My Movie Picks of December 2018

Eehhh, hampir ketinggalan bikin daftar film favorit bulanan ^m^;;. Mohon maaf sudah membuat Anda menunggu begitu lama. Berikut adalah film-film paling berkesan yang gw tonton dalam berbagai medium dan metode selama Desember 2018 yaa...



1. Aquaman
(2018 - Warner Bros.)
dir. James Wan
Cast: Jason Momoa, Amber Heard, Patrick Wilson, Willem Dafoe, Dolph Lundgren, Yahya Abdul-Mateen II, Ludi Lin, Nicole Kidman, Temuera Robinson


Kalau mau dicari-cari sih ada aja kurangnya film ini, utamanya susunan ceritanya sudah pernah banget diangkat sama berbagai film. Tapi, gimana ya, film ini kayak ada "aura" yang berhasil bikin betah nontonnya, dan cukup bertahan ketika ditonton ulang. Kisah origin ke-superhero-an si manusia ikan yang diwarnai intrik tahta kerajaan samudera--sejalan dengan dunia film DC sekarang yang serba mythological, dari alien (Superman), dewa-dewi Yunani (Wonder Woman), dan sekarang dunia bawah laut yang orang-orangnya bisa napas dan ngomong di air. World-building-nya lancar, penuh excitement dari adegan-adegan laganya dan rancang visual yang kompleks dan keren banget--adegan-adegan bawah laut-nya juwara, plus penampilan Momoa yang bisa bikin sosok Aquaman, yang dulu sering dibilang sebagai superhero DC paling nggak guna, menjadi cool. Sebagai cinematic experience, ini adalah yang terbaik dari semesta DC sejauh ini.
My score: 7,5/10






2. Ralph Breaks the Internet
(2018 - Walt Disney)
dir. Phil Johnston, Rich Moore
Cast: John C. Reilly, Sarah Silverman, Taraji P. Henson, Gal Gadot, Alan Tudyk, Jack McBrayer, Jane Lynch, Alfred Molina, Ed O'Neill



Bagi gw Wreck-It Ralph dulu adalah salah satu contoh animasi modern terbaik Disney, di luar yang princess-princess-an. Kini muncul sekuelnya yang mencoba memperluas jangkauan meta dari kisahnya sekaligus menyambut fenomena internet yang udah jadi bagian dari kehidupan sebagian besar warga dunia (kayaknya). Sayang gw tidak sampai seterkesima waktu nonton Wreck-It Ralph dulu, biasalah, unsur surprise-nya agak berkurang. Tetapi, sekuelnya ini tetap bagus dari segi susunan cerita dan tentu saja juga teknik animasinya. Visualisasi konsep-konsep dunia internet-nya brilian dan lucu, kisah persahabatan si Ralph dan putri balap Vanellope juga mampu jadi core cerita yang baik dan menyentuh, ditambah tokoh-tokoh baru yang bisa mencuri perhatian.
My score: 8/10






3. Shoplifters
(2018 - Gaga Corporation)
dir. Hirokazu Kore'eda
Cast: Lily Franky, Sakura Ando, Mayu Matsuoka, Kairi Jyo, Miyu Sasaki, Kirin Kiki, Kengo Kora, Chizuru Ikewaki, Akira Emoto


Film ini bukan cuma merepresentasikan sudut-sudut Jepang yang lusuh dan "nggak kayak Jepang yang di TV-TV", tetapi secara universal mempertanyakan ulang pandangan tentang makna keluarga. Yang sedarah malah nggak ngurus, yang nggak sedarah justru punya ikatan kuat. Or is it? Banyak pemikiran yang bisa muncul dari film ini. Namun, di luar penataan adegan-adegannya yang mengalir anteng tapi menyita perhatian berkat performa para pemeran yang solid, dan pengungkapan-pengungkapan yang muncul kemudian, satu hal yang paling berhasil dilakukan film ini adalah membuat gw sebagai penonton juga ikut terikat pada keluarga ini. Sampai pada akhirnya disuruh memutuskan apakah mau mempertahankan ikatan itu atau tidak setelah berbagai hal telah terjadi dan terungkap.
My score: 8/10






4. Spider-Man: Into the Spider-Verse
(2018 - Columbia/Sony Pictures Animation)
dir. Bob Persichetti, Peter Ramsey, Rodney Rothman
Cast: Shameik Moore, Jake Johnson, Hailee Steinfeld, Mahershala Ali, Nicolas Cage, Kathryn Hahn, Liev Schreiber, Brian Tyree Henry, Luna Lauren Velez, John Mulaney, Kimiko Glenn, Zoe Kravitz, Lily Tomlin, Chris Pine


Dari awal kunci kisah film ini adalah pada teori bahwa dunia ada berbagai dimensi alternatif, yang berarti ada berbagai versi Spider-Man, dan ini juga gara-gara komik Spider-Man (dan banyak komik superhero Amerika juga?) seringkali bikin edisi update atau reimagining atau simlpy versi alternatif dari si Spider-Man. Jika melihat itu, bisa jadi film ini adalah versi yang paling respek sama materi sumbernya, dan itu bukan soal gaya visualnya yang seperti komik atau cerita persis komik (toh komik versi yang mana?), melainkan dari cara film ini menuangkan prinsip bahwa di medium komik segala macam ide itu sah-sah saja. Pada akhirnya plot film ini memang bisa disederhanakan jadi kisah seorang remaja yang belajar memanfaatkan kekuatan supernya lalu mengalahkan musuh besar yang mengancam dunia, ngulang lagi aja ke hampir semua film superhero yang sudah ada. Namun, film ini bisa cukup stand-out dengan disuntikkannya berbagai ide liar, humor asyik, dan kelincahan yang mungkin hanya bisa dilakukan dalam format animasi.
My score: 7,5/10






5. Asal Kau Bahagia
(2018 - Falcon Pictures)
dir. Rako Prijanto
Cast: Aliando Syarief, Aurora Ribero, Teuku Rassya, Dewa Dayana, Surya Saputra, Vonny Cornellya, Meisya Siregar, Hans De Kraker, Sari Koeswoyo, Daan Aria


Nggak salah juga untuk curiga bahwa film ini hanya ingin mengendarai popularitas sebuah lagu pop, dan ditambahkan dengan para bintang muda yang punya demografi market yang lagi rajin-rajinnya ke bioskop--dan somehow karakter filmnya meminjam nama asli mereka masing-masing. Namun, untunglah semuanya bisa ditakar dan diramu menjadi fantasy romance remaja yang nggak ribet dan dituturkan dengan atmosfer yang sesuai. Dipresentasikan dengan visual cakep dan bisa menyelipkan humor di antara dayu-dayu cinta-cintaannya, citarasanya jadi terasa pas untuk genre ini.
My score: 7,5/10






6. Milly & Mamet
(2018 - Starvision/Miles Films)
dir. Ernest Prakasa
Cast: Sissy Prescillia, Dennis Adishwara, Julie Estelle, Yoshi Sudarso, Roy Marten, Arafah Rianti, Eva Celia, Ernest Prakasa, Dinda Kanyadewi, Aci Resti, Bintang Emon, Tike Priatnakusumah, Pierre Gruno, Melly Goeslaw, Isyana Sarasvati, Titi Kamal, Dian Sastrowardoyo, Adinia Wirasti


Menyorot fokus pada dua tokoh paling bikin ketawa di Ada Apa dengan Cinta? (2002), yang ternyata diketahui di Ada Apa dengan Cinta 2 (2016) keduanya malah sudah jadi pasangan *terkaget*. Agak melepas cinta-cintan galau AADC, spin-off ini memang terlihat lebih ringan dan cerah, tetapi tema film ini justru agak lebih deep tentang suami-istri muda yang sedang membangun keluarga tetapi juga mau (dan in a way, harus) mengembangkan diri di karier. Well, jadinya memang film ini tidak selucu yang diharapkan bila masih berpakem pada ingatan bahwa Milly (dulu) lemot dan Mamet (dulu) culun-gengges, namun film ini tetap bisa menyampaikan maksudnya dengan lancar, dan menghibur.
My score: 7,5/10




Komentar