Linkin Park - Living Things
(2012 - Warner Bros. Records/WEA International)
Tracklist:
1. Lost in the Echo
2. In My Remains
3. Burn It Down
4. Lies Greed Misery
5. I'll Be Gone
6. Castle of Glass
7. Victimized
8. Roads Untraveled
9. Skin to Bone
10. Until It Breaks
11. Tinfoil
12. Powerless
Linkin Park, yang merupakan band Amerika yang paling gw sukai, akhirnya sampe juga di album yang kelima. Mungkin dulu banyak yang mengira band beraliran hard rock-rap-hiphop-techno ini hanya akan bertahan sebentar mengingat musik mereka terbilang musiman, toh mereka juga bukan pelopor genre yang nge-trend bennerrr di awal abad ke-21 itu. But somehow they've made it. Sukses besar dengan album perdana Hybrid Theory yang memboyong genre modern rock jadi selera arus utama dan membangkitkan jutaan fans di seluruh dunia, lalu masih berlanjut di album kedua Meteora, kemudian mulai mengayak para pendengarnya di album Minutes to Midnight dan A Thousand Suns dengan bunyi-bunyian yang lebih eksperimental dan sendu, akhirnya datang Living Things ini. What can I say, album ini bisa gw anggap sebagai reward bagi para penggemar LP yang masih setia mendengarkan mereka setelah "diuji kesabarannya" di album ketiga dan keempat. Lewat Living Things, Linkin Park kembali menghadirkan bunyi-bunyian riuh (yang sangat dirindukan) dari dua album terawal mereka, namun juga tanpa meninggalkan dorongan meditatif dari dua album sebelum ini.
Sudah biarkan saja kegelisahan LP terhadap dunia yang digambarkan lewat tema-tema besar di Minutes to Midnight dan terutama A Thousand Suns. Living Things kembali mengungkapkan tentang kemarahan, kekecewaan dan sakit hati, hal-hal yang lebih personal, hal-hal yang lebih mudah dipahami pendengarnya. Dari segi sound pun gw yakin album ini jauh lebih cepat dan mudah untuk dinikmati, you'll find every track has catchy choruses. Meski bukan Hybrid Theory yang perbandingannya udah semacam prestasi bulutangkis Indonesia 1990-an vs 2000-an (maksudnya standarnya tinggi banget), Living Things setidaknya berhasil mengambil elemen-elemen dari karya-karya mereka sebelumnya, membungkusnya lagi dalam sebuah persembahan yang lebih rapi, tertata, tidak agresif atau terlampau berisik tetapi masih sanggup menghentak. Mereka kini memang banyak main di notasi lagu yang melodik (tentu saja masih dalam chord minor khas LP) dan kentalnya unsur elektronika, namun di album ini rasanya paling pas dan paling nikmat, sebab hentakan hard rock-nya kembali terasa ke permukaan, lapisan low frequency (dari bass atau bass-drum) yang pada dua album sebelumnya gw rasa melempem kini bergetar kembali.
Gw rasa banyak yang akan tersenyum girang ketika track singkat "Victimized" terlantun, yang memang jadi track LP paling kenceng sejak lama sekali, juga pada track "Lies Greed Misery" yang kembali membangkitan selera untuk headbang kecil-kecilan, mengingatkan pada lagu-lagu macam "Papercut" (Hybrid Theory) atau "Hit the Floor" (Meteora) yang mengawinkan dengan apik ujaran rap Mike Shinoda dan screaming-nya Chester Bennington. Ngomong-ngomong rap-nya Shinoda, album ini jadi semacam penawar rindu bagi yang merasa omelan doski agak menghilang, sebab "Lies Greed Misery", track pembuka "Lost in the Echo" dan "Until It Breaks" menampilkan rap Shinoda secara cukup ekstensif. Eh, simak juga gitaris Brad Delson yang untuk pertama kali menampilkan vokalnya dalam karya LP di bagian akhir lagu "Until It Breaks".
Bagi gw pribadi yang bikin paling girang dari susunan lagu pada album ini adalah "In My Remains", sebuah track yang sangat catchy dan sederhana namun mengandung segala yang gw suka dari musik LP: ada riff gitar yang kencang, dentuman irama yang seriously asik, aksen elektronika yang haunting, lirik yang ngena, ditambah bagian bridge-nya yang bagaikan sebuah chant yang siap diucapkan berjamaah, pokoknya paling grand dari yang lainnya. It's by far their best song in years. Gw lebih suka "In My Remains" daripada single pertama dari album ini, "Burn It Down" yang lebih mengarah ke pop bahkan ke dance, tapi lagu ini pun setidaknya efektif untuk re-introduce LP yang saat ini masih cenderung mau bikin lagu yang nggak mirip sama lagu-lagu lama mereka tetapi tidak serta merta jadi terlampau aneh, I'm able to enjoy it anyway.
Gw nggak bisa berkata selain bahwa gw senang dengan Living Things. Selain mengingatkan pada keasyikan LP pada awal kemunculannya, album pun sukses "mengawamkan" kecenderungan eksperimental mereka belakangan ini. "Castle of Glass" (yang mengingatkan pada "Breaking the Habit") dan "Roads Untraveled" mungkin mewakili itu, lagu yang secara musik dan lirik membawa nuansa kontemplatif namun masih enak dinikmati (lagi-lagi) dengan melodi yang mudah diikuti, sedangkan "Skin to Bone" seperti versi lebih membumi dari "When They Come for Me" (A Thousand Suns). Dilengkapi dengan ballad baik yang powerful ("I'll Be Gone") maupun yang kalem ("Powerless", yang konon ada di credit title film Abraham Lincoln: Vampire Hunter. Film music directors just love LP, don't they) serta tradisi track instrumental ("Tinfoil"), Living Things adalah album yang menyenangkan, nggak bikin bingung, dan intinya memuaskan, terutama bagi yang sudah "terikat" dengan Linkin Park dan mengapresiasi musikalitas mereka selama 11-12-an tahun ini.
Bunyi-bunyiannya tidaklah baru, toh memang LP menyatakan album ini berusaha merangkum apa yang baik dari yang telah mereka hasilkan dalam 4 album sebelumnya, and it works for me. Mereka meramu formula lama dengan bahan dan tampilan yang lebih segar dan hasilnya masih sedap, apalagi vokal Bennington dan Shinoda yang semakin matang dan menghayati ter-display dengan baik di sini. Gw masih pantang menyatakan Living Things ini bagus banget apalagi great, cuman sebagaimana gw singgung di awal, Living Things ini bagaikan sebuah bingkisan manis dari Linkin Park untuk semua penggemarnya (atau mungkin untuk gw aja, entah buat yang lain =P), seakan menegaskan bahwa "Linkin Park" yang kita sukai dulu belum hilang sepenuhnya, mereka hanya masih (dan akan terus) bertumbuh. Gw akan senang hati memutar album ini berulang-ulang sepanjang tahun ini hingga lama-lama apal liriknya, toh nggak ada track yang gw nggak suka, pergantian lagunya tidak menjemukan, dan mendengarkannya gak terlalu butuh banyak konsentrasi seperti A Thousand Suns. Tidak sia-sia uang yang gw keluarkan meski harga eceran CD album artis mancanegara sekarang udah naik (T_T). Dengarkan dan nikmati saja, niscaya Anda akan menyadari: they're back, for real.
My score: 8/10
Linkin Park |
Previews
Burn It Down
Lost in the Echo
Castle of Glass
Lies Greed Misery
In My Remains
Powerless (Abraham Lincoln: Vampire Hunter music trailer)
Hmmmm harus segera didengerin nih.. *Lap debu dari case CD*
BalasHapus@amadl: eyaampun segitu lamanya dianggurin =D. Ayo didenger, nggak mengecewakan kok
BalasHapusSo. It's a good aLbum, tapi entah kenapa gwe Lebih suka A Thousand Suns daripada Living Things ini.. Gonna give it many more chances, though ^^
BalasHapusLiving Things lagunya keren - keren. Saya lebih suka lagu LP yang bertempo sedang dan lembut, dibandingkan yang ngebeat dan memperlihatkan music rock dan metal. Kelembutan lagu di album ini sangat pas menurut saya. Meski dari kesuksesan masih kalah sama album yang lain (apalagi Hybrid Theory dan Meteora), tapi ini tetap album linkin park yang keren.
BalasHapusBurn It Down adalah lagu favorite saya.