The Avengers
(2012 - Marvel Studios/Walt Disney Studios/Paramount)
Directed by Joss Whedon
Story by Zak Penn, Joss Whedon
Screenplay by Joss Whedon
Based on the Marvel comic books by Stan Lee, Jack Kirby
Produced by Kevin Feige
Cast: Robert Downey Jr., Chris Evans, Mark Ruffalo, Chris Hemsworth, Scarlett Johansson, Jeremy Renner, Tom Hiddleston, Samuel L. Jackson, Clark Gregg, Cobie Smulders, Stellan Skarsgård
Iron Man, Hulk, Captain America, Thor. Dalam satu semesta, dalam satu film. Dimainkan oleh aktor-aktor kondang pula. Ini adalah top-of-the-food-chain dari pemasaran sebuah film Hollywood. Bersama prajurit tangguh Nick Fury, Black Widow dan Hawkeye, para superhero "mapan" ini bergabung menjadi supergroup The Avengers (konon kalo versi komik tokohnya lebih banyak lagi). Bukan, ini bukan serial spionase Inggris yang pernah difilmkan tahun 1998 dengan bintang Ralph Fiennes, Uma Thurman dan Sean Connery itu—hey, the series used the name BEFORE Marvel did. The Avengers-nya Marvel ini kalo gw boleh bilang adalah semi-sekuel dari film-film superhero Marvel yang telah beredar 4 tahun terakhir: Iron Man (2008), The Incredible Hulk (2008), Iron Man 2 (2010), Thor (2011) dan Captain America: The First Avenger (2011). Betul, Marvel sudah mempersiapkan proyek The Avengers ini sejak lama, bahkan bintang-bintang yang muncul di kelima film itu (kecuali dari The Incredible Hulk) memang sudah dipastikan akan gabung di The Avengers. Beruntunglah, semua film superhero itu sukses secara finansial dan nggak dibenci oleh kritikus, maka kesuksesan luar biasa The Avengers sudah bukan pertaruhan lagi, this film is mathematically and definitely a box office monster.
Kalo sampe para superhero berkekuatan luar biasa ngumpul, tentu ada persoalan yang sangat luar biasa yang harus diselesaikan. Tesseract, sebuah sumber energi tak terbatas (beneran tak terbatas, nggak kayak paket mobile internet di sini) diembat dari fasilitas milik organisasi S.H.I.E.L.D oleh Loki (Tom Hiddleston) asal Asgard (nirwana dalam mitologi Norse/Skandinavia, bukan 'ASli GARuD'). Tujuannya adalah menggunakan Tesseract untuk membuka gerbang penghubung antardimensi agar bumi diserang oleh tentara alien Chitauri, karena Loki ingin bumi tunduk padanya. Dengan kekuatan "ilahi"-nya Loki bahkan berhasil menculik peneliti Tesseract, Dr. Selvig (Stellan Skarsgård) dan agen pemanah bermata super, Clint Barton a.k.a. Hawkeye (Jeremy Renner) demi terlaksananya rencana itu. Pemimpin organisasi penjaga perdamaian dunia S.H.I.E.L.D, Nick Fury (Samuel L. Jackson) terpaksa meminta bantuan beberapa "kenalan lama"-nya untuk mencari Tesseract dan melawan serangan "luar dunia" ini. Mereka adalah Tony Stark a.k.a. Iron Man (Robert Downey Jr.) si billionaire berzirah supercanggih, Steve Rogers a.k.a. Captain America (Chris Evans) si tentara super lambang patriotisme tentara Amerika berperisai indestructable, dan Dr. Bruce Banner (Mark Ruffalo) yang bisa berubah jadi makhluk hijau raksasa Hulk—meski sebenarnya tidak diharapkan, serta tak ketinggalan si mata-mata cihuy Natasha Romanoff a.k.a. Black Widow (Scarlett Johansson). Di tengah upaya mereka, datanglah dewa petir Asgard, Thor (Chris Hemsworth) yang sudi turun ke bumi demi menghentikan rencana Loki sang saudara angkat.
Bersukacitalah wahai para penggemar film, komik, ataupun penggemar hal-hal apapun yang dianggap happening, sebab The Avengers adalah film yang layak mendapatkan sambutan meriah. Ini bukan sekedar film nyari laba berlipat, namun juga memberikan hasil setimpal dari pengharapan banyak orang. Sure, ceritanya cukup lumrah untuk film semacam ini dan bahkan kita sudah bisa membayangkan gimana bagian akhirnya. Akan tetapi, proses adegan demi adegannya dibuat mengasyikkan. Ketimbang ditumpuk-sambung asal jadi, Joss Whedon (kreator film dan serial Buffy the Vampire Slayer) mengolah jalan cerita yang berintrik kuat, mulai dari "perekrutan" anggota, personality clash antar-superhero sebelum dapat benar-benar bekerja sama, niat terselubung kepemilikan Tesseract, hingga trik licik Loki dalam menggoyahkan The Avengers, semua disusun dengan sebab-akibat yang nggak asal-asalan, logis (dalam konteks dunia mereka sendiri ya) dan konsisten. Ditambah lagi ritmenya enak, susunan porsi laga dan cerita disajikan seimbang, visual yang nyaman, efek visual tepat guna, dan juga penempatan humor-humor yang tepat waktu dan sasaran.
Namun tak ada yang lebih unggul daripada perlakuan terhadap para superhero yang masing-masing sudah hebat dan terkenal ini. Selain karakterisasi yang jelas, kemunculan tokoh-tokoh ini dibuat secara adil dan beradab sehingga semua bisa tampil penting, disayangi penonton dan tidak terasa "ilang", penempatannya nggak berantakan, jeli dan takarannya tepat. Film ini menyajikan aksi-aksi superhero ternama yang tidak dieman-eman, unjuk kekuatan mereka disajikan dalam porsi maksimal dan penuh penghormatan. O yeah, perkelahian antaranggota Avenger saat mereka belum kompak adalah contoh cara penghormatan yang sangat indah terhadap kemampuan tokoh-tokoh ini, and it's very delightful to watch too. Gw yakin penggemar masing-masing superhero ini tidak akan merasa kekurangan dengan aksi dan peran mereka di sini, justru akan sorak-sorak bergembira bergembira semua, dijamin.
Nah kalau bukan penggemar (semisal gw) atau sama sekali belum pernah nonton film-film superhero individual yang ditampilkan di The Avengers? Kemungkinan besar akan tetap bisa menikmati, toh film ini seru, colorful (baik gambar maupun karakterisasi) dan menyenangkan. Bagian klimaksnya pasti akan memuaskan semua pihak. Tapi, karena film ini langsung tancep gas aja, mungkin masih ada sedikit ganjalan tentang latar belakang bagaimana tokoh-tokohnya bisa sampe di titik kemunculan mereka di film ini ataupun dialog-dialog "dapur" yang hanya mereka saja yang paham (hubungannya Bruce Banner dengan "sinar gamma", Thor bilang Dr. Selvig itu temannya, Tony Stark dan Natasha Romanoff yang saling kenal, Captain America yang bereaksi antusias soal istilah "monkey", latar belakang Loki, ataupun asal muasal Tesseract), karena itu memang tidak terangkum dalam film ini. Kalau mau tau lebih dalam dan lengkap, ya "terpaksa" harus nonton 5 film pra-Avengers yang tersebut di paragraf pertama. Atau ya udah terima jadi aja, syukur-syukur kalau memang nggak mempertanyakan. Namun di sisi lain, film ini memberi penjelasan yang cukup tentang tokoh-tokoh yang baru benar-benar "hadir" di film ini, seperti Natasha Romanoff/Black Widow dan Clint Barton/Hawkeye, sehingga mereka dapat segera disukai setara dengan tokoh-tokoh lainnya yang udah punya film sendiri.
Membicarakan The Avengers pasti hampa kalau nggak menyinggung ensemble cast yang tampil di sini. Berbekal reputasi yang terhormat, penampilan dari yang senior seperti Downey dan Sam Jackson hingga yang lebih junior Evans dan Hemsworth tiadalah bercela, mereka sukses menghidupi peran masing-masing dengan presence berarti dan karakter yang jelas. Penampilan fresh dari Jeremy Renner juga gak kalah cool, pun si "anak baru" Mark Ruffalo (yang menggantikan Edward Norton dari The Incredible Hulk) malah memberikan performa paling apik di film ini. Tetapi, karisma dingin dan manipulatif Tom Hiddleston serta Scarlett Johansson yang begitu ho-oh tetap jadi bagian favorit gw dari film ini. Intinya sih mereka semua bisa bersinergi dengan baik, dapat menarik perhatian dengan segera, menonjol pada waktunya tanpa saling menenggelamkan. Iya, loe emang ngeres kalo pas gw bilang 'menonjol' bayanginnya langsung Scarlett Johansson =p. Oh ya tak ketinggalan ada penampilan Clark Gregg sebagai Agent Coulson yang selalu lempeng tapi selalu dapat diandalkan, serta Cobie Smulders sebagai Agent Hill yang cukup manis tapi masih belum lepas dari bayang-bayang peran Robin di How I Met Your Mother (setidaknya buat gw).
The Avengers adalah contoh film besar Hollywood yang pantas sukses, ia menyenangkan, menghibur dan menggairahkan para penonton yang haus akan aksi superhero seru nan heboh apalagi superheronya satu rombongan. Sebagai puncak dari film-film individual anggota The Avengers yang telah ada sebelumnya, memang film ini yang terbaik, yang paling nendang dan komplit. Sejujurnya sih The Avengers belum outstanding buat gw, tetapi, terlepas dari kebutuhan penonton untuk mencari informasi tambahan (dari film-film anggota Avenger atau spoiler dari temen yang penggemar) agar bisa mengapresiasi secara paripurna, The Avengers tetap sebuah contoh film blockbuster modern yang baik dan benar, apalagi sebagai comic book movie. Ekspektasi tinggi dari penonton dibayar dengan sangat sesuai. Pokoknya pas. Kalau mau diibaratkan, The Avengers adalah juara kelas, anak baik yang taat pada peraturan dan kurikulum yang berlaku, menyenangkan guru dan ortu sehingga dapat nilai bagus karena mengerjakan apapun yang ditugaskan dengan baik serta tulisannya rapi dan enak dibaca. Belum tentu jadi juara sekolah, tapi jadi anak teladan dan juara di kelas unggulan sama sekali gak jelek, bukan? (buat gw juara Marvel masih Spider-Man 2, tapi dia 'kan itungannya udah alumnus *apaseh*). Kalau senang dengan kisah pahlawan super, atau senang dengan sensasi membaca komik, semenyenangkan itulah menyaksikan The Avengers.
My score: 7,5/10Bersukacitalah wahai para penggemar film, komik, ataupun penggemar hal-hal apapun yang dianggap happening, sebab The Avengers adalah film yang layak mendapatkan sambutan meriah. Ini bukan sekedar film nyari laba berlipat, namun juga memberikan hasil setimpal dari pengharapan banyak orang. Sure, ceritanya cukup lumrah untuk film semacam ini dan bahkan kita sudah bisa membayangkan gimana bagian akhirnya. Akan tetapi, proses adegan demi adegannya dibuat mengasyikkan. Ketimbang ditumpuk-sambung asal jadi, Joss Whedon (kreator film dan serial Buffy the Vampire Slayer) mengolah jalan cerita yang berintrik kuat, mulai dari "perekrutan" anggota, personality clash antar-superhero sebelum dapat benar-benar bekerja sama, niat terselubung kepemilikan Tesseract, hingga trik licik Loki dalam menggoyahkan The Avengers, semua disusun dengan sebab-akibat yang nggak asal-asalan, logis (dalam konteks dunia mereka sendiri ya) dan konsisten. Ditambah lagi ritmenya enak, susunan porsi laga dan cerita disajikan seimbang, visual yang nyaman, efek visual tepat guna, dan juga penempatan humor-humor yang tepat waktu dan sasaran.
Namun tak ada yang lebih unggul daripada perlakuan terhadap para superhero yang masing-masing sudah hebat dan terkenal ini. Selain karakterisasi yang jelas, kemunculan tokoh-tokoh ini dibuat secara adil dan beradab sehingga semua bisa tampil penting, disayangi penonton dan tidak terasa "ilang", penempatannya nggak berantakan, jeli dan takarannya tepat. Film ini menyajikan aksi-aksi superhero ternama yang tidak dieman-eman, unjuk kekuatan mereka disajikan dalam porsi maksimal dan penuh penghormatan. O yeah, perkelahian antaranggota Avenger saat mereka belum kompak adalah contoh cara penghormatan yang sangat indah terhadap kemampuan tokoh-tokoh ini, and it's very delightful to watch too. Gw yakin penggemar masing-masing superhero ini tidak akan merasa kekurangan dengan aksi dan peran mereka di sini, justru akan sorak-sorak bergembira bergembira semua, dijamin.
Nah kalau bukan penggemar (semisal gw) atau sama sekali belum pernah nonton film-film superhero individual yang ditampilkan di The Avengers? Kemungkinan besar akan tetap bisa menikmati, toh film ini seru, colorful (baik gambar maupun karakterisasi) dan menyenangkan. Bagian klimaksnya pasti akan memuaskan semua pihak. Tapi, karena film ini langsung tancep gas aja, mungkin masih ada sedikit ganjalan tentang latar belakang bagaimana tokoh-tokohnya bisa sampe di titik kemunculan mereka di film ini ataupun dialog-dialog "dapur" yang hanya mereka saja yang paham (hubungannya Bruce Banner dengan "sinar gamma", Thor bilang Dr. Selvig itu temannya, Tony Stark dan Natasha Romanoff yang saling kenal, Captain America yang bereaksi antusias soal istilah "monkey", latar belakang Loki, ataupun asal muasal Tesseract), karena itu memang tidak terangkum dalam film ini. Kalau mau tau lebih dalam dan lengkap, ya "terpaksa" harus nonton 5 film pra-Avengers yang tersebut di paragraf pertama. Atau ya udah terima jadi aja, syukur-syukur kalau memang nggak mempertanyakan. Namun di sisi lain, film ini memberi penjelasan yang cukup tentang tokoh-tokoh yang baru benar-benar "hadir" di film ini, seperti Natasha Romanoff/Black Widow dan Clint Barton/Hawkeye, sehingga mereka dapat segera disukai setara dengan tokoh-tokoh lainnya yang udah punya film sendiri.
Membicarakan The Avengers pasti hampa kalau nggak menyinggung ensemble cast yang tampil di sini. Berbekal reputasi yang terhormat, penampilan dari yang senior seperti Downey dan Sam Jackson hingga yang lebih junior Evans dan Hemsworth tiadalah bercela, mereka sukses menghidupi peran masing-masing dengan presence berarti dan karakter yang jelas. Penampilan fresh dari Jeremy Renner juga gak kalah cool, pun si "anak baru" Mark Ruffalo (yang menggantikan Edward Norton dari The Incredible Hulk) malah memberikan performa paling apik di film ini. Tetapi, karisma dingin dan manipulatif Tom Hiddleston serta Scarlett Johansson yang begitu ho-oh tetap jadi bagian favorit gw dari film ini. Intinya sih mereka semua bisa bersinergi dengan baik, dapat menarik perhatian dengan segera, menonjol pada waktunya tanpa saling menenggelamkan. Iya, loe emang ngeres kalo pas gw bilang 'menonjol' bayanginnya langsung Scarlett Johansson =p. Oh ya tak ketinggalan ada penampilan Clark Gregg sebagai Agent Coulson yang selalu lempeng tapi selalu dapat diandalkan, serta Cobie Smulders sebagai Agent Hill yang cukup manis tapi masih belum lepas dari bayang-bayang peran Robin di How I Met Your Mother (setidaknya buat gw).
The Avengers adalah contoh film besar Hollywood yang pantas sukses, ia menyenangkan, menghibur dan menggairahkan para penonton yang haus akan aksi superhero seru nan heboh apalagi superheronya satu rombongan. Sebagai puncak dari film-film individual anggota The Avengers yang telah ada sebelumnya, memang film ini yang terbaik, yang paling nendang dan komplit. Sejujurnya sih The Avengers belum outstanding buat gw, tetapi, terlepas dari kebutuhan penonton untuk mencari informasi tambahan (dari film-film anggota Avenger atau spoiler dari temen yang penggemar) agar bisa mengapresiasi secara paripurna, The Avengers tetap sebuah contoh film blockbuster modern yang baik dan benar, apalagi sebagai comic book movie. Ekspektasi tinggi dari penonton dibayar dengan sangat sesuai. Pokoknya pas. Kalau mau diibaratkan, The Avengers adalah juara kelas, anak baik yang taat pada peraturan dan kurikulum yang berlaku, menyenangkan guru dan ortu sehingga dapat nilai bagus karena mengerjakan apapun yang ditugaskan dengan baik serta tulisannya rapi dan enak dibaca. Belum tentu jadi juara sekolah, tapi jadi anak teladan dan juara di kelas unggulan sama sekali gak jelek, bukan? (buat gw juara Marvel masih Spider-Man 2, tapi dia 'kan itungannya udah alumnus *apaseh*). Kalau senang dengan kisah pahlawan super, atau senang dengan sensasi membaca komik, semenyenangkan itulah menyaksikan The Avengers.
NB: Ini sempat membingungkan gw, untung saja ada trivia di IMDB.com. The Avengers adalah resmi film pertama Marvel Studios yang didistribusikan oleh Walt Disney Studios (Marvel sekarang perusahaan milik Disney). Namun karena selama produksi film ini (dan nantinya Iron Man 3) hak distribusinya masih dikontrak sama Paramount Pictures, maka sebagai syarat kesepakatan transfer hak distribusi ke Disney, Paramount masih dapet persenan hasil pendapatan filmnya dan logo Paramount tetap muncul di film maupun materi promosi lainnya (poster, trailer, dll) meskipun sebenarnya mereka nggak ngapa-ngapain dalam hal distribusi ataupun marketing. Bisa gitu yak.
avengers is the best superhero movies
BalasHapus@blog Vrman: and who am I to argue with that =)
BalasHapus