DVD BUYERS' GUIDE: Menilik 8 Distributor DVD Resmi di Indonesia

DVD, Digital Versatile Disc atau Digital Video Disc (halah, singkatannya aja rancu), tahu kan? Ini adalah format tontonan, yg sebagian besar adalah film, yang tampaknya sudah (hampir) lumrah digunakan masyarakat dunia. Untuk sekarang2 ini, tampaknya DVD masih menjadi primadona bagi konsumen home video terutama di Indonesia, tak terkecuali gw untuk urusan menonton film selain di bioskop, karena dari segi kualitas jauh lebih baik dari VCD (ya iyalah), dari segi perangkat pendukungnya masih lebih mudah dan murah, dan dari segi harga produknya lebih terjangkau daripada Blu-Ray—yg adalah generasi selanjutnya dari home video yg terjadi pula di ranah bajakan *hehehe*.



Talking-talking bajakan, gw sendiri nggak mau munafik bahwa gw pernah membeli dan menggunakan produk DVD bajakan, tapi bagi gw produk DVD yg resmi (harusnya) tetap lebih terjamin dan yg terbaik—2nd best setelah nonton di bioskop tentu saja. Kalo nggak ada yg resmi..ya..cari cara lain, toh kita bebas memilih apa yg mau kita tonton kan? *mulai plin plan*. Ya ya, gw tau kalo DVD bajakan ada kategori "masih jelek", "master", "udah ori" (kependekan dari original, =.=") dan sebagainya, terserah, tapi gw selama ini memang selalu berusaha mendapatkan DVD resmi dari film yg gw pengen, kalo memang ada barangnya dan dana juga kebetulan sedang tersedia, kenapa tidak?

Namun, membeli film dalam bentuk DVD yang dijual resmi di Indonesia merupakan sebuah dilema, terutama jika dibandingkan dengan produk bajakan. Kenapa mayoritas masyarakat kita cenderung pro-bajakan? Jelas, dari segi harga DVD resmi bisa mencapai 25 kali lipat harga bajakan. Apalagi rilisan bajakan selalu terdepan, teraktual
tapi tidak selalu terpercaya, lebih cepat dan lebih banyak judulnya. Tapi ketika sedang terpanggil untuk "bermoral" dengan cara beli produk resmi, terlepas dari harganya, nggak jarang kualitas yg didapat ternyata ngehe juga. Mending beli bajakan aja dong. Weits, tunggu dulu, emangnya bajakan aja yang ada kategori2an mutu? DVD resmi juga aada. Untuk itulah tulisan ini gw terbitkan sebagai medium sharing tentang deskripsi umum DVD resmi yang gw sebagai konsumen ketahui melalui "penelitian" independen (alias sendirian aja), tak terlalu penting dan tak berbobot tapi mudah2an tidak tak bermanfaat.

Kualitas DVD resmi di Indonesia, gw tekankan pada ketajaman gambar dan suara, memang tidak seragam, tapi dapat terindikasi dari perusahaan mana yang bertindak sebagai distributornya. Ada yang kualitasnya maksimal, ada pula yang kelihatan nggak niat jualan, dan itu ketahuan dari label distributornya. Di bawah ini, gw menyusun ranking label distributor2 DVD resmi yang ada di Indonesia berdasarkan yang paling "cihuy" sampe yang paling "iyuh". Namun untuk saat ini sampel saya kerucutkan (serasa Bab 1 skripsi) hanya dari DVD film internasional, exclude film2 Asia *modal nggak cukup*.

Gw bikin tulisan ini bukan untuk ber-snobbing ria, menjatuhkan pengguna bajakan dan mengagung-agungkan pelanggan produk resmi, nggak lah. Mau beli bajakan atau resmi itu terserah masing2 orang. Intinya pengendalian diri...bukan, intinya adalah gw mengajak teman2 semua untuk teliti sebelum membeli, supaya lebih bijak dan tidak mudah kecewa di kemudian hari *euleuh euleuh*. Efek yg gw harapkan sih supaya yang pake bajakan gak terlalu sinis dan apatis sama produk resmi terutama yg dijual di negara kita (IMHO, kalo beli murah2 dan banyak malah nanti diperlakukan asal2an dan jadi sampah, kan sayang juga), dan pengguna produk resmi agar nggak kecele sama produk2 yang "asal original" semata. Juga, mudah2an juga bisa jadi masukan bagi para distributor DVD resmi di Indonesia. Amin.

Gw mulai dari peringkat paling puncak ya, ayo di-klik read more nyah ^_^:





1. Vision Interprima Pictures
Mengedarkan DVD terbitan Buena Vista (Disney, Touchstone, Miramax, dll), Warner Bros., Universal, BBC, dsb.


Sampai detik ini Vision lah distributor DVD paling wahid di negeri kita. DVD keluaran Vision selalu ciamik, dengan kualitas dan konten yg kira2 sama seperti DVD versi aslinya (kalo konteksnya film Hollywood, ya Region 1). Gambar hampir selalu widescreen seperti presentasi asli di bioskop, anamorphic—nggak gepeng kalo di TV layar lebar, digital sound bagus, sebagian besar ada subtitel Indonesia, pokoknya komplet dan jarang mengecewakan. Pilihan judulnya termasuk melimpah, yg klasik pun kerap dirilis juga (Amadeus, 2001: Space Odissey, The Shawshank Redemption), dan sepertinya sih sejauh ini durasinya utuh nggak terpotong—karena keping DVDnya sendiri konon masih impor, sama dengan yg dijual di negara2 Region 3 lain (Asia Tenggara dan Timur kecuali Jepang). Untuk beberapa judul Vision juga menyediakan pilihan kemasan: biasa (kotak plastik itu loh, namanya keep case), steelbook (dari bahan stainless steel), atau sepaket dengan merchandise khusus; juga pilihan isi: 1 disc atau 2 disc. Segi kemasannya, yg notabene buatan sini, pun paling unggul: rapih, bersih, kotaknya berbahan oke dan kuat, covernya didesain apik dan dicetak dengan hasil yg tajam bermutu tinggi (tapi yg DVD Warner Bros. sepertinya se-kotak2nya juga masih impor, bagus lah =P).


Nggak hanya sampe di situ, harga produk Vision pun terbilang paling bersahabat dan worth to be bought. Dengan kualitas yg begitu bagus, harganya berkisar dari 79rb (1 disc) hingga 145rb rupiah (biasanya 2 disc) untuk kemasan biasa, tergantung baru-tidaknya film, atau popularitasnya, atau bahkan tergantung kontennya, semisal The Informant, The Hangover dan Ninja Assassin yg dibandrol 99rb mungkin karena filmnya nggak terlalu terkenal dan miskin fitur, atau Where The Wild Things Are yg 99rb juga tapi nggak ada subtitel Indonesia.

Secara keseluruhan, produk Vision relatif selalu memuaskan. Baiknya lagi, Vision kerap bikin sale bahkan sampe 80%!—ngabisin stok yg nggak laku2 tentu saja, hehe. Sebuah langkah yg belum berani diikuti distributor lainnya kecuali kalo mau gulung tikar (=_=!). Gw nggak pernah merasa rugi membeli produk Vision. Sayangnya, khusus DVD dari Universal Pictures, sepertinya Vision sudah nggak bikin lagi di sini, VCDnya sih masih, tapi untuk beberapa judul (knapa nggak semua?!) Vision mengimpor DVD termasuk casingnya dari HVN Singapura (misalnya Inglourious Basterds, Public Enemies, Land of the Lost, Green Zone) namun dengan harga yg nggak jauh beda dengan produk Vision lainnya. I heart you lah, Vision. \ (^o^) /



2. MagixEyes (Inova)
Menangani peredaran DVD terbitan 20th Century Fox dan MGM (yg produksi lama).

Secara keseluruhan, sejak awal kemunculannya (sekitar tahun 2003) MagixEyes senantiasa menawarkan produk yg berkualitas, setara lah dengan Vision. Memang, sekitar tahun 2008 MagixEyes sempat mencoba menawarkan rangkaian DVD film2 favorit yg di"korup" isinya, jadi cuman ada subtitel bahasa Indonesia dan nggak ada bonus features. Namun setelah kayaknya nggak memberi laba pula *sok tau*, MagixEyes kembali mengeluarkan DVD dengan kualitas bagus: widescreen, anamorphic, digital surround sound (kadang ada yg DTS selain Dolby Digital), fitur bonus yg lumayan, serta filmnya utuh tanpa terpotong. Gw sempet ngintip bahwa DVD nya made in Taiwan, mungkin itu sebabnya… ^_^.


Hanya saja, harga yg ditawarkan memang sejak dulu lebih mahal dari produk2 Vision. Untuk stok lama ada sih yg harganya 79rb atau 99rb, tapi untuk stok baru atau re-issue/re-pacakge, baik judul baru maupun klasik, paling murah rata2 129rb (1 disc dan kerap tanpa fitur bonus) dan paling mahal 169rb rupiah (biasanya 2 disc), bahkan gw terakhir liat Master and Commander re-issue 2-disc harganya 199rb aja gitu—gw dulu beli "cetakan pertama" masih 169rb. Lagipula kalo dilihat-lihat, printing covernya yg kini dibuat lokal (dulu sih kemasannya impor juga), jadi jelek, kasar dan buram. Nggak rela juga ya, harga naik tapi kemasannya low-quality, kurang indah di mata. Untung saja kini MagixEyes cukup gencar mengeluarkan judul2 klasik. Namun, gw memang harus pikir2 dulu sebelum membeli produk dari distributor ini, tergantung kondisi keuangan ^_^!.



3. MovieLine (Inova)
Pemegang lisensi DVD terbitan Paramount termasuk DreamWorks.

Menurut gw pribadi, kualitas teknis DVD MovieLine dengan Vision dan MagixEyes itu hampir setara. MovieLine lumayan telat untuk merilis DVD (baru sekitar 2007-2008...yaelah kemane aje cuy?) meski udah banyak merilis VCD sebelumnya. Kualitas DVDnya bagus: widescreen, anamorphic, digital surround sound, dan ada fiturnya. Kemasannya pun bagus dengan printing cover yg cukup oke, buatan lokal tapi masih agak mendingan daripada MagixEyes.

Tapi, di jajaran DVD berkualitas oke, MovieLine lah yg paling "licik" dalam berjualan. Range harga dimulai dari 99rb rupiah *dulu* untuk 1 disc film yg kurang komersil (misalnya Cloverfield dan No Country For Old Men), tapi sekarang umumnya baik untuk judul2 baru maupun klasik harganya dibandrol 129rb rupiah. 1 disc di sini gw tekankan karena fitur tambahannya nya 0 atau 1 biji doang. Kalo mau lebih banyak fitur, untuk beberapa judul tersedia versi 2-disc dengan harga 199 ribu (nambah 70rb untuk fitur2 yg belum tentu bagus juga, say what?). Mau yg lebih spesial? Ada versi steelbook case dengan harga 299rb rupiah, dan versi kemasan unik (misalnya topeng Iron Man) atau dengan bonus merchandise, yg harganya gw juga males nyebutnya =_=;. Jadi, untuk beli DVD keluaran MovieLine, gw harus menimbang lebih saksama daripada kalo mau beli DVD MagixEyes apalagi Vision. However, kalo untuk kualitas audio-videonya sendiri, MovieLine boleh dibilang memuaskan, apalagi gw liat distributor ini paling gencar dalam merilis film2 lama favorit dan klasik...


AKAN TETAAPI!! Satu judul telah mencemarkan respek gw terhadap MovieLine. Guys, JANGAN. BELI. DVD. WATCHMEN! Sumpah ya, ketika gw mengira disributor DVD dengan kualitas bagus dengan harga agak tinggi—plus kemasan yg oke—nggak akan merusak filmnya, but that's exactly what they did with Watchmen. Semua adegan "dewasa" di-cut atau diburam semua tanpa ada yg lolos satupun! Pantesan aja rilisnya telat...jangan2 dibikinnya di Malaysia nih DVD, bahkan sensor LSF untuk versi bioskop kita nggak segitunya kalee...Jadi kesimpulannya, DVD keluaran MovieLine layak dibeli asalkan filmnya sendiri sudah dipastikan tidak mengandung terlalu banyak hal2 yg berpotensi dicemarkan oleh pihak2 tertentu yg bertugas memperkosa keutuhan sebuah film. Cara mengetahuinya? Cek imdb.com dan perhatikan durasi/runtime filmnya, kalo berbeda sama yg ada di keterangan DVDnya, harus dicurigai. Damn!



4. Jive Collection
Memproduksi dan memasarkan DVD film2 dari studio2 independen yg pernah tayang di bioskop Blitz Megaplex tapi gak tayang di 21 Cineplex.

Bisa dibilang Jive Collection adalah distributor low-end, karena kualitasnya nggak sebagus 3 distributor yg dibahas di atas, harganya pun *relatif* jauh di bawahnya. Mohon maap kalo gw bikin distributor2 ini jadi "beda kelas" (meminjam quote dari Catherine Wilson), tapi memang demikian kenyataannya, kebanyakan distributor low-end seperti Jive ini mengedarkan film2 yg bukan dari studio besar dengan harga lebih murah dan mutu yg semampunya, beda dengan para kompetitor yg lebih bongsor. Nah, untuk di kelas yg ini, Jive Collection adalah yg terunggul. Dengan harga flat, 59rb rupiah untuk setiap produknya, DVD yang diedarkan, yang semuanya dimanufaktur secara lokal, punya kualitas yang sangat bisa dimaklumi. Presentasi gambar umumnya anamorphic widescreen, cukup jernih meski belum sempurna (masih ada pecah kotak2 di gambar cepat dan keropos2 dikit) dan memang tidak setajam DVD yg lebih mahal; soundnya digital surround, lumayan okelah walau kurang lantang. Not that bad. Tak ketinggalan setiap DVD Jive tidak mengabaikan fitur bonus meski hanya 1-2 biji saja.


Tapi keunggulan DVD keluaran Jive yg terutama adalah dari kemasannya yg bagus. Senantiasa dengan kotak transparan—plus "baju" karton di luarnya, desain covernya sangat berkelas dan menarik dengan printing yg bagus (rada kebalikan dari DVD MagixEyes). Distributor ini juga kerap menyelipkan bonus printilan seperti poster card atau pembatas buku bergambar film yang bersangkutan, mungkin sebagai kompensasi dari kualitas DVDnya, hehehe.

Overall, DVD Jive memang bukan yg terbaik secara mutu, tapi tetap yg terbaik di kelasnya, apalagi kemasannya yg oke berat, nggak kampungan, malah cenderung elegan. Nggak rugi2 amat kalo dibeli...dan so far durasinya utuh. =)



5. DutaMitra (Inova)
Bertanggung jawab dalam mengedarkan DVD produksi Sony Pictures (Columbia, TriStar, Sony Pictures Classic dll).

MagixEyes, MovieLine dan DutaMitra adalah satu keluarga dari Inova (kemungkinan bersaudara sama Disc Tarra/Tarra Group *nuduh*), dan DutaMitra adalah yg sulung. Namun apa lacur, kini kualitas DutaMitra justru yg paling memprihatinkan. Tadinya mereka rilis DVD region 3 yg diimpor, sama dengan yg dijual di negara Region 3 lain, dengan harga yg agak fantastis (199rb, padahal cuman 1 disc, dan itu di awal tahun 2000-an lho), yah ada harga ada baranglah, mutunya bagus, tapi itu duluu sekali. Mulai sekitar tahun 2002-an DutaMitra sepertinya melakukan kebijakan memproduksi DVD di negeri sendiri dengan spesifikasi dan kualitas yg gw ogah banget: gambar masih ada pecah kotak2, fullscreen a.k.a. mencukur keutuhan gambar (fyi, saya tidak suka presentasi fullscreen), fitur bonus terbatas, dan hanya ada subtitel bahasa Indonesia. Harganya pun nggak murah2 amat (59rb paling murah untuk barang yang "kayak gitu"). Tapi setelah itu, DutaMitra akhirnya agak eling dengan merilis beberapa judul dengan 2 versi (kalo gak salah mulai The Da Vinci Code): ada yg versi murahan itu, ada juga versi yg lebih lengkap dengan fitur bonus dan spesifikasi yg lebih oke: widescreen dan biasanya 2-disc (The Da Vinci Code, Casino Royale).

Nah sekarang2 ini, triknya lebih ribeut lagi. Kalo judulnya nggak terlalu terkenal, atau terkenal tapi kontennya tidak istimewa, spesifikasinya berstandar baru: anamorphic widescreen, Dolby Digital surround sound (kadang DTS juga) dan hanya ada subtitel Indonesia (teteup), bisa 1 atau 2 disc (termasuk fitur) dengan range harga 79rb (judul lama) sampe 129rb rupiah (judul baru). Jauh lebih mendingan daripada "standar masa kegelapan" sebelumnya. Untuk judul yg lebih terkenal (misalnya: Quantum of Solace, Terminator Salvation, 2012), dijual dengan berbagai variasi: 1 disc stereo sound (bukan digital surround) tanpa fitur harganya 69rb, 1 disc dengan spesifikasi "standar baru" harganya 129rb, 2 disc (ada fitur bonus) harganya 199rb, tak lupa ada versi kemasan2 istimewa dengan harga jelas lebih dari itu. Mirip dengan "kelicikan" MovieLine, bukan?

2 di kiri (Charlie's Angels, MIB) adl "generasi lama" yg masih impor.
2 di tengah (Da Vinci Code, 50 First Dates) adl produk "masa kegelapan".
Sisanya generasi baru yg kualitasnya masih di bawah generasi lama.
Kualitas audio-videonya cukup baik, cuman masih agak lemah karena masih gw liat pecah kotak2 di gerakan gambar yg cepat, serta keropos2 dikit. Menurut gw dengan yg harga demikian, dan kalo bandingannya DVD Vision atau MagixEyes, harga dan kualitas DVD DutaMitra jadi terkesan nggak fair. Harusnya yg berwenang pilih: kualitas tetap tapi turunin harga, atau harga tetap (atau naik) tapi kualitas lebih maksimal. Kalo harga original tapi kualitas lebih jelek dari bajakan/kopian, orang2 tentu lebih milih bajakan lah. Luckily, film2nya sejauh ini utuh durasinya, dan dari segi kemasan, desain dan printing covernya cukup bagus, setara sama MovieLine, tapi jelas belum setajam keluaran Vision, apalagi setajam..silét! *kriik kriik*

Gw terpaksa menaruh DutaMitra di bawah Jive—padahal DutaMitra nggak bisa dibilang distributor low-end, sebab setidaknya Jive masih lebih jujur dan sadar diri untuk nggak jual mahal produk yg berkualitas ala kadarnya.



6. Prime dan Top (PT. Duta Cinema Multimedia)
Sepasang label dari satu rumah yang sama yang menjadi distributor DVD film2 rilisan New Line Cinema, Summit, Dimension, LionsGate, Walden Media, The Weinstein Company, Miramax (kadang2), pokoknya studio2 independen yg pernah tayang di 21 Cineplex tapi nggak tayang di Blitz Megaplex.

Prime dan Top ini satu perusahaan, produknya sama, malah untuk judul yang diedarkan dibawah label keduanya (2 versi) discnya pun sama, hanya beda di kemasan aja. Label Prime adalah DVD dengan kemasan "rada normal" dan diusung dengan range harga 49-79 rb rupiah (bahkan terakhir New Moon sampe 99rb rupiah), sedangkan label Top untuk kemasan ekonomis, mirip dengan yg kita lihat di lapak bajakan, dengan memasang harga 15rb-17500 rupiah, serius. Meski memegang peredaran dari studio yg bisa dibilang kecil-kecil, distributor kembar siam ini harusnya merasa beruntung karena tak jarang kebagian judul2 film yg bermutu serta award-winning untuk diedarkan, semisal The Lord Of The Rings, The Aviator, Crash, Babel, Brokeback Mountain, Michael Clayton, The Reader, The Hurt Locker dan sebagainya, serta tak ketinggalan mereka pegang seri Twilight juga. Film2 yang besar dan atau berkualitas, pasti diharapkan format DVDnya pun berkualitas....tidak juga ternyata. Terus terang "meneliti" DVD pabrikan Prime/Top untuk tulisan ini, adalah yang paling complicated, tak mudah diterka atau disimpulkan layaknya langit musim gugur dan hati wanita *pepatah Jepang* *halah*, jadi harap maklum kalo untuk Prime/Top ini penjelasannya agak panjang.

First encounter gw dengan DVD Prime adalah film Equillibrium yg sangat buruk kualitasnya—widescreen tapi nggak anamorphic, suara kresek2 dan gambarnya kayak VCD, meski ada fiturnya. Sejak itu gw agak trauma dengan DVD keluaran Prime ini. Namun demi penelitian ini, gw memberanikan diri untuk kembali menjamah produk2 mereka. Ternyata, dari berbagai sampel2 yg gw dapet, DVD terbitan Prime serta Top, ternyata mengalami kemajuan: yang ada tulisan "widescreen" memang widescreen dan sudah anamorphic serta gambarnya halus nan tajam, sound-nya pun bagus, setara sama DVD2 yang harganya lebih mahal (kalo itu terdengar berlebihan, gini aja deh: sama dengan kualitas DVD bajakan "udah ori" a.k.a. kopian DVD asli (bukan rekaman bioskop)), otomatis lebih bagus juga daripada, misalnya, Jive yang sama2 low-end price. Mulailah senyum gw lemparkan pada distributor ini, mengingat kualitas yang baik, harganya low-end pula. Namun, ternyata gw juga nemu sampel2 yang kualitasnya bikin gw pengen giling itu DVD di food processor nya Farah Quinn: gambar kotak2, kanal kanan dan kiri soundnya terbalik (yep, benar sekali), dan sensornya kasar sekalee.

Sampel DVD berlabel Prime,
perhatikan banner abu-abu di bagian atas covernya (=_=")
Butuh waktu dan beberapa sampel untuk meyakinkan gw kenapa DVD edaran Prime/Top bisa plin-plan mambo begini, dan ternyata dihasilkan sebuah kesimpulan yang akan mencengangkan dunia per-DVD-resmi-an *lebay*: DVD Prime/Top itu sebenarnya berkualitas baik, asalkan tidak terpotong sensor. Ya, sampel2 yang berkualitas baik durasinya pasti utuh, sedangkan yang berkualitas buruk semuanya telah melalui proses peng-edit-an lokal, baik itu pemotongan adegan ataupun pemburaman atas nama sensor. Berbeda dengan DVD Watchmen nya MovieLine yang biar udah kena sensor menjengkelkan tapi kualitas teknisnya masih bagus, proses psetelah pengeditan oleh Prime/Top malah membuat DVDnya jadi rongsok. Jadi kalau ingin beli DVD Prime/Top tapi nggak mau rugi, pastikan filmnya lulus sensor secara utuh nggak diapa-apain (tanpa di-edit dari pihak distributor) karena kualitasnya akan lebih terjamin.

Woi, gimana kita tau filmnya tercemar sensor atau nggak? Naah, agak ribet sih, selain bisa sebelumnya tonton filmnya di bioskop (guess what, sensor versi bioskop masih lebih "murah hati" daripada versi DVD Prime/Top), atau cek dulu film utuhnya di bajakan atau download-an *hehehe*, juga ada cara yang udah gw coba dan cukup ampuh untuk mengetahui ini, yaitu dengan kunjungi imdb.com, cari halaman film yang diinginkan, scroll ke bawah, cari tulisan "Parents Guide", lalu klik tautan di sebelahnya "View content advisory for parents". Di sana akan ada keterangan mengenai adegan2 di film yang perlu dipertimbangkan bagi orang tua sebelum mengizinkan anak2nya yg di bawah umur untuk menonton (LSF adalah orang tua dan penonton adalah anak kecil, funny haha), seperti seks dan ketelanjangan (sex & nudity), kekerasan dan kekejaman (violence & gore), kata2 kotor dan sebagainya. Kalau kira2 ada adegan yang berpotensi atau sudah pasti kena sensor di negara kita, misalnya adegan seks yang intens, Kate Winslet topless, atau Rinko Kikuchi pamer "pintu surga" di restoran, maka sebaiknya jangan dibeli DVDnya yg diedarkan Prime/Top itu, pasti akan kuciwa. Sebaliknya kalo filmnya bersih2 saja, tidak ada seks dan ketelanjangan yg terlalu grafis atau hanya sekedar kata2 kotor, cukup amanlah untuk dibeli.

So, apakah kualitas up-down (meminjam quote dari Putri Indonesia 2009) itu menjadi alasan gw menempatkan Prime/Top di nomor 6? Well, jujur tidak hanya itu. Maunya sih peringkatnya naik, tapi man, casing-nya jelek, sumpah deh. Kemasannya, terutama Prime, mungkin salah satu yg terburuk di jajaran DVD. Mulai dari desain cover tanpa taste (percayalah, tag harga dan banner “widsecreen”/”fullscreen” beserta logo Prime berwarna abu2 adalah SANGAT ganggu dan kampungan) yang dicetak cukup kasar dan warnanya sering berantakan, sampe kotak murahan yang nggak rapih bentuknya, yang biasa ditemui di toko2 penjual CD/DVD kosong seharga 2rb-an. Oh, dan gw beberapa kali nemu salah ejaan judul ("Micheal Clayton" =.=!) dan keterangan durasi/runtime-nya pun nggak akurat. Sedangkan untuk Top, DVD hanya dibalut cover (banner “widsecreen”/”fullscreen”-nya warna kuning instead of abu2, kurang-norak-apalagi-coba), kantong plastik, plus karton penyelip (utk yg harga 15rb-an), tapi ada juga yg udah dimasukin ke kotak tipis (yg harganya 17,500), ini sih lebih bisa dimaklumi: maklum kalo agak kampungan, harganya juga murah bener (^_^;). Perlu gw laporkan juga bahwa bahan disc-nya agak2 gimana gitu, 1-2 sampel ada yg skip-skip =(. Dengan kemasan yang ringkih ini dan material disc-nya yang agak meragukan, jadi timbul pertanyaan apakah produknya akan awet, well...we’ll see.

Sampel DVD berlabel Top.
Sakit mata nggak sih loe liat covernya (=_=!)
Btw, kalo penasaran apa yang menyebabkan harga tiap2 judul berbeda-beda, sepertinya berdasarkan kontennya. Yang seharga 49rb dan 59rb (atau 15rb untuk Top) isinya hanya film tanpa fitur bonus—mungkin yg 59rb itu film yg lebih terkenal, disc-nya juga entah kenapa bewarna emas, bajakan banget deh penampakannya. Sedangkan yg 69rb ke atas (atau 17500 untuk Top) biasanya ada fitur bonusnya, bahkan untuk seri Twilight yg harganya 79rb sampe 99rb fiturnya lengkap sekali.

Jadi, untuk DVD Prime/Top, bolehlah dimiliki kalo emang ingin beli DVD kualitas “ori” tapi resmi dan bayar pajak, minus rasa bersalah =P, tapi ingat harus hati-hati karena ada beberapa produk yg mengandung “ranjau” bernama sensor yang merusak kualitas keseluruhan. Kalo bisa sih mending beli yg Top, biar hemat, hehehe.

PS: main menunya dwibahasa lho, ada bahasa Inggris dan dibawahnya bahasa Indonesia...selamet ye...



7. Parkit Film
Penerbit DVD film2 independen semisal dari Millennium Films dan The Weinstein Company, terutama yang versi bioskopnya di Indonesia didistribusi oleh Multivision Plus (MVP).

Parkit Film bisa dibilang baru dalam percaturan distribusi home video di Indonesia, dan dia memilih di jalur low-end. Hampir sama dengan Prime/Top dan Jive, Parkit bertanggung jawab dalam peredaran DVD film-film kecil atau independen, baik yang ketika tayang di bioskop adalah eksklusif di Blitz, maupun yg eksklusif di 21/XXI (anehnya nggak pernah yg dua2nya, tapi yg pasti itu yg diimpor oleh MVP), namun bukan berarti judul2nya sampah. Sampel yg gw punya adalah Vicky Cristina Barcelona dan District 9, keduanya adalah contoh film yang cukup terpuji dan "dipandang" di ajang Oscar. Tetapi sayang ow ow sayang, judul boleh harum, tapi kualitas DVDnya...tetep sampah. Seperti kembali dengan mesin waktu, kualitas DVD milik Parkit sama seperti DVD seangkatan Equilibrium keluaran Prime dahulu. Sound sih agak lumayan bening, tapi berdasarkan sample District 9 yg gw punya, mosok kanal suara kiri ama kanan terbalik *deuh*. Gambar pun sering kabur, keropos dan pecah kotak2, tidak anamorphic—mirip VCD tapi lebih tajam sedikit, kena sensor yang nggak konsisten, dan tampaknya mereka mendesain main menu sendiri tanpa mempertimbangkan keindahan visual, payah lah. Di kemasannya pun nggak dikasih tau spesifikasi lengkap: apakah fullscreen atau widescreen, sistem PAL atau NTSC, durasi film berapa lama, fitur bonus apa, single atau dual layer disc, pokoknya kita baru tahu setelah telanjur beli dan diputar di player (dhueengg). Jadi camkan ini kalau hendak membeli DVD: kalau spesifikasi nggak ditulis lengkap di kemasannya, pasti ada yang disembunyikan, which is not a good sign.


Kemasan luarnya sih cukup oke: desain covernya lebih baik daripada produk Prime, yah walaupun tag harga dan logo Parkit yg juga nimbrung di cover luar tetep terlihat norak tapi setidaknya ukurannya kecil-kecil (^_^). Kotaknya lebih bagus daripada keluaran Prime tapi memang tetep keliatan murahan, dan desain label disc nya pun masih kalah sama DVD bajakan mutakhir. Yang patut disayangkan adalah harga yang ditawarkan mulai dari 39rb hingga 59rb rupiah, lebih murah sih dari distributor2 high-end, tapi jujur, gw merasa rugi duit gw keluar segitu untuk produk yang mutunya "nggak niat". Jadi untuk sementara ini, semenggiurkan apapun judulnya, DVD terbitan Parkit Film harus dihindari dulu.



8. Duta Cahaya Utama (DCU)
Menjajakan DVD film2 independen, dan kelas B, yang umumnya tidak pernah tayang di bioskop Indonesia.

Agak males juga bahas distibutor yang ini. Di luar produk2nya yang rata2 film nggak jelas, cirinya teknisnya sebelas duabelas dengan Parkit Film, ya kualitas gambarnya yang agak kasar kayak VCD (dan fullscreen saja, aargh, hate it!), ya soundnya yang amburadul, ya sensornya juga, ya nggak ada keterangan teknis lengkap di kemasannya. Bedanya, DVD DCU dikemas lebih semena-mena. Gak ada lembar cover di casenya yg tipis dan murahan, hanya cover "baju" luar dari karton yg didesain seadanya, dengan banner merah logo DVD di bagian atas dan cap lulus sensor + tanda tangan dari LSF, serius gw.


Dari sampel The Other Boleyn Girl dan Monster's Ball yg gw punya—judul2 yg paling nggenah dari DCU, yang perlu gw catet adalah Boleyn Girl suaranya BISU ketika dipasang di DVD player gw—untung di komputer masih bisa. Ternyata dia soundnya hanya stereo, kanal kanan-kiri terbalik pula (ini penyakit DVD low-end ya?). Itu aja udah cukup menegaskan betapa DVD keluaran DCU tidak layak beli, apalagi harganya 59rb sangat tidak fair dengan rekan2 lainnya (khususnya Jive dan Prime/Top) yang dengan harga segitu punya kualitas jauh lebih mendingan. Fyi, gw beli Monster's Ball yg versi ekonomis (harga 17500 rupiah, nyolong ide Prime/Top), lebih jelek lagi kualitas dan kemasannya, well, at least nggak bisu sih. Udah ah. Pokoknya jangan sentuh DVD dari distributor ini. Skip it! *masih nggak terima beli Boleyn Girl mahal2 tapi bisu T_T*.




Kesimpulan singkat:
1. Vision >> sangat patut dibeli
2. MagixEyes >> patut dibeli dengan seizin dompet
3. MovieLine >> patut dibeli dengan seizin dompet untuk film2 yang nggak terlalu “anu anu”
4. Jive >> dibeli juga nggak apa2, tapi kualitasnya kurang maksimal
5. DutaMitra >> dibeli juga nggak apa2, tapi kualitasnya kurang maksimal, dengan seizin dompet
6. Prime/Top >> dibeli juga nggak apa-apa, tapi hanya untuk film2 yang nggak ada adegan "anu anu"
7. Parkit Film >> jangan dibeli
8. DCU >> dihiraukan pun jangan


Semoga berkenan. ^o^ v



ATTENTION:

Untuk versi termutakhir (as per Januari 2013) silahkan simak tulisan saya untuk Muvila.com berikut ini

Komentar

  1. wow mantab dan detail artikelnya..sangat layak untuk bahan referensi beli dvd ori... kalo sy beli yang ori kalo film2-nya bagus dan layak untuk dikoleksi tapi kalo sekedar nonton cukup di bajakan, rental atau donlot.. he..he.. btw jive itu masih satu grup sama blitz.. hanya mengedarkan film2 yang dibeli blitz

    BalasHapus
  2. Let The Right One In keluaran DCU juga lho? Selain Monster's Ball dan Other Boleyn Girls, sebenarnya mereka cukup banyak gem, seperti Million Dollar Baby yg kemasan DVDnya lumayan paten. Sayang makin kemari makin ancur.

    BalasHapus
  3. @e2p, glad u like it. Soal blitz, iya begitulah. Tapi kan Blitz itu bioskopnya, importir nya namanya Jive Movies. Yang eksklusif tayang di Blitz juga belum tentu punyanya Jive Movies, jadi karena ribet gitu, keterangannya gw bikin seadanya saja =P

    @Haris, iya dulu ada The Pianist juga, itu produk2 perdana DCU. Tapi yah, mau digimanain lagi, dua sampel yg gw punya aja udah njijik'i =|

    BalasHapus
  4. Bagaimana dengan subtitle Indonesia bro? Kadang ada film yang terjemahannya suka ga pas (ga nyambung)

    BalasHapus
  5. @Bang Mupi, emm kalo subtitle Indonesia, berdasarkan pengalaman *ceileh*, yg no 1-5 bisa dibilang aman. 7-8 subtitelnya masih agak2 amatir. si Prime/Top ini yang kadang oke kadang nggak. Kayaknya sih si distributor yg satu ini pake terjemahan yang sama dengan versi bioskop, pilihan kata nya gw inget ada yg sama persis. =0

    BalasHapus
  6. Ini yang saya cari cari ... nice review. btw utk masalah sensor menyensor bukankah kalo dvd bisa pake parental guide. Bung Aji ada pengalaman menggunakan parental guide ini, sbb saya sendiri belum nemu kegunaannya kayak gimana parental guide itu. thanks

    ada yang nambah share ?

    wijaya

    BalasHapus
  7. @wijaya, maksudnya yg fitur "parental lock" atau apalah namanya itu ya?
    kalo saya sih belum pernah pake yang itu, karena tergantung player kan *well, kalau pun ada saya nggak ngerti hihihi*.

    tapi emang secara perundang-undangan di negara kita yang tercinta ini, segala sesuatu bentuk film memang harus disensor dulu, dan badan sensor berhak mengurangi atau menambahkan atau memotong content yang dianggap tidak layak disaksikan oleh masyarakat Indonesia *yea like they know better, cuih* =(. Jadi yah kalo ada anu2, gak perlu parental lock, udah "dibantuin" pemerintah--gak cuma anak2, yg dewasa juga dapet yg udah disensor >=[

    BalasHapus
  8. thx banget nih reviewnya....
    berguna banget

    BalasHapus
  9. @anonim, thnx udah mampir, semoga bermanfaat =)

    BalasHapus
  10. Hi, hanya mau nambahin, DutaMitra emang satu grup sm Tarra. Gue pernah tur ke pabriknya, they say, DVD DutaMitra dibuat untuk membantu perpindahan pengguna VCD ke DVD, thus, kualitasnya g terlalu diperhatikan dan kadang ga ada bonus. BTW, gue udah kapok beli DVD keluaran Prime dan Top karena 3 DVD yang gue punya (Sicko, The Black Dahlia dan Finding Neverland) keping DVD-nya udah bening gitu. Hehe. Dan soal review lo ttg DVD Vision, emg bnr, sejauh ini gue puas-puas aja beli produk keluaran mereka meskipun gue berharap Inglorious Basterds dikeluarin versi 2 disc special editionnya^^

    Thanks.

    BalasHapus
  11. @Frysta, hoo gitu ya DutaMitra..emm, koreksi: Kok gitu ya DutaMitra? =D.

    Hmm, gw sih menyayangkan, sodara2nya (Movieline dan Magixeyes) bisa ngeluarin produk yg bagus, sedangkan DutaMitra tidak, padahal harganya sama (mahalnya). Kan orang2 *asumsi* berharap bisa dapet produk oke kalo harganya lebih, tapi yah mau gimana lagi kalo memang udah diseting begitu. Terakhir gw beli The Social Network juga masih sama penyakitnya: ada bagian keropos dan kotak2..tapi ya mahal T-T.

    Soal Prime dan Top, hmm yg punya gw sih belum begitu berumur ya hehe, jadi masih lancar2 aja.

    Terima kasih atas sharing ya =)

    BalasHapus
  12. menyambung Frysta, DutaMitra,MagixEyes&MediaLine (group Inova) dengan DiscTarra(PT Naramitra) itu similar to Vision dan Movie Plus. yang satu produsen yang satu lagi showroomnya. untuk urutannya saya setuju sekali, Vision juaranya sudah dari Harry Potter pertama sampai sekarang tidak pernah kecewa.

    BalasHapus
  13. @geekshy, halo thanks udah mampir dan sharing.
    MoviePlus memang hampir nggak menjual yg produk Inova, tapi sepengetahuan saya Disc tarra masih mau sih jual produk vision, yah entahlah itu urusan mereka lah ya, hehe.

    Btw, tambahan juga kalo mau cari produk PRIME dan DCU yg melimpah boleh dicari di jaringan Duta Suara/Beatz *itu juga kalo mau, bukan saya menyarankan ya =P*

    BalasHapus
  14. kalau di kota kembang (aka Bandung) sih masing-masing fanatik dengan produk sendiri, kalau ada barang Vision di DiscTarra berarti ybs beli lepas begitu. yap benar Duta Suara saya dapat La Vie En Rose dan The Pianist (@17500), tapi lebih menggoda CD importnya. hehe

    BalasHapus
  15. kalau boleh berpendapat kenapa Vision bisa berjaya karena lisensi studio yang mereka pegang (Disney,Warner,Universal) adalah pencetak Box Office namun minim yang prestasi di Academy Awards (apalagi Disney, judul apapun pasti laris manis rebutan sama Orang Tua yang sayang anak). makanya mereka bisa re-price (tahun 2002 beli Fantasia 2000 di harga 210000 sekarang jadi 119000). makin kemari harganya makin turun (mungkin salah satu alasan bisa diskon besar-besaran), istilah ekonominya dulu sudah BEP/impas jadi obral saja

    BalasHapus
  16. nah kalau yang pencinta film berkualitas (red. Best Picture), studio (MGM, 20Th Fox, Paramount, Columbia) yang dipegang Inova Group ahlinya. sebagai pencinta Tom Hanks agak berat karena film-film beliau kebanyakan dirilis di Indonesia oleh Group Inova (Foorest Gump 1 Disc 129000 No Indonesian Subtitle). What?? Terus anehnya harganya makin mahal (saya punya Transformer 2 Discs rusak mau beli lagi harganya jadi 199000 dulunya 169000). jadi mengurungkan niat.

    BalasHapus
  17. @geekshy, good thought =), bisa juga kayak gitu. in short, soal harga Inova memang menyebalkan tetapi memang pilihan filmnya banyak yang patut dibeli...kecuali DutaMitra (=.="), saya berharap kualitasnya nanti sama dengan DVD Sony Region 3 yg dijual di negara2 tetangga, PRIME aja bisa bikin (ngopi) setara Region 1 =D

    BalasHapus
  18. jadi sebenarnya terlepas dari urutan rangking, sebenarnya semua memiliki kelebihan masing-masing dalam hal ini lisensi studio yang mereka pegang hanya saja niat usahanya berbeda (ada yang mengedepankan kualitas, ada yang menekan harga). kalau tidak ada 8 distributor ini, kita sebagai pencinta film pasti kebingungan (apalagi film eropa,indie,festival,asia&india) sudah terakomodir. pendapat saya sih.

    BalasHapus
  19. memang tuh DutaMitra menyebalkan dulu pernah beli The Paper harganya Rp 199000 (cover,sleeve paper&special featuresnya persis kalau lihat di amazon=Region 1) hanya saja sudah Region 3. Terakhir beli Lawrence of Arabia Rp 169000 (hanya Indonesia saja subtitlenya). Malah puas beli PRIME yang Golden Compass&Hurt Locker (mungkin tidak ada anu-anunya jadi no sensor). hehe.

    BalasHapus
  20. tapi isunya 20Th Fox mau diambil Vision juga, benar tidak ya? Boxset Star Wars sangat dinanti. kalau New Line Cinema sih sudah diambil dari tangan PRIME (Sex& The City 2 sudah di Vision) soalnya di Amerikanya sudah diakuisisi oleh Warner. hehe. tinggal tunggu Boxset LOTR juga. hehe

    BalasHapus
  21. @geekshy, wah bener gak yah isunya? =) Saya sih setuju aja kalo memang benar, tapi semoga nggak terjadi monopoli. Saya justru bikin postingan ini dengan harapan dan doa agar para distributor ini tetap bersaing tetapi yang sehat dan lebih memuaskan konsumen juga, hehe

    cheers

    BalasHapus
  22. setuju sekali sama pendapatnya, persaingan sempurna. tinggal tunggu saja tanggal mainnya. haha. Pirates Carribean On Stranger Tides 20 Mei ini rilis di bioskop tidak ya? huhu

    BalasHapus
  23. Tentang DVD original. Beberapa bulan lalu saya beli DVD Quantum Of Solace Disk Tarra. Berhubung original saya tidak langsung coba filmnya karena saya beli meman untuk koleksi, saat libur Idul Fitri kemarin saya punya waktu untuk nonton itu DVD, ternyata dicoba di 2 player gak bisa diputar di DVDRW komputerpun macet-macet dan gambarnya rusak macam DVD bajakan kualitas Rendahan. Saya tidak bisa meminta pertanggungjawaban Disk tarra mengingat kuitansi pembelian sudah saya buang (Karena saya gak sangka kualitas DVD orisinil kayak gitu), maunya saya mengajukan komplain ke Distributornya tapi saya kesulitan menghubungi Magixeyes. ada yang tahu kemana saya bisa menghubungi? Terima Kasih

    BalasHapus
  24. @anonim, nah itu dia misterinya, Inova itu agak teresmbunyi dimana alamt kantor dan sebagainya.
    Teman2 yang lain, tolong dibantu ya...=)

    BalasHapus
  25. nanya dong , ane belum pernah beli dvd ori dst.
    nah di atas kan udah ditulis sama bang arirenji , bahwa tidak semua ada subtitle bahasa indonesianya.

    yang ingin saya tanyakan adalah , bagaimana kita mengetahui sebuah film tersebut ada subtitle indonesia

    trima kasih

    BalasHapus
  26. lupa , menambahkan coment di atas ,
    distributor mana yang nge release dvd film asia (jepang , korea dll )

    BalasHapus
  27. @anonim, halo.
    Kalo subtitel pasti (seharusnya) ada keterangan di cover bagian belakang, bahasa apa, subtitelnya bahasa apa saja.
    Kalo DVD film asia saya kurang tau banyak, kebanyakan yg saya lihat itu dari Global yg bermitra sama Prime/Top, Blockbuster (entah masih ada atau enggak), DCU atau label Dorama untuk serial, Horizon (divisinya Vision) terutama yg horor-horor, kadang-kadang Jive sama Parkit (spesialis India) juga rilis beberapa judul film Asia.

    Semoga membantu =)

    BalasHapus
  28. nanya lagi , ane masih orang yang diatas , haha.
    setelah baca ini jadi keseringan main keisni, sekarang nanya lagi, setelah survei ternyata benar bahwa ada keterangan di cover belakang. dan yang mau saya tanyakan sekarang adalah, berapa sih harga minimal buat dvd ori?
    ane kemarin bawa transformer ( dipakasa temen ) sama angels & demons ( edan ni movie ) , rogoh kocek sekitar 300 lebih ( mahal di transformer)

    BalasHapus
  29. soal harga kisarannya sebagaimana postingan di atas, tergantung distributornya.
    Tapi karena tulisannya dibuat setahun yg lalu jadi ada beberapa yg berubah, semisal grup inova (MovieLine,MagixEyes,Dutamitra) yang baru2 ini harga film2 rilisan baru (1 disc) naik jadi Rp 139 ribu *hammer*.

    kalau mau beli DVD original yg kualitas bagus yah siapin aja 1 judulnya 100-150 ribu (DVD Warner Bros./Vision sama Prime banyak yg harganya 99rb), walaupun ini tentu saja masih relatif, tapi rata2 segitu.

    kira2 demikian =)

    BalasHapus
  30. Wah, keren banget nich artikel, bukmak dolo ach... (btw ane juga bingung nich DVD ane distributor-nya siapa yak? :)

    BalasHapus
  31. lengkap banget bro ulasannya. :D

    beli Life as We Know It, distributornya vision, kualitas gambarnya jelek banget. :(

    BalasHapus
  32. @Akmal, terima kasih responnya =)

    Nah kasus seperti yang kamu beli memang membuat postingan saya ini kurang update, sebagaimana perubahan yang terjadi pada DVD keluaran Prime dan harga DVD grup Innova dalam 2 tahun terakhir. Saya juga merasa belakangan ini, DVD produksi Warner/WB (didistribusikan oleh Vision) seperti SENGAJA DITURUNKAN KUALITASNYA, fiturnya pun makin minim, dan dipastikan memang sudah dari sananya demikian. Disinyalir ini strategi WB untuk menaikkan penjualan Blu-Ray yang menawarkan gambar jauh lebih tajam dan fitur melimpah yang tentu saja lebih mahal harganya. Makanya DVD mereka dijual murah dan gambarnya tidak tajam lagi.

    Tapi sejauh ini hanya DVD dari Warner saja yang begitu, yang Disney masih bagus cuman fiturnya dimiskinkan.

    Semoga bermanfaat =)

    BalasHapus
  33. Waduhhh aku beli beli DVD Protect the Boss...dan amburadul sekali. MAu dikomplain bisa gak ya? Sangat merugikan konsumen.

    BalasHapus
  34. @sulthanah: Protect The Boss kalau nggak salah drama Korea ya? Kalau itu saya kurang tahu, maaf ya, turut prihatin.

    Ini juga permasalahan kita sebagai konsumen karena sejauh ini hanya Vision saja distributor home video lokal yang ada alamat kontaknya, sedangkan yang lain sok misterius gitu deh, jadi kalau kita tidak puas tidak ada wadahnya.

    BalasHapus
  35. setuju 10000000% dah kalao produk Vision no.1,banyak banget film2 keren keluaran vision yang dah ane beli: (eg.There will be blood,The Shinning,Risky Business,Carnivale) dan semuanya kualitas over the top,walaupun harganya memang mahal,tapi gk jarang mereka obral,keren banget artikelnya gan,lumayan nambah pengalaman buat tau distributor2 dvd ori di indo yang mana2 yang bagus

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sambutannya, semoga bermanfaat =)

      Hapus
  36. setuju klo VISION lebih bagus,
    DVDROM gw yg susah bgt ngebaca dvd bajakan (dvd emperan), magiceyes, prime/TOP, ato pun JIVE Colection tapi pas gw coba pake discnya VISON rata2 berhasil semua, bisa dibaca dgn baik .. gw coba pinjem ke rental dvd, gw cari film yg udah lama (krn gw yakin kasetnya udah gores2) gw coba n fine2 aja, sedangkan jive colection yg bersih no gores malah susah dibaca..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hei, ini mungkin bagian yang belum saya teliti, bahwasanya DVD Vision lebih tangguh dan awet, berdasarkan kesaksian di atas.

      terima kasih Hariyanto atas sharingnya =)

      Hapus
  37. Usul nih mending stop beli DVD produk Inova/Tarra grup.. siapa tahu nantinya bisa dipegang oleh Vision grup walaupun Universal yg tadinya dipegang Tarra grup dan skrg dipegang oleh Vision sampai saat ini barangnya belum boleh dijual lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah jangan dong, itu namanya monopoli. didoakan saja supaya keduanya berlomba jual murah tapi bagus, hehe

      Hapus
  38. Salah satu postingan blog paling keren dan bermanfaat yang pernah sy baca sejak saya kenal yang namanya blog. Informatif dan detail sekali pembahasannya! Bravo, lah! Anyway, sy juga salah satu korban kebiadaban tukang sensornya MovieLine lewat DVD-nya WATCHMEN. Sudah lama ditunggu-tunggu, kualitasnya malah mengiris-iris hati. Harganya premium pula. Sumpah, sampai detik ini saya masih DENDAM dengan pihak MovieLine gara-gara produk ini! Anyway, ceritanya sy mau beli BluRay-nya WATCHMEN, nih. Tapi, mengingat harganya yang sedikit lagi nyampe setengah juta, sy tidak mau sampai tragedi DVD WATCHMEN terulang. Sy mau memastikan, WATCHMEN versi BluRay ga kena sensor, kan? Kalo ada yang tahu, please tolong share ke sy...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh terima kasih atas pujiannya *malu*, semoga bermanfaat.

      kalo Blu-ray sepertinya nggak kena sensor karena disc-nya sendiri biasanya diproduksi di Eropa, tapi itu untuk judul-judul yang saya miliki sekarang, kalo khusus Watchmen sih saya kurang tahu pasti ya.

      Mungkin yang lain ada yang bisa bantu Luthfiy?

      Hapus
  39. klo bisa ditambain bro, sempat liat kemarin di rental dvd, keknya ada distributor baru keknya,
    gw lupa namanya, tapi gak tau juga apa gw yg belum liat kali,,
    nti deh gw liat lagi,,,

    BalasHapus
  40. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  41. klo mau beli cd audio/lagu dimana ya ??
    klo bisa yg uptodate/bisa pesen onlen/ n ORIGINAL ..

    add gw dong di fb biar bisa tanya2 langsung
    https://www.facebook.com/profile.php?id=100001498864357

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau musik, disctarra selalu jadi andalan, ada versi online juga di disctarra.com, CD dan DVD/Blu-Ray nya relatif lengkap dan bisa pesan.

      Hapus
  42. Eh, terkait soal DVD rilisan Prime, ente nyadar gak, kalo THE HURT LOCKER dirilis dua kali? Lucunya, kedua-duanya single-disc dan dengan harga yang sama (Rp. 59,000) TAPI memiliki kualitas antara langit dan bumi. Rilisan pertama dikemas dalam keep case hitam yang tipis, dengan kualitas yang sangat mengenaskan. Format gambarnya full screen, no bonus whatsoever, dengan kualitas sound yang teramat memilukan hati. Nah, rilisan kedua saya nemunya kira-kira setahun setelah membeli rilisan pertamanya. Sy nekat beli karena waktu itu sy ga rela salah satu film favorit sepanjang masa saya digarap dengan kualitas yang bikin meringis kesakitan. Untungnya, rilisan kedua ini kualitasnya JAUH di atas rilisan pertama. Widescreen, sound-nya Dolby 5.1 (bening dan lantang), dan memiliki bonus (walaupun cuma sebiji, but it's a single-disc DVD for heaven's sake). Aneh, 'kan? Distributor sama, jenis produk sama, harga sama, tapi kualitasnya sangat jauh berbeda. Apakah ini berarti Prime pernah melakukan dosa besar dengan memasarkan produk gagal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. alasan dari tindakan itu hanya si empunya Prime dan Tuhan yang tahu ^_^. Harus diingat bahwa sebelum awards season akhir 2009-awal 2010, The Hurt Locker udah tayang di bioskop Indonesia pertengahan tahun 2009. Mungkin dikira sambutannya biasa aja, jadi beberapa bulan kemudian ngeluarin DVD yg alakadarnya, dan kalo nggak sadar materi home videonya bikin sendiri/dari Eropa, filmnya juga beberapa menit lebih pendek durasinya.

      Setelah menang Oscar dan sebagainya, tampaknya Prime baru sadar potensi jual film ini, jadi merilis DVDnya lagi dalam versi dual-layer single disc (harganya 10rb lebih mahal dari yg versi sebelumnya)...yang gw yakin merupakan copy-an dari DVD region 1, durasinya utuh dan kualitasnya wahid. Yah bagaimanapun disyukuri saja.

      Ngomong2, sekarang Prime modelnya ngeluarin DVD dengan kualitas baik (harga di atas 100rb) dalam dual-layer single disc, dan Top yg 15rb-an itu adalah KW-nya dengan kualitas gambar di-"compress"/nggak seratus persen karena single-layer disc.

      Hapus
  43. Apa benar film2 baru, pertama kali rilis itu dibioskop ?? ato mungkin ada yg lain ?
    klo iya, mereka edarin film itu kebioskop dalam bentuk apa ya??
    DVD ato Blueray ??

    mohon pencerahannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, basic sekali ya pertanyaannya ^_^;
      namanya film bioskop ya dirilis pertama kali di bioskop lah, formatnya dalam bentuk film 35mm atau sekarang ada format digital khusus yang disebut DCP. Setelah itu, baru beberapa bulan kemudian dirilis dalam bentuk VCD/DVD/Blu-Ray supaya bisa dinikmati di rumah.
      Ada beberapa film memang dirilis langsung di DVD tetapi itu biasanya yang nilai produksinya rendah/independen.

      kalo ada film bioskop baru yang udah keluar DVDnya, berarti DVDnya BAJAKAN.

      Semoga membantu.

      Hapus
  44. kenapa ya kalau nonton dvd bajakan kadang player ga bisa ngebaca alias putus2 or ngadat gitu.. apa harus pake player bluray baru bisa lancar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba aja =D.
      Mungkin karena usia player, atau dari DVDnya
      perlu diingat bahwa DVD bajakan itu tidak ada kontrol mutu, jadi tidak ada jaminan semuanya bagus atau bisa diputar dengan baik di semua player. Itulah, makanya jangan mau ditipu sama pembajak

      Hapus
  45. Mantabbb..
    klo distributor untuk film2 korea "movie" (klo serial gw males ngeliatnya,, terlalu lama endingnya -__-) yg recomend apa ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah belum riset untuk film Korea nih. Mungkin dulu Jive yang paling menjanjikan =)

      Hapus
  46. ehh kemarin gw beli dvd SHERLOCK HOLMES 2 sama AMAZING SPIDERMAN versi VISION tapi kok gbr nya ngeblur ya ??
    klo kek AVENGERS sama WRATH OF THE TITANS itu detilnya dapet bgt,,
    pas gw beli SH2 sama AMAZING SPIDERMAN kok malah gitu ya??
    klo mternya di DVD sih gak terlalu keliatan ngeblurnya, coba pas di komputer,,
    beda jauh sama WRATH OF THE TITANS ato AVENGERS ,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan gw blum cicip semua judul itu di DVD, hehe.
      Ya seperti komen gw sebelum-sebelumnya, kualitas gambar DVD dari sononya emang agak diturunkan supaya kita hijrah ke Blu-Ray (dikira duit numbuh di pohon kali), apalagi Sherlock Holmes yang gambarnya emang agak "gritty/berpasir" jadi makin kelihatan kurang tajam.

      kalo Wrath dan Avengers, ada kemungkinan lebih tajam karena filmnya disyut secara digital (bukan seluloid) jadi lebih mulus dalam format DVD sekalipun. mungkin ya *sok tau banget gw =P*

      Btw, Amazing Spider-Man bukan Vision lho, tapi Dutamitra =)

      Hapus
  47. Kayaknya bisnis film original bakal makin terpuruk di sini.. baru2 ini distributor Jive akhirnya berhenti beroperasi, rilis2 judul baru nggak sebanyak dulu. Jaman sekarang lawannya ada 2 yaitu barang bajakan dan download-an.. yg nggak mampu beli original tetap beli bajakan, yg mampu beli original mungkin sekarang sibuk download. Mungkinkah nasibnya bakal sama dg bisnis CD musik yg sudah redup?

    BalasHapus
    Balasan
    1. JANGAN DIDOAIN GITU DONG!!! *cubit*

      Yang mampu beli original tapi beli bajakan emang perlu diamplas mukanya, yang nggak mampu tapi bisa beli bajakan harusnya bisa ngitung bahwa harga 20 keping DVD bajakan yang ternyata filmnya nggak mereka suka terus kebuang-buang sebenarnya bisa buat beli 1 keping DVD resmi yang bagus.

      Lawannya bisnis film original itu bukan bajakan, tapi pola pikir masyarakat yang memaklumkan bajakan. Kenapa pola pikir ini ada? Ya karena nonton film bukanlah prioritas, makan aja susah...ya gitu deh , rumit. Lagipula memang secara kualitas DVD edaran dari distributor seperti Jive memang sulit bersaing, dan judul2nya pun bukanlah yang termasuk pasti terkenal dan laku.

      Semoga tidak redup, asalkan pecintanya tetap mendukung, yang benar-benar cinta ya, bukan pura-pura cinta biar kelihatan keren. Kalo emang cinta, pasti ada usaha, once in a while disanggupin beli yang resmi dong. Katanya cinta.

      Hapus
  48. Ok, kemarin ane dgr kabar, klo VISION udah gak ngambil STUDIO WARNER BROS..
    katanya udah DISCTARRA ,

    klo gak salah info sih, mungkin ada yg lebih detil infornya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga nggak ada info lebih detil, tetapi sepertinya benar. Per Januari 2013 DVD Warner Bros pindah ke grup Inova/Disctarra, ini juga karena ngecek di situs Lembaga Sensor Film (judul2 dari WB format DVD di-submit oleh PT. Inova Digimedia), tapi masih belum ketahuan apakah masuk ke salah satu dari 3 label yang sudah ada atau bikin label baru lagi.

      Kita tunggu saja =)

      Hapus
    2. WB adalah salah satu nyawanya Vision, yg jelas sejak Januari kemarin DVD dan Blu-ray WB sudah ditarik semua barangnya dr toko2 jaringannya Vision.

      Hapus
    3. Betul, sekarang Vision hanya pegang lisensi Disney grup (yang nantinya akan merilis film-film Marvel dan Star Wars). Yah, kalau masih menghitung produk2 BBC, Barney, Tin Tin, dan lainnya, Vision masih bisa survive lah.

      Produk WB mulai tahun ini (kemungkinan besar) diedarkan di bawah label DutaMitra. Terakhir lihat re-release DVD The Dark Knight Rises, bungkusnya masih punya Vision, tapi label harga ada logo DutaMitra-nya...harganya jadi naik dari 145rb ke 169rb, ya sesuai kebiasaan labelnya.

      Walau harga naik, mudah-mudahan DutaMitra tetap mempertahankan impor disc WB seperti dulu, tidak produksi lokal seperti Sony grup. *fingerscrossed*

      Hapus
    4. Saran saya sih mending utk kelasnya WB jualan DVD yg versi Vanilla aja harga 59 atau 69, yg versi full features hanya dijual dalam bentuk Blu-ray harga harus di bawah 300rb.

      Hapus
  49. saya mau tanya mas aijirenji dvd keluaran DCU yang harganya 15.000 itu kualitas gambarnya gimana apa sama dengan keluaran DCU yang harganya 150 ribuan ??? mohon pencerahannya . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai, kalau DCU saya cuma punya satu sampel saja sih (yang di foto itu aja), yg 15rb-an lebih parah dari yg 59000-an, tapi nggak tahu apakah semua produknya begitu.

      kalau Prime/Top itu yang versi 15rb memang ada penurunan kualitas dari yg versi di atas 100rb-an, tapi cuma sedikit, hampir-hampir nggak kentara bedanya...

      semoga bermanfaat =)

      Hapus
    2. SAYA KEMARIN LIHAT DI SALAH SATU MALL DI WILAYAH SURABAYA ADA DVD DRAMA KOREA KELUARAN DCU HARGANYA 15000 BEDANYA CUMA DARI KEMASANNYA YANG NGGAK PAKEK BOX DVD HARGANYA TERJANGKAU TAPI SAMA BINGUNG DENGAN KUALITAS GAMBARNYA . . . OH IYA HARGA BOX DVD BERAPA ???

      Hapus
    3. harga kotak dvd-nya aja nih? kosong?
      dulu sih pernah beli 3000/pcs buat yg tipis itu. tapi udah lama nggak beli jadi kurang tahu harga sekarang. mungkin tergantung keahlian menawar harga =)

      Hapus
    4. KIRA2 BELI DIMANA YA BANG BOX DVDNYA SAYA BUTUH CUMA 2 BIJI HEHEHEHE

      Hapus
    5. umumnya bisa didapat di toko2 yg jual asesoris komputer. biasanya barengan sama jualan CD/DVD kosong grosiran. kalau di Jakarta tempat2 seperti Mangga Dua/Roxy atau sejenisnya, kalau Surabaya saya kurang tahu =)

      Hapus
    6. ternyata kualitas gambar dari DCU yang harga 15000 per disc sama yang 150 per 4 disc sama saja cuma bedanya tak ada box dvdnya hehehe

      Hapus
    7. Wah terimakasih sharingnya. ^Semoga jadi info berguna juga buat yang lainnya =)

      Hapus
    8. SAYA MAU TANYA DELETED SCENES DI DVD ORIGINAL ITU KEGUNAANNYA APA YA ??

      Hapus
    9. deleted scene itu ya adegan-adegan dari film yang sudah siap tetapi tidak dimasukkan/dihapus dari hasil akhir film/yang ditayangkan karena alasan2 tertentu, entah itu kepanjangan, terlalu berulang, sudah diwakili adegan lain dsb.

      Nah daripada disimpen doang, nggak ada salahnya dijadikan bonus di DVD/Blu-Ray. Prinsipnya sih udah nggak ada hubungan sama film jadinya, tetapi ada beberapa kasus yang deleted/extended scenes-nya jadi lebih memperjelas isi filmnya. Akan lebih bermanfaat bila kita menyaksikan deleted scene beserta commentary dari yang punya film biar tahu alasan kenapa adegan-adegan tsb dibuang =)

      Hapus
  50. Kira-kira kapan y DVD Universal masuk lagi di Indonesia..? Masa klo pngen nonton harus nyari yang bajakan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. saat ini yang paling ideal ya nitip beli di negara2 tetangga =D

      Semoga ada pengusaha home video yang terketuk hatinya untuk membuka jalur distribusi film-film dari Universal ya. Amin.

      Hapus
    2. Mimpi aja deh Universal bisa masuk sini lagi.. peredaran produk ilegal makin parah begini..

      Hapus
    3. mimpi adalah kunci. dream believe and make it happen, hehe. jangan dibiasakan pesimis ya =). mari didukung dan didoakan saja.

      Hapus
    4. Bukan pesimis tapi realitanya begitu.. semua itu ada hitungan bisnisnya.. Universal dr pertama di Tarra lalu diambil Vision lalu nggak berapa lama dilepas lagi sama Vision plus WBnya. Berarti sudah tidak menguntungkan lagi.

      Hapus
  51. Hai salam kenal yaaa, sangat membantu banget nih buat gue hehehe.

    Btw, mau sharing dikit,kalo gue pribadi selama ini yang jadi favorit itu Visions, Magixeyes, Jive sama Top. Buat DVD Watchmen, kebetulan gue kemarin beli yang 2 DVD, iya sih ada yang disensor, kaya 'dong'-nya Dr. Manhattan yang diblurin, tapi sex scene-nya kayanya gak deh, CMIIW though, rada lupa-lupa inget hehehe.

    Gue sebenernya suka banget sama rilisan Jive, berhubung murah meriah + range filmnya yang luas, tapi sempet kecewa sama DVD The Wrestler, yang dipangkas abis adegan 'ehem'nya.

    Walopun keluaran TOP itu sering ngeselin karena kaya beli kucing dalam karung, tapi so far gue termasuk penggemarnya sih. Selain murah, kadang-kadang bisa nemu h'arta karun' di situ. Contohnya DVD Pulp Fiction yang kualitasnya lumayan oke, plus DVD murmer film-film Jepang kaya Zatoichi, Retribution, dan Nightmare Detective (ini sempet bikin gue loncat-loncat kegirangan, berhubung gue penggemar berat sutradaranya dan gak nyangka film mereka ada yang dirilis di Indonesia hehehe)

    O iya, satu lagi yang "agak gimanaa gitu" tuh buat gue Dutamitra. Nyesel gue beli DVD Taxi Driver yang pake label Collector's Edition trus di-package F-Board gitu. Ternyata gak ada special features-nya sama sekali dan kualitasnya gambarnya biasa aja.

    Btw, sekarang rilisan film-film Korsel dan Jepang kebanyakan dipegang lisensinya sama DCU yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, sepertinya film Korea atau Jepang yang beredar kebanyakan dipegang DCU.

      terima kasih sharingnya ya =)

      Hapus
    2. Utk serial drama Asia DCU udah nggak rilis judul2 baru Dorama Jepang lagi.. sekarang tinggal Drama Korea aja.. nggak tahu sampai kapan.. rilis judul2 barunya DCU saat ini juga udah makin sedikit..

      Hapus
    3. thanks sharingnya. mungkin pihak Jepangnya makin ketat, biasalah, jual mahal =P

      Hapus
    4. Mungkin di sini Dorama Jepang nggak begitu laku krn harga DVD 100rb utk 9 s/d 11 episode udah masuk kategori murah atau bisa juga orang tetap pilih beli bajakannya.

      Hapus
    5. kalau saya peringkatnya masih Vision, MagixEyes baru PRIME... sekarang mengalami peningkatan... khususnya terakhir itu DVD Life of Pi yang edisi 2 Disc itu hanya 2 negara yang rilis yaitu Korea Selatan dan Indonesia... dan kerennya baik film dan bonus fitur teks Indonesia *sesuatu banget*

      oh ya kalau film-film Columbia Pictures (Dutamitra), dengan berat hati saya harus impor (judul lama atau judul baru)... karena walau tak ada teks Indonesia (kalau impor) tapi bonus fiturnya sesuai. contohnya TAXI DRIVER jauh lebih bagus yang rilisan Taiwan langsung (pabriknya Region 3) drpd setelah dibuat lokal oleh Dutamitra (ada teks Indonesia tapi fitur jadi hilang)... sekian info

      Hapus
  52. Ah mimpi buruk itu terjadi juga, Dutamitra akhirnya memegang lisensi Warner Bros di Indonesia. mengenaskan harganya naik 40-50 ribu dari harga waktu di Vision (99 ribu jadi 139 ribu, 145 ribu jadi 199 ribu).

    dan produk rilisan pertama mereka di bawah bendera Dutamitra adalah The Hobbit: An Unexpected Journey (2012) dimana 1 keping rp 139 ribu. sekarang lebih baik impor ke Thailand atau Taiwan saja untuk Warner Bros (The Hobbit 2 disc DVD di Thailand hanya 102 ribu dibandingkan yang di Indonesia 199 ribu).

    Vision tinggal Disney saja, tak apa tapi Marvel Studios dan Lucas Film sudah diakuisisi (tinggal tunggu Avengers 2 dan Star Wars Episode VII). berharap bagus!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Well, setidaknya Dutamitra tetap seperti Vision dalam hal DVD WB, jadi kepingannya masih impor hanya kemasannya saja yang diproduksi di sini. cuman harganya itu ya T_T.

      agak OOT sedikit nih, tapi mungkin sebaliknya kalau soal Blu-Ray, setelah dipegang Dutamitra, blu-ray-nya WB rata-rata jadi lebih murah sekitar 150rb drpada waktu dipegang Vision, tapi tetep sih masih si atas 300rb T-T

      Dan benar Vision walaupun cuma pegang Disney tetapi varietasnya akan tetap menarik =)

      Hapus
    2. Penjualan film2 barat udah nggak bisa diandalkan lagi.. udah kena serangan sana sini dr konten ilegalnya. Mungkin yg masih lumayan yg DVD harga eko 15 s/d 17.5 dr TOP punya, tapi pilihan judulnya terbatas dan kualitas discnya nggak bagus.

      Hapus
    3. tapi sudah lebih dari sepuluh tahun masih bertahan. artinya pasarnya masih ada, tetapi terbatas, makanya masih mahal. logikanya kalau seperti di negara2 lain (US terutama), jika pasarnya luas maka harganya bisa turun, bahkan yang usia produksinya tua bisa didiskon.

      Di sini, boro-boro, yg beli paling banter ribuan konsumen saja, makanya harganya senantiasa mahal bahkan tambah mahal. lagian konon justru yg tinggi itu pajaknya, dianggap barang mewah kali ya.

      Hapus
  53. Permisi-permisi, numpang tanya lagi. Ada yang pernah beli DVD keluaran Prime yang harganya >100rb?

    Pengen beli tapi takut kena gunting sensor juga kaya versi 17500-nya.

    Thanks before :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. tergantung filmnya =)
      biasanya sih yg Top dan Prime kontennya sama jadi kena sensornya sama. ya seperti saya bahas, kalo filmnya "aman" (film anak2/gak ada telanjang) brarti kualitasnya oke, kalo enggak ya...coba aja =D

      Hapus
    2. wuih, males juga kl gitu, dikirain udah ada peningkatan karena packaging-nya udah keren dan harganya gak beda jauh kaya Vision dan dutamitra, tapi kontennya masih setipe sama yg 17ribuan yah :(

      Gagal beli Cabin in the Woods kalo gitu hehehe

      Thanks jawabannya :D

      Hapus
    3. haha, sama-sama
      tapi ada kok peningkatannya sedikit. sekarang walau kena sensoran, sound-nya kanan-kiri udah nggak kebalik lagi =P *sesuatu lah*

      Hapus
    4. untuk film PRIME yang di atas 100 ribu saya sudah coba untuk pemenang Aktris Terbaik tahun 2012 lalu, SILVER LININGS PLAYBOOK... seharga 159000 dan sangat-sangat puas!!

      2 disc terbagi dalam:
      - Disc 1: film dengan teks Indonesia, ada sensor sih tapi tak begitu mengganggu
      - Disc 2: bonus fitur yang melimpah isinya Deleted Scenes, Behind The Scenes (dokumenter adaptasi buku ke film, dokumenter latihan tari, dokumenter kamera), Alternate Ending...

      sangat-sangat sebanding harganya...

      Hapus
  54. Bisnis kepingan film original yg diedarkan distributor resminya di Indonesia kayaknya udah megap2 nih... segera menyusul nasib dr CD musiknya... semua jenis film baik lokal/luar udah dibajak di mana2 baik via streaming, download, dan yg cara lama via keping bajakan yg beredar luas dan dijual terang2an di pusat perbelanjaan. Makin ke sini makin ancur aja nih penegakan hukumnya. Ironi negri autopilot yg sarat korupsi. Rindu jaman2 dulu ketika banyak sutradara film, musisi lokal/luar menghasilkan karya bermutu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya rasa tidak segitunya, buktinya masih beredar padahal masalah ini udah dari tahun 2000-an awal. Apakah Anda perhatikan DVD harganya udah hampir nggak ada di bawah 100rb, atau CD impor rata2 85rb dan CD lokal 50rb padahal lagunya dikit? Kemungkinan itu salah satu cara menyiasati keengganan masyarakat membeli produk resmi, yaitu dengan berkonsentrasi pada konsumen YANG TETAP MAU BELI BERAPAPUN HARGANYA. Sepertinya sejauh ini masih cukup berhasil membuat mereka bertahan.

      Soal meluasnya bajakan sih saya tetap menyalahkan pola pikir masyarakat. Beli bajakan udah kayak buang sampah sembarangan. Udah tahu nggak bener tapi tetep dilakukan karena teman sebelahnya juga melakukan dst. Bukan cuma persoalan kualitas produknya. Begitu sih menurut saya.

      Hapus
    2. Di Indonesia ini sekarang ini rental film original udah banyak tutup dan saat ini udah kejadian giliran para wholesaler produk original yg pilih tutup krn sulit bertahan kalo mau andalkan dr penjualan ke retailer saja. Utk kelas distributor resmi buktinya Jive tutup, WB sbg produk andalan dilepas oleh Vision dan sekarang dalam sebulan bisa dihitung dg jari berapa banyak film bioskop Disney yg Vision rilis. Pola pikir masyarakat sini biar udah ada DVD harga murah kayak punya TOP tapi tetap akan pilih beli bajakan krn masih lebih murah lagi, kalo bisa gratisan lewat download. Berapa persen sih konsumen di sini yg masuk kategori TETAP MAU BELI BERAPAPUN HARGANYA utk produk2 dr distributor resmi di sini? Mereka pasti ada juga yg tergoda utk download ilegal krn secara finansial sanggup berlangganan unlimited internet kecepatan tinggi jika jaringannya sudah masuk ke daerah tempat tinggalnya. Masalah movie piracy udah jadi masalah internasional, bedanya musuh utama mereka adalah download ilegal yg juga mulai mengancam kondisi di Indonesia juga selain keping bajakannya. Ini memang sisi buruk dr kemajuan teknologi di era digital dan high speed internet spt sekarang yg mempermudah orang menikmati konten ilegal tanpa memikirkan berapa banyak biaya, pikiran dan tenaga yg telah dikeluarkan pihak tertentu utk menghasilkan suatu produk kreatif spt musik, film, software dll.

      Hapus
    3. ya, sependapat kalau perkembangan teknologi membuat banyak yang mencari "alternatif" dalam menikmati media kreatif. sayangnya "konsumen" ini lebih cepat tanggap dalam menyambut perkembangan ini dibandingkan produsen/distributor.

      Curhat sedikit, saya sendiri nggak masalah dengan itu, asalkan alasannya orang lebih memilih konsumsi unduhan dan DVD/CD ilegal-nya bisa dimaklumi: apakah nggak ada bioskop/toko rekaman di kotanya, apakah film/musik pilihannya tidak tersedia, apakah produknya yang tersedia berkualitas rendah, apakah keuangannya memang sudah ngepas banget sama kebutuhan primer-sekunder dan sebagainya.

      Tapi kalau mampu langganan hi-speed unlimited internet, harusnya sesekali juga bisa beli produk film/musik legal. Kalau memang mampu, jangan cari-cari alasan. Unduhlah secara legal dan bayar, atau sabarlah tunggu tayangan di TV premium yg juga berbayar. Jangan udah berduit tapi mental miskin. Saya saksikan sendiri ada orang yang rumahnya dekat banyak bioskop dan ingin menonton film yang baru keluar di bioskop, dan orangnya mampu ke bioskop, tapi malah nyari filmnya di lapak bajakan. Berasa pengen lempar kartu debitnya di lumpur terus suruh dia ambil pake mulutnya kayak adegan di telenovela MariMar nggak sih? *ketauan umurnya*

      Begitulah kira-kira maksud saya dengan "pola pikir masyarakat yang telanjur keliru". Betul, mereka pikir bikin produk kreatif itu gampang, sama seperti menganggap bahwa profesi guru nggak perlu dibayar mahal-mahal. Itu emang watak general masyarakat kita kayaknya, dan harus diubah. Yuk kita ubah.

      Saya sendiri tetap berharap bisnisnya tetap jalan, tapi di satu sisi juga berharap supaya tidak mencekik konsumennya. Ini bukan hanya soal untung-rugi, tapi soal budaya. Lagian, beli produk legal itu bayar pajak, berarti dengan demikian kita berhak mencak-mencak kalau pemerintahan kita nggak beres, hehe.

      Hapus
    4. Yg berduit tapi mental miskin sih banyak banget di negara ini (ini masalah etika).. nggak semua yg nonton film berjiwa kolektor atau peduli dg masalah hak cipta kalau dilihat dr sudut etika. Sudah menjadi tugas pihak yg berwajib utk menertibkan produk ilegal krn sudah diamanatkan oleh Undang Undang, tapi kan penegakan hukumnya nggak jalan shg para pebisnis produk legal otomatis bertumbangan krn sampai kapanpun tidak akan bisa bersaing dg produk ilegal kalo dilihat dr segi harga.

      Bioskop dan toko musik itu lebih dulu ada drpd lapak bajakan. Ibarat virus dr yg awalnya sedikit lama2 lapak bajakan menjamur menjadi pembunuh bioskop dan toko musik yg legal krn lapak2 bajakan ini malah dipelihara dan dijadikan lahan pungli oleh oknum2 dr pihak berwajib. Kalo pembeli sih otomatis cari harga yg murah krn dg beli bajakan kan selama ini nggak pernah ditangkap polisi. Kalo produsen sih saya rasa nggak mencekik konsumennya, contohnya harga DVD yg dr Vision kan cukup terjangkau kalau dibandingkan dg harga di luar dg kualitas yg baik, mereka kan juga harus bayar biaya operasional dan administrasi, pajak dan harus makan stok judul2 yg nggak terlalu laku di pasaran krn memang diwajibkan oleh pihak prinsipal studionya. Kalo skrg ternyata produk originalnya dirasa kemahalan coba lihat sekitar awal thn 2000an harga VCD original s/d saat ini nggak terlalu berubah padahal inflasi pasti terjadi setiap tahunnya dan krn faktor produk ilegal yg menguasai pasar mereka hanya bisa jual dalam jumlah terbatas shg margin keuntungan /kepingnya terpaksa harus dinaikkan. Rumusnya makin banyak yg bisa terjual maka profit margin /kepingnya makin bisa ditekan, begitu juga sebaliknya.

      Hapus
  55. Duh... makin "kurang darah" ya, Vision, setelah ngoper WB ke grup Innova :-(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Logikanya drpd rugi mending dilepas aja tuh WBnya oleh Vision, kebetulan aja Innova masih mau ambil, kalo dulu pas ngelepas Universal sampai skrg belum ada yg ambil. Sekarang sih yg masih bisa diandalkan jualan mungkin cuma DVD barat yg harga murah 15rb dan 17.5 keluaran TOP dan film Indonesia, kalo yg lainnya udah susah...

      Hapus
    2. hehe, jadi gak bakal ada masa diskon Vision lagi ya. Sedih sih memang, tapi apa mau dikata kalau keadaannya memaksa demikian T-T

      Hapus
  56. ini sih bukan mau menuduh atau bagaimana sih hasil curhatan SPG Vision langganan, jadi sebenarnya masalah Sumber Daya Manusia sih.

    katanya ada petinggi Vision yang keluar dan pindah ke group Inova, nah beliau itu yang tender Universal (secara tak langsung menyebabkan lepasnya). nah kalau Warner Bros itu royalti-nya naik 50% dari sebelumnya, mengingat judul-judul kartu AS WB (Harry Potter, Batman, LOTR, Superman) sudah "tamat" semuanya jadi berani melepas walau dengan berat hati karena sudah sempat mengeruk keuntungan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah thanks infonya. memang sulit sekali ya berbisnis rekaman legal di negeri kita ini =(

      Hapus
  57. Masalah utamanya memang di penjualan film original yg trennya terus menurun krn berbagai faktor.. baca beritanya di http://www.bisnis.com/m/industri-rekaman-video-pemerintah-dituding-menyerah-pada-pembajak
    Bisa dilihat dr bentuk fisik toko2 produk original yg makin sedikit, yg masih bertahan pun ukurannya juga makin mengecil..

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih tautan beritanya. sebenarnya untuk itulah saya menulis postingan ini, supaya sedikitnya pembaca bisa lebih aware lagi sama produk2 resmi, syukur2 bisa lebih banyak lagi mengkonsumsinya. Yah cuma seginilah sebisa saya.

      kayaknya udah rahasia umum, tapi saya kaget juga sama fakta produsen/distributor home video lokal bener2 berkurang drastis =(

      Hapus
    2. Tunggu diembargo sama Amerika Serikat mungkin baru ada tindakan nyata dr pemerintah krn keluhan para seniman musik dan film lokal juga tidak diikuti tindakan yg nyata dr pemerintah utk mengatasi peredaran produk2 ilegal. Kalo nunggu kesadaran dr konsumen sih nggak bakal bisa.

      Hapus
  58. dimana jual dvd pulp fiction orginal sub indo?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini keluaran dari Top, dan memang sudah jarang beredar, jarang banget. Toko2 yang biasanya banyak jual DVD Top pun jarang ada ini (contohnya World of Music kalau di Jakarta).
      Sedapat saya baru-baru ini cuma secara online di Piramax.

      Mungkin teman2 lain ada yang bisa menginfokan di mana bisa menemukan Pulp Fiction-nya Top?

      Hapus
    2. terakhir saya main ke Singapura, ternyata DVD TOP diekspor kesana dibawah bendera Wonder. dan yang seharusnya rp 17500 (tak laku di Indonesia) jadi SGD 9.90 (rp 85000) dan orang Singapura banyak yang mencari.

      kalau yang di Indonesia paling harapannya ke piramaxonline.com (tapi kurang tahu update-an stok terbaru). sekian info

      Hapus
  59. prmisi,,saya mw nanya..kalo beli dvd original thailand itu dmna ya??? trm ksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. DVD film Thailand dulu dipegang oleh Jive, jadi biasanya ada di Disc Tarra atau Gramedia. tetapi sejak Jive stop produksi sudah tidak beredar lagi. Mungkin ada beberapa yang keluaran DCU, bisa didapat di toko2 serupa.

      Tapi sedikit kabar baik, DVD film2 Thai terbaru katanya akan dirilis oleh distributor baru, EzyMata, yg merupakan kelanjutan dari Jive. Kita tunggu saja dan mudah2an peredarannya juga luas ya.

      Hapus
  60. om tolong update lagi dong kualitas dari distributor mana yg udah ada peningkatan,,

    klo DCU gak usa di update gitu2 mulu hasilnya,, wkwkwkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, belum ada waktu dan sumber daya nih. nanti deh ya diupdate lagi. terima kasih =)

      Hapus
  61. Mantap postingannya mas, nyesal baru dapat dan baru baca sekarang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, semoga bermanfaat.
      mungkin keadaannya sudah berubah sekarang, jadi mohon maaf kalau belum diupdate ya =)

      Hapus
  62. tambah informasi lagi, sekarang ada distributor baru khusus film-film Indonesia berkualitas... sudah 2 judul yang dirilis Catatan Harian Si Boy dan Demi Ucok. dan kerennya packaginya bagus dan ada bonus gimmick-nya juga (film cell, sticker, postcard dsb), ada yang Ultimate/Premium Edition (79-99 ribu) dan Regular Edition (49-59 ribu)

    BalasHapus
  63. namanya EZYMATA (kelupaan)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, saya pernah tes DVD Catatan Harian Si Boy, dan emang tajemmm banget gambarnya, hasil transfernya oke berat. Mungkin DVD Film Indonesia paling bagus yang pernah saya lihat. Semoga bertahan deh ya.

      Hapus
  64. Ada satu lagi distributor baru film Indonesia, namanya Merak Cipta.. harga DVDnya juga terjangkau 35 ribu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini yang rilis film-film dari Falcon Pictures (Coboy Jr Movie, Hello Goodbye) bukan ya? Setahu saya mereka distribusi DVD sendiri, tapi lupa nama PT nya =)

      Hapus
  65. Mas saya mau tanya saya kan punya dvd musik lagu :) yang saya mau tanyakan kenapa pas di video lagu yang ke 15 sama 16 nyandet2 gitu penyebabnya apa ya mas ? Padahal pas baru beli lancar2 saja terus kepingan dvd nya juga nggak terlalu baret terus apakah bisa diperbaiki ? Makasih sebelumnnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau urusan teknis saya kurang paham ya, paling cuma bisa kira-kira itu cacat produksi, atau masalah di player jadi harus dicoba di player lain.

      yang lain ada yang bisa bantu?

      Hapus
  66. bang , nanya nih . kalo mau beli dvd yang murah meriah , original ( yang penting tajam gambarnya ) dan subtitle bagus . itu yang mana ya distributor nya ? Mau beli borongan dari TOP dan Vision , tapi butuh budget berapa ? DCU udah ada perkembangan belum ?

    Salam dari Penggemar VCD original :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai, so far Vision dan grup Inova (MagixEyes-MovieLine-Dutamitra) masih yang terbaik, Prime/Top juga sudah lebih oke. Kalau borongan misalnya beli 10 judul DVD original (non-ekonomis) ya kira2 1 jutaan, hehe. Tapi kalau DVD Top yang 15ribuan bisa dalam budget 200 ribu untuk 11 judul

      Hapus
  67. dulu sempet beli vcd / dvd scream 2 . ga ada sensoran . tapi lupa dari mana . harganya kisaran 39 - 59 ribu

    BalasHapus
  68. yg megang WB skrg siapa ya ??
    Ane nunggu GRAVITY soale,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. WB dipegang Dutamitra. Kualitas masih sama dengan zaman Vision cuma harga lebih mahal 10-20ribu, casingnya juga jadi agak bagusan sih.

      Hapus
  69. Mohon bantuannya..Sy mau koleksi film wild things 1 sampai 4, ada yg jual gak... atau ada referensi beli dmn? Sy di jakarta. Silahkan Whatsapp sy di 081809432223

    BalasHapus
  70. Mohon bantuannya..Sy mau koleksi film wild things 1 sampai 4, ada yg jual gak... atau ada referensi beli dmn? Sy di jakarta. Silahkan Whatsapp sy di 081809432223

    BalasHapus
  71. tambahan buat keluaran top dan dcu,gan...beli dvdnya dan simpan selama setahun, tuh dvd udah item dan gak bisa ditonton lagi... #buang" duit :(

    BalasHapus
  72. Parkit akhir2 ini udah nggak keluar judul baru, denger2 juga kondisinya lagi sulit.. mungkinkah akan stop jualan film?

    BalasHapus
  73. Mau tanya dong beli dvd original dari distributor vision dan group inova (MagixEyes-MovieLine-Dutamitra) ada dimana? terus vision cuma memproduksi film disney aja? gak ada film asianya gitu? kalau mau beli film korea yang distributornya selain DCU ada gak? tapi yang kualitas filmnya bagus (sama seperti aslinya). Makasih sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba aja cari yg jualan online di google, kayaknya ke depannya kalo mau bertahan bisnis ini harus lebih mengandalkan penjualan online utk mengurangi biaya operasional yg makin tinggi krn laju inflasi dr tahun ke tahun dan volume penjualan yg makin menurun krn maraknya konsumsi produk ilegal spt bajakan dan download ilegal. Kalo utk seri Korea/Jepang mayoritas masih dipegang DCU walaupun ada satu judul dr Prime spt judul Glory Jane. Kalo utk film bioskopnya ada beberapa judul dr Prime/Top selain yg dari DCU.

      Hapus
  74. gue punya STAKE LAND keluaran DCU nggak terlalu mengecewakan meskipun tanpa "special features" entah judul film yang lainnya tetapi memang VISION memang berkualitas bahkan kualitas VCD-nya paten soalnya gue punya SALEM LOT'S STEPHEN KING masih enak ditonton, gue paling suka DVD koleksi DVD keluaran MAGIXEYES sedikit komentar mengenai PRIME-TOP kualitasnya terakhir ini sudah mulai lumayan biarpun yang bikin nggak enak adalah "SENSOR"-nya yang sangat kasar *HORROR MOVIES RULES*

    BalasHapus
    Balasan
    1. couldn't agree more. Thanks udah sharing ya =)

      Hapus
  75. Eh, aku baru tau ada yang namanya Parkit sama DCU :O Kirain Parkit cuma ada di film Warkop doang, hahaha. Kalau budget terbatas aku beli Top, lumayan lah buat hiburan, hihihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Distributor Parkit udah berhenti beroperasi sejak awal 2015..

      Hapus
  76. Baru tahu di Disctarra ada dvd film Transformers yang baru diedarkan magixeyes

    BalasHapus
  77. DCU udah 2 bulan ini nggak keluar judul baru.. Ezymata udah non aktif juga.. webnya udah nggak bisa dibuka.

    BalasHapus
  78. Akhir akhir ini distributor kyknya jarang mengeluarkan dvd-dvd baru seperti disc tarra misal the hobbit 3 belum keluar juga dvd-nya,ada apa ya dengan distributor2 ini?,yg saya lihat masih update cuma vision saja,teman teman ada yg tahu jelasnya ?

    BalasHapus
  79. DiscTarra uda tutup sekarang,, Vision cuma bisa merilis film2 dr studio yg uda kerja sama ama mereka seperti Walt Disney Studios misalnya,,,, WarnerBros dkk uda sulit sekarang nyarinya,,, iimport kemahalan di ongkir,, terpaksa lari ke jambakan,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, disctarra tutup, se-distribusinya juga udah bye bye, semacam dipaksa beralih ke streaming =(

      Hapus
  80. Fox MGM Columbia kayaknya diambil sama Vision, film2 WB berharap balik lagi ke Vision. Bisnis dvd original memang udah megap2 dibajak di mana2 baik secara online maupun offline, sewa tempat mahal jd biasanya mereka sewa space di area jaringan toko buku atau hipermarket, mini market .

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, saya tempo hari lihat, tapi sementara kayaknya masih Fox aja yang ke Vision--Spectre itu ternyata distribusi home videonya sama Fox.

      Jadi sekarang Vision pegang Disney, Universal, dan Fox. Semoga bertahan *amin*

      Hapus
  81. Prime sekarang didistribusikan oleh PT. NPV (Navirindo Prima Visual)

    BalasHapus
  82. Pengalaman saya beli VCD/DVD keluaran PRIME dan TOP, ternyata ada perbedaan VCD dan DVD untuk bagian sensor. Waktu SD pinjam VCD final destination 3 punya temen, sensornya rapih dan tidak mengganggu untuk bagian ketelanjangan. Iseng2 beli Resident Evil 3, agak terkejut karena adegan semi-nude nya tidak disensor ataupun di blur. Mungkin tekhnologi blur di era 2006-2009 belum terlalu dipakai. Mau beli DVD Halloween 1 sama 2 di toko online agak ragu karena saya takut tidak terkena sensor. Apa mungkin ada perbedaan sensor VCD dan DVD keluaran PRIME/TOP?

    BalasHapus
  83. Rata2 kualitas film dvd bajakan itu apa aja sih gan?
    Apakah semua dvd bajakannya sudah Blueray (HD)

    BalasHapus
  84. Setelah sekian lama nonton film bajakan, akhirnya pelan-pelan belajar untuk beli DVD-DVD ori. Walaupun rata-rata dibeli pas harganya promo, tapi alhamdulillah sekarang udah punya 10 :D

    BalasHapus
  85. Gan di mana bisa beli DVD produksi DCU atau TOP..? Dulu di carefour lebak bulus ada tapi sekarang sudah nutup, saya cari di Glodok, Ratu plaza gak nemu juga, tolong info nya gan. Thx

    BalasHapus

Posting Komentar