Film animasi Hollywood, terutama yg CG (computer-generated, digambar pake komputer) makin rame aja. Kali ini Universal Pictures mem-fasilitasi produksi perdana Illumination Entertainment lewat Despicable Me untuk meramaikan arisan film2 animasi CG yang tengah naik daun ini. Langkah yang diambil oleh studio baru ini cukup aman, yaitu film komedi dengan target seluruh keluarga, namun dengan sedikit twist di ide dasarnya bahwa tokoh utamanya adalah seorang penjahat (villain).
Gru (Steve Carell), seorang penjahat yang sinis dan sombong tergelitik untuk mengungguli penjahat pendatang baru, Vector (Jason Segel) yang sukses mencuri piramida terbesar di Mesir. Bersama sekutunya Dr. Nefario (Russel Brand) dan ratusan makhluk cilik berbahasa aneh yang disebut the minions, Gru berencana mencuri bulan. Langkah pertama adalah mendapatkan senjata penyusut yang dapat memperkecil ukuran segala benda—sepertinya ada di Korea Utara (?), namun sayang, Vector berhasil merebutnya lalu dan disimpan di Fortress of Vector..err…rumah. Merebut kembali senjata penyusut dengan cara biasa telah dicoba Gru berbuah kegagalan, maka akal Gru tertuju pada 3 gadis cilik yatim piatu yang pernah datang ke rumahnya untuk menjual kue. Gru lalu tiba2 mengadopsi ketiga anak tersebut, Margo (Miranda Cosgrove), Edith (Dana Gaier), dan Agnes (Elsie Fisher) dan tanpa menunggu lama memperalat mereka agar dia bisa mencuri senjata penyusut di rumah Vector. Namun yang terjadi, dengan Gru menjadi "ayah" dari ketiga gadis cilik sedikit banyak membuyarkan rencana besarnya.
Despicable Me dengan berani maju di tengah maraknya film2 animasi CG yang saat ini masih didominasi Pixar serta dibuntuti oleh DreamWorks yang notabene pangsa pasarnya sama. Lewat film perdananya ini Illumination Entertainment tampaknya belum bisa disejajarkan dengan dua perusahaan besar itu, karena masih bermain dalam zona terlalu aman. Teknik animasinya sih nggak masalah, cuman rasanya Despicable Me belum mempunyai sesuatu yang menonjol yang bisa diingat lama. Jujur, beberapa humornya tidak terlalu kena ke gw, terutama yang masih berkutat pada slapstick—which is not that funny anymore, dialognya pun kadang2 terkesan dipaksa untuk lucu, timingnya kurang pas. Dengan premis yang agak berbeda, naskahnya terbilang masih nanggung, dibarengi dengan eksekusi beberapa adegan masih terkesan sederhana, imajinasi yang masih taraf “waras”, dan kurang menyentuh. Musik latarnya rupanya digarap oleh Pharell Williams (N.E.R.D) barengan Heitor Pereira yang adalah “murid”nya Hans Zimmer, namun sayang sekali, buat gw musiknya belum sanggup mem-boost mood dramatis atau pun komedi dari filmnya.
Hanya saja Despicable Me tidak lantas layak disebut karya gagal. Gw masih terhibur dengan beberapa adegan aksi tanpa dialog adu kekuatan Gru dan Vector dengan violence terselubung namun kocak dan lincah ala kartun2 Looney Tunes. Pun setiap kemunculan para minion selalu mengundang tawa, terutama yang bisa “nyala” ^0^. Satu lagi adegan yang bikin gw tertawa tulus adalah Gru membacakan dongeng 3 anak kucing pada ketiga anak itu ^o^, nice one. Karakterisasinya oke lah, meski tampaknya akan kurang memorable kecuali para minion itu, namun agak tertutupi dengan para pengisi suara yang lumayan. Pujian khusus harus gw sematkan pada desain artistiknya yang mengesankan. Gw pribadi sih paling suka dengan desain rumah dan gadget2 si Vector (dan pesawatnya yang tadinya jadi atap rumah) yang sangat futuristik, tapi mobil besi aneh nya Gru juga..err..keren ^_^. Bagus lah.
Dengan ide dasar yang sedikit berbeda, sebenarnya Despicable Me tidak menawarkan sesuatu yang baru pada hasil akhirnya, malah terbilang sederhana sehingga terancam mudah dilupakan. Kita tentu dapat menebak ke arah mana perkembangan Gru bila berhadapan dengan kepolosan anak2, dan ingat: ini film animasi untuk keluarga. Namun harus diakui bahwa penceritaan film ini cukup enak dinikmati, tidak ada kebingungan atau kekesalan yang akan timbul kala menyaksikannya, dan tidak kelewat childish juga. Tokoh2 serta tindakannya memang komikal dan absurd sehingga terkesan kurang kedalaman yang dapat mengikat penonton, tapi rasanya itu cukuplah untuk mengisi kisah yang pada dasarnya dibuat untuk menghibur tanpa mencelakakan ini. Pesan moral yang luhur pun tak ketinggalan dimasukkan, namun sepertinya kurang begitu kuat ditaburkan ke penonton. Biar demikian, toh pasti banyak yang suka dengan tingkah polah para minion yang memang menggemaskan dan penyumbang humor paling dominan di sepanjang film. Harmless entertainment.
My score: 6,5/10
papoy...papoy!!
BalasHapus@adithiarangga, =D
BalasHapus