Directed by: Garin Nugroho
Written by: Garin Nugroho, Armantono
Produced by: Garin Nugroho, Dinna Jasanti
Cast: Marcella Zalianty, Ayu Laksmi, Nadia Saphira, Dwi Sasono, Ikranagara, Bulantrisna Djelantik, Aryani Kriegenburg Willems, I Ketut Rina.
Entah mw review apa...gw ndak ngerti blass film ini. Intinya tentang makna ikatan ibu-anak dengan latar belakang budaya Bali yg penuh dengan berbagai ritual apapun itu. Ada Maharani (Marcella Zalianty) yg cari ibu biologisnya di Bali sambil tinggal bareng komunitas penari. Ada Dewi (Ayu Laksmi) yg mengandung anak yg cacat di dalam kandungan. Ada Nian (Nadia Saphira)...entah dia ngapain...yg pasti dia terobsesi dengan seorang bapak pelukis dan seniman tato (Ikranagara) yg kemudian jadi penari utk pentas "Calon Arang" (kisah tragedi cinta Ibu penyihir dan anaknya)
Bagusnya dimana? Pertama, ide cerita yg brilian dan dalem. Kedua, penyutradaraan oom Garin yg selalu artistik-puitis dan sepertinya jago mencari aktor, atau membuat aktor terkenal yg kemampuannya diragukan (ehem Marcella) jadi bisa akting. Gambaran nyata interaksi tokohnya juga sangat baik. Aktor2 Balinya, terutama yg jadi Soka (Aryani Kriegenburg Willems, yg menang Citra 2008), luar biasa alami dan believable.
Kurangnya dimana? Pertama, sayang banget film yg berpotensi artistik ini harus ditangkap dengan kamera digital yg lemah menangkap warna, padahal sudut2 fotografinya bagus2 banget. Kedua, ceritanya gak jelasssss!!! Garin mungkin "dewa"nya film2 art-house Indonesia, tapi mnurut gw beliau kurang mampu membuat jalan cerita yg setidaknya bisa dicerna sedikit dengan nalar awam. Tiap karakter punya tujuan di awal film, tapi apakah tujuan itu tercapai atau tidak kurang dideliver dengan jelas...atau yah mungkin gw aja yg terlalu 5km/h. Ketiga, kebingungan gw apakah film ini simbolik atau potret realita, krn dua2nya ada di film ini, jadi bingung mau mengintrepetasikan adegan simbol yg cara ngambilnya mirip adegan2 lain yg real.
Mohon maaf buat oom Garin saya memberi nilai film ini. Seandainya pake film 35mm, dan adegan simboliknya dibuat sedikit lebih wah, pasti hasilnya jauh lebih baik...Setidaknya kebingungan gw thd film ini bisa jadi bahan diskusi hehehe
my score 5/10
Written by: Garin Nugroho, Armantono
Produced by: Garin Nugroho, Dinna Jasanti
Cast: Marcella Zalianty, Ayu Laksmi, Nadia Saphira, Dwi Sasono, Ikranagara, Bulantrisna Djelantik, Aryani Kriegenburg Willems, I Ketut Rina.
Entah mw review apa...gw ndak ngerti blass film ini. Intinya tentang makna ikatan ibu-anak dengan latar belakang budaya Bali yg penuh dengan berbagai ritual apapun itu. Ada Maharani (Marcella Zalianty) yg cari ibu biologisnya di Bali sambil tinggal bareng komunitas penari. Ada Dewi (Ayu Laksmi) yg mengandung anak yg cacat di dalam kandungan. Ada Nian (Nadia Saphira)...entah dia ngapain...yg pasti dia terobsesi dengan seorang bapak pelukis dan seniman tato (Ikranagara) yg kemudian jadi penari utk pentas "Calon Arang" (kisah tragedi cinta Ibu penyihir dan anaknya)
Bagusnya dimana? Pertama, ide cerita yg brilian dan dalem. Kedua, penyutradaraan oom Garin yg selalu artistik-puitis dan sepertinya jago mencari aktor, atau membuat aktor terkenal yg kemampuannya diragukan (ehem Marcella) jadi bisa akting. Gambaran nyata interaksi tokohnya juga sangat baik. Aktor2 Balinya, terutama yg jadi Soka (Aryani Kriegenburg Willems, yg menang Citra 2008), luar biasa alami dan believable.
Kurangnya dimana? Pertama, sayang banget film yg berpotensi artistik ini harus ditangkap dengan kamera digital yg lemah menangkap warna, padahal sudut2 fotografinya bagus2 banget. Kedua, ceritanya gak jelasssss!!! Garin mungkin "dewa"nya film2 art-house Indonesia, tapi mnurut gw beliau kurang mampu membuat jalan cerita yg setidaknya bisa dicerna sedikit dengan nalar awam. Tiap karakter punya tujuan di awal film, tapi apakah tujuan itu tercapai atau tidak kurang dideliver dengan jelas...atau yah mungkin gw aja yg terlalu 5km/h. Ketiga, kebingungan gw apakah film ini simbolik atau potret realita, krn dua2nya ada di film ini, jadi bingung mau mengintrepetasikan adegan simbol yg cara ngambilnya mirip adegan2 lain yg real.
Mohon maaf buat oom Garin saya memberi nilai film ini. Seandainya pake film 35mm, dan adegan simboliknya dibuat sedikit lebih wah, pasti hasilnya jauh lebih baik...Setidaknya kebingungan gw thd film ini bisa jadi bahan diskusi hehehe
my score 5/10
Komentar
Posting Komentar