[Movie] Zootopia (2016)


Zootopia
(2016 - Disney)

Directed by Byron Howard, Rich Moore
Screenplay by Jared Bush, Phil Johnston, 
Story by Byron Howard, Jared Bush, Rich Moore, Phil Johnston, Jennifer Lee, Josie Trinidad, Jim Reardon
Produced by Clark Spencer
Cast: Ginnifer Goodwin, Jason Bateman, Idris Elba, Jenny Slate, Nate Torrence, Bonnie Hunt, Don Lake, Alan Tudyk, Shakira, Tommy Chong, J.K. Simmons, Octavia Spencer, 


Setelah tahun 2015 vakum merilis film, Walt Disney Animation Studios akhirnya hadir lagi lewat persembahan terbarunya. Lewat Zootopia, Disney mencoba kembali membuat film fabel—dunia hewan yang berlaku seperti manusia—sejak terakhir membuat Chicken Little (2005). Diarahkan oleh Byron Howard dan Rich Moore, Zootopia tampil sebagai sebuah kisah yang cerah dengan karakter hewan lucu yang akan membawa keceriaan. Namun, selain memberikan nilai hiburan, Zootopia juga mampu memberikan lapisan cerita yang tak membuatnya jadi film yang numpang melawak saja.

Satwa mamalia telah berevolusi dengan peradaban modern. Mereka telah meninggalkan naluri liar mereka dan menjalankan fungsi masing-masing di masyarakat. Akan tetapi, batasan-batasan tetap saja dirasakan. Ini dialami oleh Judy Hopps (diisi suaranya oleh Ginnifer Goodwin), kelinci yang bercita-cita menjadi polisi. Masalahnya, belum pernah ada dalam sejarah satwa anggota polisi dari kaum kelinci, mengingat ukuran tubuh mereka yang kecil. Orang tua Judy pun berusaha meyakinkannya bahwa kelinci pada hakikatnya seharusnya jadi petani saja.

Namun, Judy tetap bersikeras meraih cita-citanya. Meski diremehkan, ia berhasil jadi lulusan terbaik di akademi kepolisian, dan menjadikannya kelinci pertama yang jadi polisi. Tak hanya itu, ia juga ditugaskan di kota terbesar dunia mamalia, Zootopia. Sayangnya, bekal itu tak membuat anggapan orang terhadapnya berubah. Di kepolisian, ia hanya bertugas sebagai tukang tilang.

Kesempatan untuk membuktikan kemampuan diri datang ketika Judy ditugaskan menyelidiki salah satu kasus hewan hilang. Ketika pihak kepolisiannya tak memberi bantuan yang memadai, Judy terpaksa bekerja sama dengan Nick Wilde (Jason Bateman), rubah penipu yang memegang petunjuk pertama tentang hilangnya berang-berang bernama Mr. Otterton. Judy dan Nick kemudian alami berbagai petualangan seru demi mengungkap kebenaran di balik rangkaian kasus hewan hilang ini, namun mereka harus dipacu oleh sempitnya waktu.

Sebagaimana film animasi Disney pada umumnya, Zootopia disiapkan sebagai tontonan yang dapat dinikmati seluruh keluarga dengan memasukkan nilai-nilai pendidikan. Salah satu nilai yang sudah bisa ditebak sejak awal—dan sangat khas Disney, adalah mengenai tekad kuat dan usaha keras yang dapat membuat seseorang mencapai cita-citanya, dan seterusnya. Namun, bila diperhatikan, Zootopia juga memasukkan berbagai lapisan cerita yang membuatnya jadi tontonan yang bernas bagi penonton manusia dewasa sekalipun.

Salah satu nilai yang diusung adalah mengenai prasangka terhadap orang lain. Meski disebutkan para satwa ini sudah berevolusi, masih tersisa prasangka-prasangka terhadap sifat bawaan hewan lain. Orang tua Judy sangat tidak mau berurusan dengan kaum rubah, karena dalam benak mereka rubah tetaplah makhluk yang berniat jahat. Bagian ini juga paralel dengan prasangka yang menimpa Judy yang selalu dianggap tak kompeten karena ia kelinci 'imut' dan lemah.

Tema prasangka ini terus dikembangkan dengan menghadapkannya pada pernyataan 'baik buruknya seseorang tergantung kepribadian, bukan bawaan atau tampilan luar.'Zootopia tidak menuturkannya dengan cara segampang satu kalimat bijak dapat menyelesaikan masalah. Isu prasangka terus dimainkan sehingga alur ceritanya tetap dinamis dan menarik, terutama saat sifat optimistis Judy sering bertabrakan dengan Nick yang lebih berpandangan realistis. Kerap kali saat Judy hendak berprasangka baik terhadap sesuatu atau seseorang, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya.

Di balik keceriaan dan warna-warninya, film ini terbukti menyimpan kedalaman makna yang tidak terlalu sulit untuk ditangkap, menjadi refleksi yang relevan terhadap kemanusiaan sekalipun diumpamakan dalam dunia hewan. Di lain pihak, sebagai sebuah film, Zootopia untungnya tak hanya menjejali ceritanya pesan-pesan penuh makna. Film ini juga berhasil tampil dalam hakikatnya sebagai tontonan yang menghibur.

Secara visual, konsep dunia mamalia modern ditampilkan dengan matang dan jenaka. Sebut saja kota Zootopia yang terbagi dalam tiga macam distrik berdasarkan iklim habitat hewan-hewannya—tropis, gurun, dan tundra, pembedaan pekerjaan dan pemukiman berdasarkan ukuran hewan, hingga kehadiran bintang pop Gazelle (Shakira) yang menjadi panutan warga Zootopia. Sebuah replika dunia manusia modern yang diterjemahkan dengan tanpa cela ke dalam dunia satwa.

Film ini juga berhasil menyatukan unsur komedi dan misteri. Sisi komedinya, baik fisik maupun verbal, ditampilkan dengan timing yang tepat tanpa harus bersifat nakal. Lawakannya pun lebih bersifat situasional dan sindiran—seperti cara Nick menipu bak penjual saham bodong, atau kantor layanan pemerintah yang sangat lambat prosesnya—ketimbang berusaha keras untuk jadi lucu dan menggemaskan, sebab bagian itu sudah cukup dari desain karakternya saja.

Sedangkan sisi misterinya ditata dengan apik dan efektif mendorong jalannya plot. Tanpa terkesan hanya main-main, penyelidikan Judy dan Nick mampu membuat penasaran lewat petunjuk demi petunjuk yang mereka temukan. Semua itu pun diperkuat dengan penataan adegan yang mampu tampil emosional, serta didukung kualitas teknis sebagaimana bisa diharapkan dari studio sebesar dan selegendaris Disney.

Nilai-nilai perjuangan meraih cita-cita, persahabatan dua karakter berbeda, dan harmoni bermasyarakat di tengah perbedaan, lalu dibungkus dengan petualangan dan kisah misteri, tampaknya memang agak sulit untuk memuat semua itu dalam satu film yang nyaman dinikmati. Namun, Zootopia berhasil mengatasinya dengan keceriaan dan keseriusan yang kadarnya seimbang, dan bisa dinikmati segala usia.





My score: 8/10

Tulisan ini pertama kali diterbitkan di Muvila.com

Komentar