風立ちぬ (Kaze tachinu)
The Wind Rises
(2013 - Toho/Studio Ghibli)
Screenplay & Directed by Hayao Miyazaki
Based on the comic series by Hayao Miyazaki
Produced by Toshio Suzuki
Cast: Hideaki Anno, Miori Takimoto, Hidetoshi Nishijima, Masahiko Nishimura, Stephen Alpert, Mirai Shida, Jun Kunimura, Nomura Mansai
Kalau gw bilang gw punya pengetahuan minim tentang Studio Ghibli, kalian masih mau temenan sama aku 'kan? =P. Iya, begitulah. Gw mungkin hanya mampu mendengar tentang kehebatan Hayao Miyazaki dan studio animasi Jepang legendaris Ghibli, sekalipun gw bisa dibilang dulu sempat akrab dengan dunia anime. Karya keluaran Ghibli yang gw tonton masih dikit banget. Gw baru pernah nonton karya Miyazaki--secara legal--tuh Spirited Away (Sen to Chihiro Kamikakushi), lalu--secara nggak legal--Princess Mononoke (Mononoke Hime) dan Ponyo (Gake no Ue no Ponyo). Tetapi, film keluaran Ghibli yang paling berkesan buat gw justru nggak disutradarain Miyazaki, melainkan Grave of the Fireflies (Hotaru no Haka) karya Isao Takahata, sebuah film yang begitu mengoyakkan hati sampe gw belum mau nonton lagi.
Lalu datanglah kabar gembira sekaligus kabar sedih (ya nggak juga sih kalau bukan penggemar), bahwa karya terbaru Hayao Miyazaki, The Wind Rises ditayangkan di bioskop umum Indonesia (di Blitz doang sih). Selain berpikiran "yaelah baru sekarang kepikiran muter film Jepang di bioskop Indonesia dulu pas anime dan jejepangan masih hits dan belum disalip Korea pada ngapain aja?", gw juga tetap senang bahwa akhirnya film animasi Jepang bisa disaksikan di layar besar secara legal, dan dalam bahasa aslinya. Sedihnya, ini adalah resmi karya terakhir Hayao Miyazaki yang memutuskan untuk pensiun. So, film ini jadi spesial karena faktor-faktor itu.
Dari filmnya sendiri, gw pikir ceritanya tidaklah terlalu spesial. Film ini semacam fiksionalisasi dari biografi kehidupan Jiro Horikoshi, sang perancang pesawat perang pasukan Jepang di perang dunia II. Tentang seorang pemuda yang punya mimpi, lalu dengan tekad mampu membuat inovasi, serta diwarnai dengan kisah cinta dan pahit manis kehidupan. Yang bikin film ini jadi lebih dari sekedar "kisah biografi" adalah bahwa formatnya animasi. Meski sebagian besar gambaran dan plotnya menjurus ke realistis, banyak hal imajinatif yang bisa diungkapkan dengan lebih bebas tanpa batas. Misalnya saja dari mimpi-mimpi Jiro yang kerap mewarnai lamunannya, dan juga membuat karakter-karakter yang komikal jadi termaafkan, hehe. Andaikan film ini bukan animasi, apalagi animasi Ghibli, beneran deh, jalan ceritanya ya drama aja, nggak terlalu istimewa.
Tapi untunglah film ini animasi, dan untunglah animasinya khas Ghibli yang masih berpegang teguh sama cara-cara tradisional (bahkan bila dibandingkan dengan anime Jepang lainnya), tapi tak kalah megah. Begitu nikmatnya menyaksikan gambar-gambar yang dibuat dengan great old animation technique--adegan favorit gw adalah ketika Jiro pertama kali mengerjakan tugasnya di kantor--serta tembakan warna yang senantiasa padu, dan kelihatan banget dikerjakan pake tangan, bahkan adegan crowd sekalipun. It's masterful. Apalagi bagaimana Miyazaki mempertunjukkan gestur dan perilaku karakternya dengan detil dan perlahan (eh, persoalan alih bahasanya juga make sense =D). Ditambah lagi dengan alunan musik latar yang luar biasa dari Joe Hisaishi, membuat gw terlarut dalam film berdurasi 120 menit ini.
The Wind Rises mungkin bukanlah karya paling spektakuler dari Ghibli atau Miyazaki--gw sendiri masih menempatkan Princess Mononoke sebagai karya Miyazaki yang paling oke dari yang udah gw pernah tonton, tetapi setidaknya film ini lagi-lagi memberikan sebuah experience yang unik dari Ghibli, yang tak mudah ditiru oleh film-film animasi mana pun. Miyazaki menutup kariernya dengan tetap berwibawa. Otsukaresamadeshita, Miyazaki-sensei.
My score: 7/10
Komentar
Posting Komentar