5 Reaksi Tanda Film Tidak Bagus

Berdasarkan penelitian terhadap diri sendiri (hehehe), gw mencatat beberapa reaksi saat nonton film yg menandakan gw nggak suka dengan film yg sedang ditonton. Ini bukan masalah film yg bagus seperti apa dan yg jelek seperti apa, tapi lebih kepada reaksi dari diri sendiri yg kadang tanpa sadar terjadi begitu saja. Mungkin juga ini terjadi pada Anda, tapi karena penilaian bagus tidaknya karya seni adalah hal yg sangat subjektif, sangat mungkin reaksi yg sama juga muncul tapi terhadap film yg berbeda. Here they are...


1. Bingung


Ini adalah reaksi paling subjektif, tapi gw pikir hampir semua orang punya prinsip yg sama: kalo saya nggak ngerti berarti filmnya jelek. Ini mungkin semacam pembelaan karena nggak mau dibilang kitanya yg bodoh ^o^. Tapi gw rasa ini nggak salah. Tingkat penalaran orang berbeda2 bukan? Berlagak sok pinter pun nggak ada gunanya, nggak ngerti ya nggak ngerti aja, emang lagi nggak jodoh. Contohnya, nggak sedikit orang yg memahami film2nya Garin Nugroho, semisal Under The Tree, maka mereka bilang filmnya bagus, tapi gw nggak termasuk golongan itu, jadi gw bilang film ini kurang oke. Kenapa? Ya karena gw nggak ngerti. Dan setelah nonton pun gw nggak berniat untuk mengerti lebih jauh (Hal yg sama juga terjadi setelah gw nonton The Golden Compass, Banyu Biru, The End of Evangelion, Transformers 2, dsb). Jika "bingung" terdengar terlalu abstrak, maka reaksi konkritnya mungkin antara lain: nggak inget nama tokoh2nya, nggak bisa menceritakan ulang isi filmnya kepada orang lain dengan jelas, malah mungkin langsung lupa ceritanya gimana, nggak mau nonton lagi, dst. Tapi sekali lagi, tingkat penalaran setiap orang berbeda-beda, jadi reaksi "bingung" bukanlah pertanda absolut kualitas sebuah film.



2. Bisa tebak jalan cerita


Ini kebalikan ekstrim dari bingung. Mungkin ada orang yg oke2 saja dengan jalan cerita standar (misalnya penggemar komedi romantis atau film bencana), tapi, bagi gw, dan tanpa bermaksud sombong, cerita yg mudah ditebak bukanlah tanda sebuah film yang bagus (makanya gw gak pernah nonton film horor Indonesia lagi). Mungkin bukan masalah "apa yg akan terjadi" tapi bisa juga "bagaimana caranya terjadi". Kalo terjadi benar seperti yg gw tebak, brarti gw lebih jago dong daripada pembuat filmnya, that's not fun. Tapi, bukan berarti gw orang yg banyak cingcong dengan mengumandangkan "ini nanti pasti begini trus begini deh," keras-keras. Paling gw cuman bilang "duh" atau "halah" atau "oke deh" atau pura2 ngorok sambil roll eyes. Contoh teranyar: 2012, go figure.



3. Komentar


Kecuali Anda adalah orang nggak tau diri yg hobi nyerocos sepanjang waktu termasuk di dalam studio bioskop (aduh pernah banget tuh ketemu yg kayak gitu, bikin jengkel), berkomentar banyak bahkan cenderung ngobrol sama teman di sebelah saat film sedang diputar adalah bentuk penolakan dari ide2 yg disampaikan oleh film, not a good sign. Mulai dari sekedar "aduh", "apaan sich?" dengan tawa melecehkan, sampai "ya nggak gitu juga kalee!" atau mungkin "harusnya kan blablablabla, ini kok blablabla, bego deh..." dsb yg notabene bukanlah reaksi yg diharapkan oleh si empunya film, adalah tanda2 jelas bahwa filmnya gagal menyentuh simpati gw untuk menyukainya. Gw jarang sih melakukan ini, tapi pernah: Transformers 2, go figure.



4. Mengantuk


Ini juga salah satu reaksi yg jadi prinsip banyak orang: kalo saya tidur, brarti filmnya jelek. Lagi2, itu juga nggak salah, malah sangat alamiah. Gw pun demikian, kalo misalnya gw nguap lebih dari satu kali, bahkan sempet "hilang kesadaran", berarti filmnya gagal menarik dan menjaga perhatian gw, atau dalam bahasa gampangnya: membosankan. Kalo emang kecapekan? Tetep aja, berarti filmnya tidak berhasil membangunkan gw dari kelelahan. Untuk reaksi yg ini seringnya sih kalo gw nonton di VCD/DVD di rumah (mungkin karena hawa rumah yg terlalu santai kali ya). Kalo gw mulai ngantuk, gw akan pause, dan akan resume lagi setelah 1 jam, 1 hari, 1 minggu (!) atau malah nggak lanjut sama sekali . Gw jarang sih sampe tidur bener2 kalo di bioskop, karena reaksi gw yg paling sering waktu nonton di bioskop adalah reaksi no.5...



5. Lihat Jam


Kalo cuman cek jam 1 kali, itu sih masih biasa bagi gw. Lebih dari itu, artinya kegagalan sebuah film menarik dan melarutkan gw dalam dunianya, sehingga terasa "hadoh, filmnya kok ndak bar bar yah" karena timbul perasaan ada-hal-yg-lebih-penting-yg-bisa-dilakukan-ketimbang-menonton-film yg bersangkutan, misalnya makan atau keluar cepat2 supaya bayar parkir-nya nggak terlalu mahal. Mungkin istilahnya, nggak captivating, gw sebenernya nggak rela waktu gw diambil untuk nonton film tsb, dan biasanya gw udah nggak peduli lagi filmnya mau sampe mana, jauh lebih bagus kalo sudah selesai. Ini mungkin jadi pertanda krusial bagi gw. Biasanya reaksi ini muncul pada film2 yg pada akhirnya gw kasih nilai di bawah 5/10. Versi lain dari reaksi ini adalah main handphone, berawal dari sekedar liat jam eh malah keterusan jadinya twitter-an deh haha.





Demikianlah 5 patokan gw untuk "memutuskan" sebuah film yg nggak bagus ^o^. Apa tanda versi teman2 dalam menilai film yang nggak bagus? Please due share...

Komentar

  1. 6. Ogah melihat film itu sampai selesai.
    7. Tengok kanan, tengok kiri, barangkali ada "live show" yang lebih menarik :P
    8. Produsernya KK Dheeraj (padahal mo onton Hantu Binal Jembatan Semanggi hahahaha....)

    BalasHapus

Posting Komentar