Snow White and the Huntsman
(2012 - Universal)
Directed by Rupert Sanders
Story by Evan Daugherty
Screenplay by Evan Daugherty, John Lee Hancock, Hossein Amini
Produced by Joe Roth, Palak Patel, Sam Mercer
Cast: Kristen Stewart, Charlize Theron, Chris Hemsworth, Sam Claflin, Sam Spruell, Ian McShane, Bob Hoskins, Ray Winstone, Nick Frost, Toby Jones, Eddie Marsan, Johnny Harris, Brian Gleeson
Karena begitu tinggi tak terhingganya kreativitas para pembuat/pebisnis film di Hollywood sana, maka tahun ini penonton film sedunia disodorkan dua buah film yang menceritakan ulang sebuah dongeng rakyat Eropah terkenal, Snow White atau Putri Salju atau harusnya Putih Salju dengan pendekatan masing-masing yang dirilis dalam waktu yang berdekatan. Ada Mirror Mirror, lalu 2-3 bulan kemudian ada Snow White and the Huntsman. Tentu saja ini patut dirayakan karena jaaaaarang sekali terjadi *terus nengok ke arah VHS Deep Impact dan VCD Armageddon, eh nemu juga DVD A Bug's Life dan VCD Antz, eh terus inget tahun ini bakal ada Abraham Lincoln: Vampire Hunter dan Lincoln..., terus liat IMDB.com daftar film tentang Snow White yang bejibun =__=*. Terserah, mereka mau berkilah dengan ilmu humas termutakhir sekalipun, mau nggak mau, kedua film ini pasti akan diperbandingkan.
Sebelum menyatakan mana yang lebih bagus, gw perlu menekankan bahwa bagus-nggak-nya sebuah film itu tentu standarnya berbeda-beda, penilaian harus sesuai koridor masing-masing, sebagaimana kita nggak bisa membandingkan begitu aja Avatar vs The Sixth Sense, atau Indomie Goreng vs Nongshim Shin Ramyun, misalnya. Yang lebih penting itu kadar "enjoy"-nya masing-masing. Mirror Mirror adalah komedi silly karikatural berwarna-warni yang didn't take itself too seriously, maka gw nontonnya ya santai aja tanpa berharap yang nggak-nggak. Akibatnya, gw menikmatinya. Huntsman, on the other hand, kayak mengemis untuk ditanggapi serius, dari pendekatannya yang dark sampai tawaran laga dan efek visual yang wah, lebih mencekam, lebih seru, lebih orisinil *iyalah, mana mungkin mereka terang-terangan nyontek bentuk Dementors di Harry Potter serta desain kostum dan ruang di The Lord of the Rings atau serial "Game of Thrones" sampe ikut-ikutan syuting di Irlandia juga. Itu jelas sekali ide mereka aseli =__=*. Berbagai bentuk kampanye film ini seakan menyatakan "woi, ik pasti lebih oke daripada pesaing ik, duitnya aja banyakan ik". Okelah, maka dari itu gw akan nonton dengan pandangan serius. Hasilnya, Huntsman terjebak dalam posisi keragu-raguan: dipandang "serius" malah terlihat payah, dipandang "nggak serius" selevel Mirror Mirror pun film ini kalah enjoyable...bahkan kalah cerdas.
Ceritanya masih sama dengan yang kita pernah dengar. Ada Ratu Jahat (Charlize Theron) berilmu sihir yang terobsesi akan kecantikan bahkan menjadikannya pedoman hidup (jaman dulu belum ada Mario Teguh) mengambil alih tahta sebuah kerajaan, lalu geram dengan pernyataan cermin ajaibnya bahwa anak tirinya, Snow White (Kristen Stewart) yang baru aqil balig sedang berada di puncak chart kecantikan terkini mengalahkan Ratu (entah bagaimana proses penilaiannya, I mean, it's Stewart against Theron, seriously?). Karena itu, Ratu mendambakan Snow White dibunuh dan diambil jantungnya sebagai syarat mantra kecantikannya. Kalau merujuk judulnya, Snow White and the Huntsman seperti memberi penekanan pada tokoh Snow White dan si Pemburu (Chris Hemsworth) yang disuruh untuk memburunya di hutan gelap, yang pada perjalanannya, si Pemburu malah berbalik mendukung Snow White. Gw mulai ragu akan penekanan itu setelah ngecek si Pemburu merangkap duda galau ini nggak nongol-nongol hingga 30-an menit pertama...o well, masih ada sisa 90 menit lagi, kali aja ada perkembangan dari kedua tokoh ini....Eeeh, nggak tuh, alih-alih perkembangan, adanya perpanjangan. Apa coba alasannya mereka mampir ke sebuah kampung air selain excuse supaya Snow White bisa mandi dan kelihatan bersih di adegan-adegan selanjutnya?
Apa sih masalah gw sama film ini? Apakah sikap pro-Mirror Mirror gw membuat gw jadi hater Huntsman?Yee, nggak sik. Gw hanya menilai film ini sebagaimana koridor yang diinginkannya. Huntsman dipersiapkan sebagai film epik fantasi seru dengan penceritaan berbeda tentang Snow White. Well, film ini memang cukup "epik", desain kostumnya bagus-bagus, desain makhluk-makhluk mistisnya terbilang menarik, dan ada beberapa adegan dan gambar yang benar-benar ditata sangat cakep—berbagai transformasi sihir Ratu, peri yang keluar dari burung gagak putih, rusa putih berpose, dan gongnya di pertarungan cowok-cowok pengawal vs prajurit kristal-kristal hitam—bahkan menurut gw lebih cakep daripada Mirror Mirror. Nggak, gw nggak mau masukin adegan Ratu mandi susu yang lebih mirip mandi DanaPaint, atau adegan penyerangan istana di klimaks yang tampak lame. "Fantasi" hanya sebatas kemunculan makhluk-mahkluk gaib yang nggak terlalu penting perannya dan berbagai sihir-sihiran. "Seru" harus dicabut karena dengan durasi panjang dan laju yang yaelah-lemot-bener-kapan-nyampenya, adegan-adegan serunya yang sebenarnya ada jadi nggak keinget—maka hilanglah faktor "enjoyable" itu. Penceritaan berbeda? Menurut gw yang paling brilian hanyalah samaran Ratu waktu memberi apel beracun ke Snow White, sisanya nggak ada yang baru. Bahkan usaha Snow White memimpin perlawanan terhadap tahta Ratu itu kok terdengar familiar ya...
Evil Queen on the Iron Thro..I mean Raven Throne |
Bagi gw Huntsman hanya sukses besar di nuansa, cukup untuk membuatnya watchable, agak-agak Zack Synder-y, namun nggak sukses di bagian-bagian yang penting. Kekecewaan terbesar gw adalah pada karakterisasi. Tokoh Pemburu ya gitu doang, si pangeran jodoh Snow White bernama William (Sam Claflin) ya gitu doang, adik Ratu, Finn (Sam Spruell) ya gitu doang walau udah "dipaksa" punya rahasia masa lalu dengan Pemburu, 8 kurcacinya menghibur tapi ya tersia-sia, porsinya gitu doang—iya kurcacinya ada 8, nggak langsung 7, mungkin mereka kira kita nggak peduli berapa jumlah kurcacinya sebagaimana kita nggak peduli berapa jumlah personel AKB48. Tokoh Snow White punya masa lalu rumit tapi pengembangannya sepanjang film terlalu digampangkan: bisa secara magis membuat para kurcaci lebih sehat lah, bisa bikin tanah subur lagi lah, bisa langsung ikutan perang tanpa pelatihan lah, atau pidato motivasi yang kata-katanya didn't even make sense tapi bisa menggerakkan orang-orang untuk mendukungnya (itu pasti orang-orangnya cuman liat tampang doang, kelihatan lucu jadi dukung aja, kayak voters Indonesian Idol gitu deh). Yang paling menimbulkan pertanyaan adalah kenapa hanya dia yang sanggup membunuh Ratu, apa karena dia "yang terpilih"? "Yang terpilih" itu maksudnya apa dan dari mana? Atau karena dia masuk di jajaran wanita tercantik saingan Ratu menurut majalah HoodedMirror *ngarang aja*? Jadi yang bunuh Ratu harus banget cantik gitu? Karakterisasi terbaik mungkin ada pada Sang Ratu, yang juga punya masa lalu kelam yang cukup baik menjelaskan keadaannya sekarang, yakni sakit jiwa saking terobsesi pada kecantikan. Ia punya ilmu sihir perkasa tapi sayang dibuat agak o'on juga, mbok ya kalo mau ambil jantungnya Snow White nggak usah banyak ngomong napah. Huh.
Karena karakterisasinya aja kayak gitu, gw pun jadi nggak bisa menyalahkan sepenuhnya para aktor yang terlibat karena keterbatasan, entah itu keterbatasan porsi kemunculan dari yang mainnya bagus (para kurcaci yang aktornya semua sebenarnya tidak kurcaci, Nick Frost was my fave =D), ataupun keterbatasan penjiwaan dari yang porsinya banyak (ehem Stewart, ehem Hemsworth). Penampilan Theron pun rasanya hanya berhasil di saat dia terlihat bingung dan depresi, sedangkan pada saat berteriak-teriak dia kayak lagi main sinetron murahan dengan melotot-melotot maksimal yang jelas masih kalah maksimal dari pelototan Leli Sagita, kurang dapetlah jahatnya. Eh, terus, katanya harusnya Pemburu dan Pangeran William rebutan cinta Snow White ya? Kok...emm...ah sudahlah.
Kembali ke sesuatu yang tak dapat terhindar, yaitu perbandingan dengan Mirror Mirror, kenapa tadi gw bilang Huntsman kalah cerdas? Akan saya beritahu *terTarantino*. Buat gw Mirror Mirror punya set-up karakter yang lebih jelas, bahkan bisa dibilang lebih membumi, lebih zaman sekarang, dan lebih logis. First of all, nama "Snow White" di Huntsman seakan tidak aneh di antara nama-nama normal seperti William, Greta, Magnus, dan Finn, sedangkan dalam Mirror Mirror nama itu sejak awal dicap "pretensius" =D. Snow di Mirror Mirror tidak tiba-tiba punya kemampuan bertarung, ada prosesnya, juga proses ia membuktikan dirinya dapat dipercaya memimpin rakyat melawan Ratu (coba rujuk juga proses Neo di The Matrix agar diakui sebagai "the one" =P), bukan dibuktikan hanya dengan "sihir" belaka, pun romansa dengan sang Pangeran dibangun dengan lebih baik. Jika Ratu di Huntsman baru bertindak secara represif setelah ada peristiwa-peristiwa (well, doi memang sakit jiwa, mungkin mempengaruhi intelejensianya), si Ratu bawel di Mirror Mirror bertindak lebih strategis dan pasif-agresif: Snow White dikurung tapi tetap di-pamper sehingga nggak timbul dendam, rakyat yang sengsara dibuat takut melawan bukan karena kuasa sihir semata tetapi juga karena doktrin Ratu melindungi mereka dari "makhluk liar" di hutan musim dingin kekal, kekuasaannya dipertahankan dengan memelihara hubungan dengan para bangsawan sekitar, dan mengapa ia butuh pengakuan "the fairest of them all" juga masih beralasan (konyol sih tapi ya nggak aneh).
That's right, buat gw Mirror Mirror, yang sebenarnya bukan film bagus, lebih unggul kadar "enjoy"-nya daripada Huntsman yang berusaha terlalu keras di segala segi tapi kepeleset di poin penting yaitu naskah, editing (pacing itu bisa diberesin di editing, 'kan?), dan casting. Nilai amanah tentang kecantikan pun nggak dikembangkan, dan rada pupus, toh Snow White menghimpun pengikut caranya gak jauh beda dengan cara Ratu, gimana mau jadi panutan kalo gitu? Snow White and the Huntsman yang sok serius malah jadi konyol. Coba kalau di-set jadi film hiburan murni dengan porsi humor yang ditambah dan lajunya lebih lancar, setidaknya buatlah Snow White-nya lebih likeable, mungkin gw nggak akan seterganggu ini. Sedangkan Mirror Mirror yang agak carefree malah jadi menyenangkan, dan setidaknya memakai aktor kurcaci betulan.
My score: 5,5/10
PS: Do you know judul alternatif film ini adalah Snow White the Troll Whisperer? Nggak deing, gw cuma merujuk pada sebuah adegan nggak penting =P.
Troll whisperer... xixixi...
BalasHapusKlo gw sich lebih suka SWATH karena gw penggemar adegan action, jadi ya jelas karena Mirror Mirror kan emank nggak nawarin adegan action... Hehe... :D
LoL Hooded Mirror.
BalasHapusSetuju, Mirror Mirror jauuuuuuuuh Lebih enjoyabLe -- SWATH cuma menang dari majang Chris Hemsworth aja (maaf fangirL bias :p ). Kostum CoLeen Atwood juga kaLah dari Junko Yoshioka.
Menurut gwe, juduL yang Lebih pantes buat SWATH adaLah Ice Block and the Hot Piece of Log Man.
Satu Lagi: adegan rusa putih bertanduk pohon itu.. kaya' rip off Princess Mononoke done so wrong :|
BalasHapus@MRPBlog: well said =), sayang action-nya juga menurut saya sedikit presentasenya kalo dibandingkan dengan adegan lainnya
BalasHapus@amadl: hihi, jangan Ice Block ah, ntar jadi pengen diserut taruh di atas es campur =P
Waktu tahu Kristen terpilih jadi Snow White, saya ngakak. Apalagi saat cermin itu menyebut Kristen jauh lebih cantik daripada Theron. Whuuut? Saya berharap yang disebut cermin itu bukan Kristen tapi Chris Hemsworth *ups*
BalasHapusMending Anda baca manga Ludwig Revolution aja untuk dongeng yang menawarkan nuansa kelam. Serius. Walaupun manga, tapi itu jauuuh... lebih berkesan daripada film Hollywood Snow White lainnya. Apalagi manga itu mempertahankan kisah aslinya dimana ibu kandung Snow White, bukan ibu tirinya. Manganya bisa dibaca online dan cuma 4 volume.
@Kencana: oiya sempet kamu singgung juga di film satunya. Mungkin karena nilai2 "kekeluargaan" yang dimulai oleh Disney mengharuskan dongeng ini jadi punya pesan/nilai positif agar bisa jadi bekal buat anak-anak, jadinya pada terpengaruh deh.
BalasHapusTerima kasih sharingnya ya =)
film ini berpotensi epic, tpi entah knp bisa bnyak bocor sana sini, akting steward payah, mkin dia cma dpt porsi dialog yg sedikit shg kurang eksplore lgi,adegan action antara snow white n ravenna pun gk sedahsyat yg diharapkan, serangan prajurit hrsnya bisa tampi ala2 LOTR, mengingat visual effect film ini mumpuni, jdi sgt mkin menyuguhkan sebuah perang yg megah di tepi pantai. notabene snowwhite 'putri orasi'dah latihan perang, tpi ttp trlihat lemah di hadapan ravenna. Untung film ini terselamatkan oleh visual yg menakjubkan pd bbrp scene sama akting theron yg ciamik dahh!!!!!!
BalasHapus@vito Jr.: itulah, sumber daya sudah lengkap tersedia tetapi kurang dikelola dengan maksimal, jadi beginilah.
BalasHapus