[Movie] 47 Ronin (2013)

 

47 Ronin
(2013 - Universal)

Directed by Carl Rinsch
Screenplay by Chris Morgan, Hossein Amini
Screen Story by Chris Morgan, Walter Hamada
Produced by Chris McLeod, Pamela Abdy
Cast: Keanu Reeves, Hiroyuki Sanada, Tadanobu Asano, Rinko Kikuchi, Koh Shibasaki, Jin Akanishi, Min Tanaka, Masayoshi Haneda, Cary-Hiroyuki Tagawa, Togo Igawa


Mungkin karena ada panggilan "berdasarkan kisah klasik Jepang" yang bikin gw, seorang entah-gimana-caranya lulusan sastra Jepang, jadi berniat nge-cek film 47 Ronin versi bule ini, terlepas apa pun yang terjadi semasa proses panjang pembuatan film yang konon kacau beliau ini. Kalo dibilang familiar sama kisahnya, well, enggak =P, cuma pernah denger judulnya. Kisah 47 Ronin konon adalah kisah nyata yang kemudian menjadi legenda di Jepang sana, juga sering banget dipentaskan dalam bentuk karya fiksi bunraku (kayak wayang golek tapi versi ribet) dan kabuki (teater yang aktornya laki semua), dengan judul "Chuushin'gura", dan pastinya ada versi film juga. Gw cuma tahu ending-nya pada mati semua, because that's what happen in every single Japanese tale. Dan sekarang Anda tahu kenapa kalau anak-anak sastra Jepang kalau bikin pementasan pasti diakhiri dengan kematian. Kultur =p.

Legenda 47 Ronin konon terjadi pada zaman Shogun Tokugawa, sekitar abad ke-18, ketika Jepang masih tertutup dari dunia luar. Rounin adalah sebutan bagi samurai (prajurit) yang di-PHK, nggak punya tuan lagi untuk mengabdi. Untuk kasus 47 Ronin ini, mereka kehilangan tuan karena sang tuan disuruh seppuku (menjaga kehormatan dengan membunuh diri sendiri daripada dihukum sebagai penjahat, or something like that) oleh pemerintah karena for some unknown reason melukai seorang pejabat dari kota pemerintahan Edo (sekarang Tokyo). Ke-47 rounin ini yakin bahwa tuan mereka punya alasan dalam tindakannya, mengingat si pejabat memang orangnya resek. Beberapa tahun diasingkan dengan status rounin, Ooishi (bukan oishii ya) dan ke-46 bawahannya menyusun rencana aksi balas dendam terhadap si pejabat. Jelas tindakan mereka itu kriminal, tapi mereka sadar konsekuensinya. Usai menyelesaikan aksi, ke-47 rounin itu pun ditangkap, namun karena permintaan khalayak yang mengagumi spirit mereka dalam menjaga kehormatan sang tuan, ke-47 rounin ini diizinkan untuk melakukan seppuku layaknya samurai. Terima kasih, Wikipedia.

Film 47 Ronin sebenarnya cukup setia mengikuti poin-poin legenda tersebut, cuma dengan tambahan makhluk-makhluk gaib, tukang sihir, kisah cinta, target dendamnya bukan pejabat tetapi tuan wilayah sebelah, tokoh bule...Oke, bedanya emang banyak banget ternyata ^_^;. Yah, dari kulit luarnya juga udah keliatan sih filmnya bakal "ngacak-ngacak". Tapi, gw merasa perlu respek sama film ini karena banyak poin-poin legendanya tetap terjaga, termasuk ending-nya *eh*. Kelihatannya si sutradara sangat mengagumi Jepang sehingga tidak mau sembarang ngarang, sekalipun dari pihak studionya maunya film ini ngarang sengarang-ngarangnya dengan atmosfer mirip The Lord of the Rings-ish. Beberapa unsur tambahannya sebenarnya tetep ngarang dan unnecessary tapi masih bersumber dari ke-Jepang-an, seperti soal wujud Ten'gu, soal diskriminasi terhadap anak berdarah campuran, juga soal "Dutch Island", satu-satunya wilayah di Jepang kala itu yang boleh disinggahi oleh orang asing, dalam hal ini Belanda. Yes people, ini historically correct. Kecuali bagian raksasanya...dan mas-mas bertato yang entah apa fungsinya di film ini selain sebagai penghias poster. 

Penggunaan bahasa Inggris pun bisa gw terima, karena film ini secara konsisten me-replace semua ucapan bahasa Jepang dengan bahasa Inggris, self-dubbing. Sedang bahasa lain (Belanda misalnya) tetap bahasa lain. Nggak campur-campur. Nggak kayak film...ah sudahlah.

Tapi, meski dengan unsur-unsur tambahan yang ngarang tapi bolehlah itu, tidak membuat film ini lebih exciting dari yang seharusnya. Dari presentasi visualnya pun menurut gw sangat lame untuk ukuran film berbiaya di atas seratus juta dolar Amrik. Efek visualnya kurang halus, kostumnya pun kurang mencolok kalau memang tujuannya tidak mau terlalu otentik. Bahkan serial TV "Game of Thrones" aja masih lebih wah visualnya daripada ini. Film bioskop studio besar Hollywood nih? Pun penuturannya kayak nggak ada rasa, kering gitu. Nggak ada sedih, senang, tegang, ya begitulah. Mungkin yang bikin sedikit menghibur adalah koreografi tarung pedangnya, meskipun yang kelihatan keren cuma Hiroyuki Sanada sebagai Ooishi yang obviously sudah terbiasa dengan jenis kelahi ini.

Jika disimpulkan, susah juga untuk bilang 47 Ronin itu film bagus. Satu-satunya hal yang bisa mengangkat nilai film ini di mata gw adalah kepeduliannya terhadap nilai-nilai ke-Jepang-an yang ditunjukkan di film ini, sekalipun filmnya produksi Hollywood, dan sekalipun tambahan dan modifikasi ceritanya emang ngaco abis. Pun setidaknya film ini konsisten memakai aktor berdarah Jepang, bukan asal sipit. Nggak penting sih filmnya, tapi gw masih lumayan terhibur, terutama hiburan imajiner dalam benak gw yang sembari nonton bisa membayangkan para aktor Jepang yang umumnya susah bedain bunyi "r" dan "l" itu pasti setengah mati waktu syuting/dubbing dialog berbahasa Inggris *ya ampun jahatnya*.




My score: 6/10

Komentar

  1. Balasan
    1. terima kasih, jangan kapok untuk berkunjung ke blog ini lagi ya =)

      Hapus
  2. Saya tertidur dengan tampan selama beberapa menit saat nonton film ini dan ekspresi saya selama nonton pun sudah mirip banget dengan akting Keanu Reeves di sini :)))))

    Oia... sampai sekarang pun masih sulit buat mempercayai film ini berbujet sampai $175 juta. Buat apa aja yak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh intinya mau bilang mirip Keanu Reeves, oke fine =p
      itu dana besar buat kursusin bahasa inggris aktor2 jepangnya kali ya *jahat*

      Hapus
  3. Tadinya niat nonton demi Mbak Rinko, maLah ke-distract sama aLisnya Chikara =____=
    Setuju, jaLan ceritanya kering banget, tapiiiii propertinya, kostumnya.. boLeh ga dipinjem buat PK? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. PK-nya pasti berakhir dengan kematian kan? =D

      Hapus

Posting Komentar