Co-Directed by Mike Thurmeier
Screenplay by Peter Ackerman, Michael Berg, Yoni Brenner, Mike Reiss
Story by Jason Carter Eaton
Produced by John C. Donkin, Lori Forte
Cast: Ray Romano, John Leguizamo, Dennis Leary, Queen Latifah, Seann William Scott, Josh Peck, Simon Pegg
Entah kenapa, gw nggak pernah punya niat khusus untuk nonton seri Ice Age. Gw nonton Ice Age pertama (yg ternyata cukup lucu dan menghibur, dan gambarnya bagus) udah telaat banget, udah hampir mau ilang, dan itu di 21 Metropolitan Mall Bekasi (yg dulu film2nya telat minta ampun). Ice Age 2 gw skip tanpa alasan jelas sampe sekarang. Ice Age 3 yg barusan juga hampir gw skip, tapi akhirnya review2 dan rekomendasi teman2 meluluhkan hati gw, dan gw akhirnya nonton ketika film Up lagi rame2nya (tetep gw nontonnya lebih belakangan dari kebanyakan orang). Tak diduga tak dinyana, filmnya bagus. Kalau sebelumnya gw baru bisa ngakak di bioskop setelah sekian lama sewaktu nonton Up, tenyata nggak lama kemudian, gw bisa ngakak lagi waktu nonton Ice Age 3 (tapi kali ini nggak bisa keras-keras, gw nonton sendirian dan di kiri kanan gw ada orang ^_^').
Sedikit background, Ice Age awalnya bercerita mengenai persahabatan 3 hewan zaman es yg berbeda spesies dan seharusnya tidak bersahabat: Manny si gajah mamot, Sid si beruang(?) sloth, dan Diego si macan gigipedang smilodon. Di film kedua (konon, secara gw gak nonton), rombongan ini ditambah sama Ellie si jodohnya Manny, dan sepasang tikus(?) oposum Eddie dan Crash. Di awal film Ice Age 3, mereka bersama makhluk lainnya hidup bareng sembari bertahan dari mulai mencairnya es di bumi.
Tapi persahabatan mereka diuji ketika Ellie sedang hamil, Diego mulai kehilangan kemampuan memangsa (kelamaan temenan sama makhluk herbivora mungkin hihihi), dan Sid yg dari dulu ampe sekarang selalu bikin sial, kebelet ingin jadi induk setelah menemukan 3 telur raksasa, selain karena nggak menemukan jodoh pastinya. 3 telur itu menetas, ternyata muncul 3 ekor dinosaurus, yg menganggap Sid sebagai "mommy"-nya mereka. Meskipun sudah berusaha mendidik agar bisa hidup berdampingan dengan mahkluk yg "lebih jinak", tapi 3 dino cilik ini tetaplah ganas dan mengganggu. Sid pun dicecar, tapi ia tetap ingin bersama "anak2nya" itu. Sampai suatu saat, induk asli dari dinosaurus (T-rex yg besaaar) itu datang dan mengambil anak2nya, Sid pun ikut terbawa. Atas nama nilai kekeluargaan, Manny, Diego, Ellie, Eddie dan Crash bareng2 pergi untuk menyelamatkan Sid. Pencarian mereka sampai pada dunia yg tak pernah mereka ketahui. Di bawah tanah yg jauh, para makhluk2 purba yg seharusnya punah ternyata masih bertahan. Usaha mereka pun tidaklah mudah karena wilayah ini terbilang berbahaya...dan petualangan menegangkan nan kocak mereka pun dimulai bersama dengan Buck, seekor weasel (kayak tikus/tupai/marmut berleher panjang?) petualang yg benar2 menguasai hutan purba itu, selain ada bahaya dari dino paling besar di sana. Akankah mereka akan berhasil membawa pulang Sid?
Kalo gw tulis ceritanya kayak paragraf di atas, cukup biasa yah. Sebelum nonton pun kita tau endingnya bakal kayak gimana. Tapi nilai istimewa Ice Age 3 adalah adegan2nya yg boleh dibilang pure-comedy. Dialognya penuh dengan jokes cerdas dan somewhat dewasa (tanpa harus jorok), meskipun mungkin anak2 kecil nggak akan terlalu mengindahkan itu. Di lain pihak, kelakuan absurd tokoh2nya serta situasinya pun mengundang tawa dengan timing yang pas. Gw sendiri paling geli waktu Manny dkk terjebak di lembah yg ada gas tertawanya (XD XD XD). Tak hanya didukung sektor humor, beberapa adegan aksinya boleh dibilang mantaps dan somewhat (keluar lagi nih kata) serius untuk ukuran kartun digital/CGI, nggak kalah sama visual efek film2 live action, ini bisa jadi untuk mengakomodir waktu nonton film ini dalam 3-dimensi, tapi di layar 2D pun tetep asik dan seru. Gambar dan animasinya bagus, mengaminkan bahwa karya Blue Sky Studios sama sekali nggak kalah sama studio yg lebih "besar" seperti Pixar dan DreamWorks (well honestly, mnurut gw Blue Sky masih lebih bagus daripada DreamWorks yang kualitas film2nya nggak konsisten).
Final judgement, film yg sangat menghibur walau ceritanya sederhana tapi masuk kategori "bermaksud baik" dan aman ditonton semua umur (wuih untung pas gw nonton kayaknya nggak ada anak2 kecil yg senantiasa brisik itu). Gw nggak nyesel nontonnya. Oh ya, si tupai kocak Scrat juga masih ada, dan walaupun ceritanya nggak berhubungan langsung dengan cerita utama, porsinya tetep pas dan bikin ketawa mulu, apalagi ada seekor tupai betina, Scratée yg menciptakan semacam "cinta segitiga": antara Scrat, Scratée, dan sebutir biji yg selalu diincarnya itu. Nice and well-crafted film.
my score 8/10
Komentar
Posting Komentar