Oz the Great and Powerful
(2013 - Walt Disney)
Directed by Sam Raimi
Screenplay by Mitchell Kapner, David Lindsay-Abaire
Based on the works by L. Frank Baum
Produced by Joe Roth
Cast: James Franco, Mila Kunis, Rachel Weisz, Michelle Williams, Zach Braff, Bill Cobbs, Joey King, Tony Cox
Kisah tentang dunia Oz dari seri literatur anak-anak karya sastrawan L. Frank Baum kalau nggak salah mulai mendunia ketika versi film musikalnya berjudul The Wizard of Oz dilepas tahun 1939 dengan sangat sukses, termasuk salah satu lagu di dalamnya jadi evergreen hit, "Over the Rainbow". Sejak itu berbagai versi mulai bermunculan, mulai dari versi "blaxploitation" The Wiz (1978) yang dibintangi Diana Ross dan Michael Jackson, versi anime Jepang tahun 1980-an, hingga versi mengarah sci-fi dalam miniseri televisi "Tin Man" (2007). It's very famous. Saking terkenalnya sampai para inisiator Oz the Great and Powerful santai aja terhadap kenyataan bahwa keseluruhan film terbaru mereka ini sebenarnya adalah spoiler bagian akhir The Wizard of Oz =D. Oz the Great and Powerful ini adalah semacam prekuel The Wizard of Oz, kisah bikinan baru yang mau mengisahkan asal muasal Sang Penyihir Oz yang jadi penguasa dan penolong warga negeri Oz itu.
Oscar Diggs (James Franco) adalah pesulap yang tergabung dalam rombongan sirkus, yang dalam perhentiannya di Kansas, ia terbawa tornado hingga sampai ke sebuah negeri indah nan ajaib yang belakangan diketahui bernama Oz, sama dengan nama persona panggung Oscar selama ini: Oz the Great and Powerful, sang penyihir dari negeri padang pasir *yakali*. Setibanya di Oz, Oscar ditemukan oleh Theodora (Mila Kunis), seorang "penyihir baik" yang memberitahukan adanya ramalan bahwa negeri Oz akan kedatangan penyihir negeri lain yang akan jadi raja negeri Oz. Oscar pun mengikut Theodora menemui sang kakak, Evanora (Rachel Weisz) yang selama ini menjaga tahta pemimpin negeri Oz di kota Zamrud (hehe, maksudnya Emerald City). Tapi untuk menerima tahta, Oscar mesti mengalahkan si "penyihir jahat" bernama Glinda (Michelle Williams) yang katanya telah membunuh raja negeri Oz sebelumnya. Oscar yang dari awal cuma iya-iya aja, bahkan nggak ngaku kalau dirinya bukan penyihir betulan, akhirnya bersedia melakukannya setelah melihat tumpukan uang yang luar biasa melimpah apabila jadi raja. Perburuan pun dimulai, meski sebenarnya apa yang diketahui Oscar selama ini tentang negeri Oz ternyata keliru.
Tadinya gw agak ogah menyaksikan film ini mengingat "trauma" film Alice in Wonderland (2010) karya Tim Burton yang terlalu asik sendiri sampe gw nggak diajak ngerti bagusnya di mana. Film itu diproduseri Joe Roth untuk Walt Disney, dan sama-sama banyak pake animasi CGI buat dunia ajaibnya sebagaimana Oz baru ini. Tetapi untungnya Oz tidak se-"parah" itu. Oz garapan Sam Raimi ini lebih enjoyable dan jalan ceritanya lebih jelas. Lebih sederhana dan Disney banget tentang pencarian jati diri dan "where to belong", dan mesti ada adegan "perang kolosal" di klimaks, tapi toh materi asalnya juga targetnya anak-anak, jadi ya masih bisa dimaafkan kalo agak kekanak-kanakan.
Konsepnya pun menarik, sedikit meniru konsep film The Wizard of Oz yang lama: dunia "nyata" gambarnya hitam putih, ketika sampai negeri Oz langsung berwarna (plus layar melebar). Tampilan visualnya terbilang memukau dengan komposisi warna yang elok dan desain yang cukup indah sekalipun terlihat "kartun", animasinya lumayan mulus (paling suka animasi tokoh China Girl/Gadis Keramik (Joey King)). Tetapi mungkin yang jadi nilai plus film ini adalah efek 3-dimensi-nya yang memang bekerja dengan baik terhadap gambar dan ceritanya, baik kedalaman gambar maupun penonjolan yang tampil silih berganti, jadi bikin yang nonton excited dan terbangun sepanjang durasinya yang lumayan juga (130-an menit). Nggak menyangka, the whole film is actually not disapponting at all.
Kenikmatan menonton Oz sesungguhnya tidaklah sempurna, terkhusus dengan kurang mantapnya performa para aktor, meskipun harus dimaklumi interaksi di antara mereka tampak sengaja seperti pertunjukan sandiwara untuk anak-anak. James Franco sebagai Oscar Diggs yang seharusnya digambarkan sebagai penipu kelas teri tetapi memiliki hati yang mulia dan mengundang simpati, bagian hati mulianya nggak kelihatan. Dari ketiga penyihir wanita yang ditampilkan, mungkin hanya Rachel Weisz yang dapat membawakan tokohnya tanpa masalah berarti, sedangkan Mila Kunis dan Michelle Williams (yang tiaranya selalu nggak pas di tengah jidat =/) sekalipun begitu rupawati sekali, pembawaannya agak ngambang gitu deh. Tidak juga salah mereka mungkin, karena penokohan masing-masing penyihir ini juga agak lemah. Untuk sebuah kisah asal muasal, motivasi dasar para penyihir untuk menguasai/mengusik negeri Oz tetap tidak terungkap jelas. Dan oh-so-classic-question ketika ada kesempatan menyakiti lawan kenapa nggak langsung saja? Semacam itulah.
Tetapi lagi-lagi, Oz the Great and Powerful tetaplah sebuah tontonan yang menghibur yang harmless, terutama kalau pakai teknologi 3-dimensi. Lebih nikmat jika ditonton dengan semangat kanak-kanak yang penuh wonder =).
My score: 7/10
Komentar
Posting Komentar