My Top 30 J-Pop Songs of the 2010s (from 2010 to 2019)

Begitu masuk ke tahun 2020, hasrat dan gejolak untuk membuat konten berkerangkapikiran "of the decade" tentu membuncah. Maka, setelah menimbang-nimbang, dan dianugerahi oleh waktu luang yang cukup banyak di masa pandemi, gw akan mencoba menyusun senarai-senarai dari dekade 2010-2019, dan akan gw mulai dari salah satu yang gw sangat passionate about, Japanese Pop Music \o/.

Nah, membuat senarai musik dari dekade yang baru saja lewat sebenarnya memunculkan sedikit problema. Yang muncul dari 6-10 tahun yang lalu tentu sudah lebih teruji waktu, sementara yang baru nongol di 1-2 tahun terakhir terkadang masuk karena masih berasa hangat-hangatnya, padahal belum tentu holding up well ke depannya. Nggak usah itu, dari senarai yang gw bikin tiap akhir tahun saja urutan entrinya bisa bergeser/bertukar ketika gw revisit lagi beberapa waktu setelahnya, hehe. 

Menyadari itu, gw jadi lebih pelan dalam menyusun senarai yang ini, dengan harapan nggak akan menyesal-menyesal amat kalau dilihat lagi di tahun-tahun mendatang. Definisi "top" di sini pada dasarnya masih sama dengan senarai-senarai serupa yang gw buat sebelumnya, yaitu lagu-lagu yang gw suka, masih suka, dan diurutkan berdasarkan yang gw paling suka. Prasyarat setiap entri juga masih coba gw pertahankan: 

- produksi rekaman Jepang yang dirilis resmi dari tahun 2010 sampai 2019; 
- satu lagu per satu artis/unit (kalau ada satu artis gw suka lagunya lebih, terpaksa pilih satu saja); dan 
- bukan lagu cover ataupun re-record, apalagi terjemahan.

Hanya saja, kali ini gw memberi "ruang psikologis" bagi gw sendiri =P bahwa ada kemungkinan suatu hari senarai ini berubah, entah itu terkait "usia" tadi, atau pun gw telat discover. Makanya jumlahnya untuk saat ini nggak terlalu banyak, tadinya ambisius mau sampai 50 bahkan kalau bisa 100, tapi akhirnya harga pas di 30 entri saja.

Sebelumnya gw juga nuwun sewu dulu apabila saat ini ada banyak sekali lagu atau artis Jepang lainnya yang pernah/sedang populer banget di luar sana, yang tidak/belum masuk dalam senarai ini. Karena...namanya juga senarai buatan sendiri ya tentu akan gw penuhi dengan kesukaan pribadi lah ya ^^'. 

That being said, silakan dan jangan sungkan-sungkan untuk mencantumkan lagu-lagu Jepang lain kesukaan kalian dari era 2010-2019 di kolom komentar ya.



*Special Mentions*
*Lagu-lagu kece yang sempat dipertimbangkan masuk senarai tetapi belum sampai ke 30 besar. Sementara urutannya sesuai abjad.



[special mention] "Re:pray" (2011) - Aimer




[special mention] "Tada soko ni aru" (2019) - LEGO BIG MORL
(Japanese title: ただそこにある)


[special mention] "Theme" (2016) - Seiya Matsumuro


 


[special mention] "Tokyo Flash" (2019) - Vaundy
(Japanese title: 
東京フラッシュ)




**PLUS ada satu lagu heeiitttsss yang dengan sangat terpaksa nggak masuk karena ada lagu lain dari artis ini (pastinya) yang sudah gw pilih di dalam senarai.


[special mention] "Himawari no yakusoku" (2014) - Hata Motohiro
(Japanese title: ひまわりの約束)





Oke mari lanjut.......!!




MY TOP 30 J-POP SONGS OF THE 2010s





30. "YMM" (2015) - Suchmos

Rilisan terawal dari band asal Yokohama ini, mereka memperkenalkan diri membawa warna gabungan funk dan hiphop lewat lagu yang groovy. Liriknya nggak panjang dan cuma berisi dua bait verse dan satu macam chorus (bagian bahasa Inggrisnya agak kurang make sense sih =)), sisanya diisi scat oleh si vokalis YONCE yang suaranya asyik. Sepanjang lagu telinga bakal dimanjakan dengan irama yang chill mewadahi permainan instrumen yang juga menarik.







29. "Endless" (2011) - sakanaction
(Japanese title: エンドレス)

Dikenal dengan band yang "sangat alternatif" kalau nggak mau disebut eksperimental, gw sangat kecantol dengan lagu sakanaction yang ini. Melodinya sangat pop bahkan mellow, tetapi di lagu ini ditunjukkan progresi musik mereka yang literally progressing di setiap segmen. Awalnya terkesan hanya medium rock yang kalem dengan dominasi bunyi piano, namun tiba-tiba belok jadi disko house, eh terakhir malah jadi rave. Any remix would be irrelevant.






28. "Shiawase no arika" (2015) - LOCAL CONNECT
(Japanese title: 幸せのありか)

Meski sudah mencoba mendengar lagu-lagu band asal Kyoto ini yang lebih baru, gw selalu balik lagi ke lagu yang masuk di mini album terawal mereka ini. Lagu ini mungkin nggak mewakili keseluruhan style mereka yang cenderung lebih upbeat, namun gw merasa kelebihan mereka masih paling terlihat di lagu rock ballad ini. Melodinya mellow, dibawakan oleh ganda vokal bersuara sama bagus, serta ditemani musik dominan petikan gitar elektrik yang mengangkat kesan emosional nan syahdu.

tie-up: TV animation series My Love Story!!/Ore Monogatari!! (ending theme)






27. "Saigo no Piece feat. Che'Nelle & Beverly" (2019) - SPICY CHOCOLATE
(Japanese title: 最後のPiece feat. シェネル & Beverly)

Menemukan lagu ini secara random di Spotify, belakangan malah jadi salah satu lagu yang paling sering gw putar kalau ingin membangun suasana santai. Seperti meminjam bunyi-bunyi R&B Amerika era kejayaan Ne-Yo (specifically bagian awalnya yang gampang dikira 'to the left, to the left' =)), lagu ini mampu memberi percik kesegaran tidak hanya dari melodi dan iramanya yang enak sekali, tetapi juga dari kemantapan vokal dari dua penyanyi lintas negara: Che'Nelle dari Malaysia-Australia dan Beverly dari Filipina.






26. "Maybe" (2016) - Brian the Sun

Meskipun kelihatannya band ini mengusung musik rock, lagu yang ini justru memperlihatkan sisi yang nggak kalah asyik dari mereka saat bermain laid back. Hasil yang didapat adalah sebuah lagu yang catchy dan kalem, banyak hentakan namun begitu halus dan terkontrol. Pilihan chord yang tak selalu lempeng, mungkin agak terinspirasi band-band rock 60-an, lalu permainan instrumen yang menunjukkan kepedulian terhadap melodi sebagai titik berat, membungkus lagu yang liriknya agak pasrah ini menjadi terdengar lebih dinamis.

tie-up: TV animation series Sweetness & Lightning/Ama-ama to Inazuma (ending theme)







25. "Answer And Answer" (2013) - 9mm Parabellum Bullet

Apabila segala energi yang biasa dipakai untuk memunculkan angst dalam musik cadas dialihkan pada lirik yang memotivasi positif tapi musiknya tetap cadas, lagu ini adalah salah satu contoh terbaiknya. 9mm Parabellum Bullet masih mengedepankan spesialisasi mereka membuat harmoni dalam distorsi gitar-gitar elektrik dan hentakan sangat kencang, kali ini dimantapkan oleh double bass pedal pada drumnya. Dalam lagu ini mereka juga menunjukkan progresi yang memberi efek dramatis, sehingga nggak cuma buat jingkrak-jingkrak, tetapi ada journey di dalamnya.






24. "Tokyo" (2014) - wacci
(Japanese title: 東京)

Ini adalah lagu ballad J-Pop banget, bisa disinyalir dari pergeseran aransemennya dari sisi yang lebih hening dengan hanya beberapa instrumen di awal, perlahan ke sisi yang makin dramatis komplet dengan string section. Biar begitu, gw nggak pernah menolak untuk menyukai lagu macam ini. Apalagi "Tokyo" dikuatkan oleh vokal Yohei Hashiguchi yang sincere, serta lagu ini disajikan tidak terang-terangan sebagai lagu romantis, sebagiannya adalah semacam kontemplasi mereka yang hidup di, obviously, Tokyo, sebuah kota yang sangat besar dan ramai tapi juga bisa terasa lonely (kata lagu ini lho, bukan kata gw).

tie-up: TV drama series Inpei Sousa (theme song)






23. "Lemon" (2018) - Kenshi Yonezu

Jika ada satu artis yang paling melambangkan rise of streaming platforms di ranah J-Pop dekade 2010-an, maka Yonezu-lah orangnya. Perpaduan vokal yang clear, komposisi musik yang dinamis dan "kini", serta visualisasi stylish mampu menarik perhatian khalayak Jepang dan menjadikan namanya kerap muncul di daftar lagu/video dengan view tertinggi. Nah, gw sendiri mengambil "Lemon" sebagai favorit karena mampu meramu susunan nadanya yang cukup ambisius dari yang terendah sampai tertinggi menjadi tetap padu, serta dibungkus dalam sajian pop ballad dengan sentuhan hiphop yang sopan, sehingga rasa kehilangan yang dituturkan dalam liriknya dapat terhantarkan.

tie-up: TV drama series Unnatural (theme song)






22. "Gifts" (2018) - Superfly

Merupakan lagu terbaik sejauh ini dari Superfly sejak mbak Shiho Ochi potong rambut pendek =). Sebuah ballad motivasi dengan kemasan terinspirasi musik pop era 1970-an macam The Carpenters, yang mungkin bukan hal baru bagi solo unit ini. Namun, di sini lebih tebal lagi rasa tenderness-nya, berkat nada-nada yang dipakai nggak kelewat ngegas jangkauannya. Tembakan tinggi khas mbak Ochi masih ada, tapi kali ini terdengar lebih terkontrol dan lebih lembut sehingga lagu ini makin terasa hangatnya.







21. "Perfect Night" (2014) - I Don't Like Mondays.

Lagu ini muncul pas gw masih sering putar album-album Bruno Mars yang membangkitkan lagi style R&B, funk, dan disko Motown era lawas, makanya gw jadi gampang klik sama lagu bergaya serupa dari band berbasis Tokyo yang ternyata pernah dua kali manggung di Jakarta ini. Asyiknya adalah ketimbang hanya menyerap style musik yang sudah ada/lagi in, kentara hakikat IDLMs adalah memainkan musik yang bikin happy dan playful, dan untungnya mereka cukup bertanggung jawab dalam hal vokal dan kerapian di musiknya. Di lagu ini pun meski kental nuansa vintage-nya, lengkap dengan dukungan string section yang lincah, nggak ada kesan outdated, tetap mampu bikin joged-joged dediskoan kecil sampai kini.






20. "Time Machine" (2012) - GIRLS' GENERATION

Iya gw paham Girls' Generation atau SNSD atau (dalam bahasa Jepang) Shoujo Jidai bukan artis J-Pop, tetapi sebagaimana artis K-Pop yang laris buanget di Jepang, mereka pastinya punya original/exclusively Japanese tracks. Khusus "Time Machine" langsung menggaet perhatian gw karena menunjukkan sisi sendu yang tidak sering disematkan pada girl group supertenar ini. Dengan lirik perihal penyesalan, ada nuansa rapuh dari rangkaian melodi minornya, kemudian dikemas dalam atmosfer R&B ballad berinstrumen digital nan riuh, membuat lagu ini sekaligus memunculkan ketegaran instead of jadi cengeng.






19. "Te wo tatake" (2011) - NICO Touches the Walls
(Japanese title: 手をたたけ)

Untuk menggambarkan lagu ini, gw mungkin bisa coba-coba menjabarkan bagaimana band ini membawa warna dasar rock n roll ke dalam pembawaan power pop kontemporer yang meriah dan penuh semangat muda. Makin meriah lagi saat ditambahkan string dan brass section sehingga punya lapisan yang lebih gempita. Segenap elaborasi yang dilakukan tampil bagaikan sebuah festival untuk memberi semangat pada siapa pun yang mendengarnya. Akan tetapi, yang paling utama, tentu saja gw memasukkan lagu ini jadi favorit just because it's catchy a.f.






18. "Mint" (2016) - Namie Amuro

Sebagai salah satu penyanyi solo wanita paling diidolakan di Jepang sejak 1990-an, hampir semua gaya musik yang lagi trending udah pernah dicicip sama mbak Amuro. Belakangan (sebelum memutuskan pensiun) penyanyi asal Okinawa ini pun tak berhenti membawakan lagu-lagu yang hip dan current. Namun menurut gw, "Mint" punya daya tarik yang lebih besar. Walau dasarnya masih dance-pop EDM--like many, many 2010s pop songs around the world, di sini ada seporsi gaya R&B dan percikan genjreng gitar yang nge-rock, iramanya terus diberi variasi, bahkan rangkaian nadanya bisa mendorong mbak Amuro lebih semangat dalam vokalnya.

tie-up: TV drama series My Dangerous Wife/Boku no Yabai Tsuma (ending theme)









17. "100-mankai no 'I love you'" (2011) - Rake
(Japanese title: 100万回の「I love you」)

Arti judulnya adalah "ucapan I love you satu juta kali" =D. Well, anggap saja ini lagu ungkapan cinta yang sangat straightforward, dan sekali-sekali lagu-lagu macam ini memang diperlukan. Bertumpu pada permainan gitar akustik ditemani irama yang upbeat, liriknya nggak terlalu susah dipahami maksudnya, manis banget walau nggak terlampau berbunga-bunga. Namun, yang gw paling senang dari lagu ini adalah kemasan musik dan pembawaan mas Rake yang cerah gembira sekaligus terasa tulus penyampaiannya, dengan tetap ada kontrol di vokalnya yang empuk.






16. "365-nichi no kami-hikouki" (2015) - AKB48
(Japanese title: 365日の紙飛行機)

Bagi gw, di sinilah AKB48 akhirnya mengeluarkan lagu yang murni bagus karena lagunya, tanpa musti dibundel dengan aksi panggung atau konsep tarian atau siapa yang jadi center-nya (yang screentime-nya paling banyak, fyi). Lagu ini disajikan dalam kemasan musik folk-country kalem yang mudah sekali membuai dan menghangatkan hati, menjadikannya lagu AKB48 yang paling ramah ke segala kalangan. Sekalipun rangkaian nadanya kayak sederhana dan strukturnya "pop tradisional", namun bila diperhatikan ternyata lagu ini punya range notasi yang lebar dan lumayan menantang. And hey, kalau Toshi vokalisnya X Japan aja pernah nge-cover lagu ini, we know it's a legit song.

tie-up: TV drama series Sunshiny Asa/Asa ga Kita (main theme)







15. "MUSIC" (2013) - Czecho no Republic

Mungkin dari namanya udah bisa ditebak bahwa band ini akan memainkan musik rock alternatif bergaya indie Eropa (atau anggap saja begitu), dengan banyak bermain di melodi gitar dan bumbu synthesizer. "MUSIC" adalah lagu perkenalan band ini saat baru mulai di major label, dan memang sangat mewakili sound mereka di karya-karya setelahnya, namun bagi gw irama dan kesemarakan lagu ini tetap juara. Masih dengan struktur pop, ada sedikit tweak di beberapa bagiannya yang bikin makin unik, ritmenya asyik, serta pengaturan vokal cowok dan ceweknya klop sekali.

tie-up: TV drama series No Continue Kid/No-Con Kid: Bokura no Game Shi (ending theme)






14. "PLAYBACK" (2015) - JUJU

Setelah dulu lebih sukses membawakan lagu-lagu yang cenderung R&B dan pop ballad, lewat single ini mbak JUJU akhirnya bisa breakout dengan bunyi-bunyian yang sangat kontemporer. Dirancang sebagai sebuah summer anthem, kemasannya mungkin lebih mirip lagu-lagu Amerika ketimbang J-Pop, termasuk durasinya yang ringkas dan ada millennial whoop-nya segala, tetapi mungkin itulah yang bikin lagu ini stand-out. Meski musiknya cenderung light, lagu ini meletuskan atmosfer riang sejak awal hingga memuncak pada chorus yang simpel namun mudah bikin sing along dan gegoyangan.






13. "Harukaze" (2010) - D.W.Nicols
(Japanese title: 春風)

D.W.Nicols bisa dibilang band yang nggak terlalu ribet, mengusung musik pop semi-akustik yang adem-adem aja, dan lagu "Harukaze" ini juga berstruktur sederhana sekali. Namun, penyusunan nada dan penulisan yang bercerita membuat lagu ini masih terus kena setiap kali gw dengarkan. Berkisah tentang perpisahan pada masa-masa sekolah, lagu ini mampu memunculkan melankolia sekaligus kehangatan, berkat lirik, melodi, dan aransemen yang syahdu tetapi terasa optimistis.






12. "Hanataba wo kimi ni" (2016) - Utada Hikaru
(Japanese title: 花束を君に)

Era 2010-an menjadi saksi pergeseran Utada jadi nggak terlalu "aneh-aneh" lagi musiknya. Meski begitu, ada satu aspek menarik yang gw temukan di "Hanataba wo kimi ni", yaitu kontradiksi antara manis dan sedih, karena sebenarnya isi lagu ini lebih pada ucapan perpisahan pada orang yang dicinta. Kontradiksi itu juga bisa ditangkap dari penyusunan nada dan aransemennya, yang dirangkai lembut dan santai, namun sesekali bergeser minor di beberapa bagian, dan vokal lirih Utada makin menguatkan kesan yang berlapis itu. Salah satu karya Utada yang exceptional.






11. "Inori" (2013) - Hemenway
(Japanese title: 祈り)

Gw kurang ingat bagaimana bisa menemukan lagu non-single dari band berpersonel kombinasi Korean-Americans dan Jepang ini, tapi gw tahu kenapa lagu ini masih sering terputar di player gw. Tawaran nada, bunyi, dan atmosfer lagu ini mengingatkan pada pop-rock ballad 2000-an Amerika--yang bahkan di sananya juga udah nggak ada yang bikin lagi sekarang. Mengusung lirik bertema harapan dan "kamu nggak sendirian", walau nggak necessarily soal romansa, lagu ini dibungkus aransemen low-key, tiada kesan terseret-seret tapi juga nggak overdramatic, ngademin banget. Hemenway mungkin umurnya pendek dan cuma sempat keluarin satu full album, but I'm glad they were given the chance to put out this beautiful track.







And now...let's see the Top 10.





10. "Watashi igai watashi ja nai no" (2015) - Gesu no Kiwami Otome.
(Japanese title: 私以外私じゃないの)

Band ini bukan cuma namanya yang ribet, musik yang mereka hasilkan juga "ke mana-mana", entah apa genrenya, jadinya gw mentok di kesimpulan: rock alternatif berkerangka pop ada jazz-nya dan bertempo cenderung cepat. Di antara lagu-lagu mereka yang permainan instrumennya senantiasa keriting, gw menemukan lagu ini sangat mudah merasuk ke telinga, bahkan semakin didengarkan semakin terkuak kerennya. Alunan musiknya terdengar menyatu sekalipun tiap instrumen dimainkan "berlarian" masing-masing, dan setiap tiba saatnya untuk tumpah di chorus semuanya masih bisa terdengar pop yang bisa dinikmati dan dikagumi.






9. "Sun shower" (2012) - Kaela Kimura

Bunyi-bunyian akustik yang lembut di awal lagu jangan sampai mengecohkan, karena Kaela--yang lazimnya condong ke pop-rock--nggak mungkin bakal kalem-kalem banget. Benar saja, makin berjalan, satu per satu instrumen dari piano, tabuhan drum memakai brush sticks, mandolin, hingga string section secara santun meramaikan lagu tentang ungkapan bahagia ini. Dinamika lagu ini terjaga begitu cermat dan indah, baik saat kalem maupun saat tensinya menanjak. Sebuah lagu penuh energi positif yang mature sekaligus mengundang senyum merekah.






8. "SUN" (2015) - Gen Hoshino

"SUN" tampil dengan konsep yang vintage, mengambil gaya disco dan soul Motown, lengkap dengan kocokan gitar nge-funk dan kehadiran string section yang "menari-nari", lalu menginjeksinya ke dalam melodi lagu yang berkarakter Jepang banget. Isi lagunya tuh kayak soal bangun pagi, tapi diuraikan menjadi tentang menjalani hari dengan semangat dan pokoknya digoyangin aja. Dengan kemasan musik yang juga sangat cerah--dan seperti jadi pakem pada single-single Hoshino setelahnya, segala pesan dan rasa yang hendak disampaikan telah terpapar jelas di lagu ini, tinggal didengar and feel the happy vibe.

tie-up: TV drama series Crazy for Me/Kokoro ga Pokitto ne (ending theme)

Note: MV-nya di YouTube disela promo DVD  -_-. Audio versi utuhnya gw taruh sini juga ya.








7. "Soredewa, mata ashita" (2012) - ASIAN KUNG-FU GENERATION
(Japanese title: それでは、また明日; English title: Well Then, See You Again Tomorrow)

Lagu terbaik keluaran AKG di 2010-an yang juga melesat jadi salah satu di (paling tidak) lima besar terfavorit gw dari mereka keseluruhan. Tampil dalam versi lebih neat dan mature dari gaya power-pop-punk mereka awal-awal dulu, lagu ini dirakit dengan energi tinggi nan berkelas. Satu garis melodi bass yang muncul di awal dijadikan kuncian, kemudian diarahkan ke berbagai variasi yang exciting. Sementara susunan nada pada lagunya pun bagi gw paling melodis dari semua lagu uptempo yang pernah mereka bawakan, menyatu membungkus lirik yang membahas tentang--kalau istilah anak medsos sekarang--overthinking.

tie-up: animated feature film Road to Ninja: Naruto the Movie (theme song)






6. "Honto no kimochi" (2010) - Yu Takahashi
(Japanese title: ほんとのきもち)

Mungkin kalau pertama kali dengar lagu ini kesannya kok ini orang bawel banget yak, tiap baris liriknya juga panjang-panjang banget. Gw kemudian memperhatikan lagu ini seperti mengandung cerita tentang seseorang yang nggak pintar ngomong tapi lagi mau menyatakan cinta, dan ketika disuruh nulis jadinya ya seisi lirik lagu ini: didahului rentetan topik random lalu maksud utamanya baru terucap di ujung akhir. Yang bikin menarik adalah bagaimana kemasan dan pembawaan lagu ini memaksimalkan sincerity lirik tersebut. Dipilihlah aransemen rock yang mengitari gitar akustik, temasuk string section yang dramatis serta drum yang lebih sering kepakai tom daripada snare-nya, menghasilkan sebuah sajian yang terdengar grande dan mengamplifikasi sisi emosional Takahashi.

tie-up: TV drama series Q10 (ending song)






5. "Stand By You" (2018) - Official HIGE DANdism

Ini adalah lagu HIGE DAN pertama yang gw dengar, dan gw pun paham mengapa mereka jadi salah satu band paling gede di J-Pop setahunan belakangan ini. Bocil-bocil gini (tampangnya doang sih) mereka bisa meramu beragam saripati genre musik, dari R&B, soul, funk ke rock, menjadi sound pop nan asyik dan mudah dicerna. Penggabungan gaya itu sebenarnya paling menonjol di lagu ini, dengan permainan ritme dan groove yang memanjakan gendang telinga, hingga penyusunan nada dan pengaturan vokal yang menularkan hasrat untuk ikutan nyanyi. Tentu mereka sekarang punya beberapa hits yang lebih besar (pointing out "Pretender"), tapi buat gw sensasi yang dimiliki "Stand By You" masih jauh untuk bisa dikalahkan.






4. "Nonfiction" (2017) - Ken Hirai
(Japanese title: ノンフィクション)

Keraguan bahwa artis yang established sejak 1990-an seperti mas Ken mampu untuk terus relevan di ranah J-Pop, langsung terpatahkan oleh beberapa tembang berkualitas yang dihadirkan penyanyi asal Mie ini di 2010-an. Tentunya gw akan memilih satu yang paling istimewa, dan itu ada dalam "Nonfiction" yang melipir sedikit dari jalur pop-R&B, digantikan dengan gaya balada folk-rock akustik bertempo medium: hanya gitar, bass, drum, ditambah beberapa instrumen strings dan ada harmonika juga. Aransemen yang nggak "mewah" ini justru makin menonjolkan rasa dari liriknya, yang menuturkan penantian di tengah-tengah kesesakan (shout out to our great arranger-producer Seiji Kameda). Tinggi-rendah notasi yang ekstrem khas lagu-lagu bikinan mas Ken masih bisa ditemukan di sini, tetapi dalam kemasan yang agak lain inilah bisa terhantar emosinya yang biasanya mendayu-dayu menjadi lebih direct.

tie-up: TV drama series Little Giants/Chiisana Kyojin






3. "Hanataba" (2011) - back number
(Japanese title: 花束)

Saat bikin senarai ini gw sempat wondering apakah lagu sesederhana ini harus berada di peringkat setinggi ini, ataukah ini hanya karena gw denger lagu ini sejak lama semata. back number bukanlah band yang musiknya gimana banget gitu, apalagi lagu ini keluar pas mereka masih tahun pertama major debut. Dibawakan sebagai love ballad khas anak band pop-rock, liriknya berisi upaya "nembak" memakai kalimat-kalimat obrolan yang cenderung menggelitik nggak ada puitis-puitisnya. Namun, gw rasa di situlah letak ajaibnya, bahwa sesimpel apa pun penulisannya dan presentasinya, bila dibawakan dengan "jiwa" yang sungguh, maka kekuatannya bakal tetap tersiar. Jadi, selain karena melodinya yang gampang nempel dan kemasannya ringkas, mungkin nilai ketulusanlah yang terus mendorong gw untuk tetap mengingat dan tetap suka lagu ini sampai sekarang. 












2. "Hakujitsu" (2019) - King Gnu
(Japanese title: 白日)

One of THE biggest songs from Japan di pergantian dekade, setidaknya kalau melihat penghitungan di YouTube, dan gw pun tak kuasa terseret ikut jadi pengagum lagu dan band ini. Ramuan aneka genre di dalamnya seolah belum pernah terdengar sebelumnya, tapi nggak mengalienasi kuping yang terbiasa dengar musik pop macam gw ini. Entah itu rock, funk, hiphop/R&B, bahkan mungkin ada referensi jazz dan classical, menjadi satu amalgam yang sangat mengesankan, sekaligus tak mudah diduga arahnya. Sepanjang lagu kekaguman gw terus bertumpuk, mulai dari vokal tinggi Satoru Iguchi yang nyaring dan stabil, groove yang adiktif dari beat drumnya dan petikan bassnya, vokal berat Daiki Tsuneta who's also killing his guitar solo, lalu pada setiap transisi yang selalu dramatis, hingga ke penutup oleh bunyi piano dan organ yang memberi after-taste emosional. Hands down, memang ini lagu Jepang terkeren yang gw temukan dalam satu tahunan terakhir ini. Dan, jujur, satu-satunya yang menahan gw untuk taruh lagu ini di nomor satu adalah karena terlalu baru, gw perlu tahu daya tahan lagu ini ke depan--meski kayaknya tetap bakal keren sih.

tie-up: TV drama series Innocence, Fight Against False Charges/Inosensu: Enzai Bengoshi (theme song)













1. "Ai" (2010) - Hata Motohiro
(Japanese title: アイ)

Ada lagu ini di sini tentu bukan hanya karena faktor Hata adalah artis solo Jepang favorit gw. "Ai" adalah lagu yang sejak nada pertamanya mampu merasuk dan menjalar ke jiwa yang mendengarnya. 'Oh jelaslah karena ini 'kan lagu slow, soal jatuh cinta pula.' Itu betul, dan memang keromantisan yang universal menjadi faktor kuat lagu ini bisa bergaung terus. Akan tetapi, menurut gw tidak setiap saat ada sebuah lagu yang bisa menyuguhkan kelembutan, kesejukan, keakraban, keintiman, vulnerability, sekaligus keteguhan dan kejuangan seperti yang ditunjukkan oleh "Ai". Lagu ini adalah salah satu puncak kesatuan antara notasi, aransemen yang timeless, dan karakter bernyanyi Hata yang heartfelt dalam mengutarakan lirik yang penuh makna. Setelah berulang kali mendengarkan selama sedekade ini, gw yakin bahwa lagu ini nggak bakal usang sampai kapan pun didengarkan.








***EXTRA***
Selain preview per lagu di atas, gw juga sudah bikin playlist senarai ini di Spotify dan YouTube. Sayangnya masing-masing platform nggak ada yang benar-benar lengkap--lagu-lagu yang nggak ada di Spotify ada di YouTube, atau sebaliknya lagu-lagu di YouTube yang cuma cuplikan ternyata versi panjangnya ada di Spotify. Jadi kalau mau dengerin komplet terpaksa harus memakai dua aplikasi ini bergantian. Bagaimana pun, bagi yang berminat, silakan dicek di bawah ini ya.

Spotify


YouTube





Komentar