, dan memahami mengapa keempat nama ini menjadi legenda.
My score: 7,5/10 




5. Jallikattu
(2019 - Friday Film House/XYZ Films)
dir. Lilo Jose Pellissery
Cast: Antony Varghese, Chemban Vinod Jose, Santhy Balachandran, Sabumon Abdusamad, Jaffar Idukki, Tinu Pappachan, Thomman Kunju, Prasanth


Kali pertama gw nonton film India berbahasa Malayalam dan ketemunya langsung yang unik banget. Penuturannya awalnya agak "penuh", karena berkisah tentang satu kampung, tokohnya pun semua penduduk kampung--nggak sih, paling 10-an orang yang disorot, dan mereka harus menemukan cara untuk mengatasi berkeliarannya seekor kerbau yang kabur saat akan disembelih. Film ini kemudian berjalan sebagai action lokal, keseruan mengejar-dikejar kerbau di penjuru desa oleh ratusan orang bersarung, yang pada perjalanannya juga menyinggung persoalan hukum (polisi nggak boleh bunuh kerbau), tradisi, ekonomi, dendam pribadi, hingga kemunculan human nature di tengah krisis. Iya, ini action lho, dan pengejaran on foot keliling kampung dari siang hingga malam rupanya nggak kalah seru dengan trek-trekan mobil dan perang-perangan berpeluru, apalagi ditangkap oleh teknik sinematografi yang luar biasa dinamis nan presisi. 
My score: 7,5/10




Komentar