My Movie Picks of February 2020

Ngapain aja baru bikin sekarang? ^__^;' Yah, kalau melihat sekeliling, you may know that life's currently kind of fucked-up, jadi membangun semangat untuk kembali menulis juga lumayan butuh waktu, hehe. Baiklah tanpa berpanjang-panjang, berikut ada tiga film yang gw tonton sepanjang Februari 2020 yang meninggalkan kesan dan patut diingat.




1. Little Women
(2019 - Columbia)
dir. Greta Gerwig
Cast: Saoirse Ronan, Emma Watson, Florence Pugh, Laura Dern, Timothee Chalamet, Eliza Scanlen, Bob Odinkirk, Meryl Streep, Chris Cooper, Tracy Letts, Louis Garrel, James Norton



Adaptasi layar lebar kesekian dari sebuah literatur klasik, kecuali memakai aktor-aktris kesayangan Hollywood terkini, bagaimanakah cara film ini biar nggak basi? Untungnya kegelisahan yang dituangkan dalam novel karya Louisa May Alcott di abad-19 itu ternyata masih nyambung banget sama era sekarang, khususnya dilebihtebalkan lagi mengenai posisi perempuan di dalam masyarakat. Pola penceritaan pun sedikit dirombak dengan back-and-forth masa remaja dan masa dewasa keempat March bersaudari, seakan mengontraskan simpler times yang ceria dengan tantangan-tantangan yang lebih kompleks setelahnya. Dengan mood yang selalu terjaga dan tak pernah kehilangan kehangatannya, film ini juga mampu menyampaikan gagasan-gagasannya dengan jernih, sudut pandangnya masa kini tetapi nggak keluar dari bingkai zaman yang diwakili.
My score: 8/10






2. Birds of Prey (And the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn)
a.k.a. Harley Quinn: Birds of Prey
(2020 - Warner Bros.)
dir. Cathy Yan
Cast: Margot Robbie, Rosie Perez, Mary Elizabeth Winstead, Jurnee Smollett-Bell, Ewan McGregor, Chris Messina, Ella Jay Basco, Ali Wong


Film ini dirancang sebagai film solo karakter Harley Quinn dari Suicide Squad (2016), sekaligus perkenalan terhadap tim superhero cewek milik DC Comics, Birds of Prey. Kelihatannya memang kayak bakal kacau, tokoh-tokoh dari dua sumber berbeda yang nggak terkenal-terkenal amat disuruh gabung satu film. Tetapi, berhubung tokoh utamanya adalah Harley yang punya kelainan jiwa, kekacauan itu malah di-embrace dan dijadikan alat bertutur. Lingkup yang diangkat kini lebih street-level dibandingkan Suicide Squad, dengan pola kisah orang jahat yang karena situasi malah jadi penyelamat. Kedua poin itu kemudian diramu dengan visual gritty tapi kerlap-kerlip dan eksentrisitas karakter-karakternya, lengkap dengan segala gemerlap ala gangsta, sehingga jadilah sebuah tontonan laga kriminal komedik (dan female-driven) yang kacau tapi asyik.
My score: 7,5/10






3. The Invisible Man
(2020 - Universal)
dir. Leigh Whannell
Cast: Elisabeth Moss, Oliver Jackson-Cohen, Aldis Hodge, Storm Reid, Harriet Dyer, Michael Dorman


Jadi, setelah sambutan suam-suam buat Dracula Untold (2014) dan The Mummy (2017), Universal Pictures merombak rencana pemutakhiran I.P. film-film monsternya dengan pendekatan lebih sederhana (dan, ehem, hemat biaya) menggandeng Blumhouse, yang artinya bakal menonjolkan unsur thriller atau horor. Paling tidak, itulah yang diwakili oleh The Invisible Man versi terbaru ini. Dan, menurut gw pengakalannya cukup brilian: memakai unsur sci-fi kontemporer, namun menuturkan cerita dari sisi si korban yang mengalami KDRT secara fisik maupun psikis, dikejar-kejar oleh si manusia tak kasatmata layaknya, well, diteror hantu. Meski, sampai akhir pun film ini nggak sampai heboh menggelegar, gw akan tetap ingat bagaimana pengadeganannya punya intensitas dan suspense maksimal, kerap kali bikin syok berjamaah, plus akting apik Moss sebagai lokomotifnya.
My score: 7,5/10



Komentar