My Movie Picks of February 2019

Gw lupa kalo Februari itu nggak sampe 30 hari, jadi harusnya bikin postingan agak cepetan, huhu. Anyway, bulan kemaren tontonan gw lumayan banyak neh, dan berikut adalah beberapa yang rasanya patut gw catat.




1. Annihilation
(2018 - Paramount/Netflix)
dir. Alex Garland
Cast: Natalie Portman, Jennifer Jason Leigh, Oscar Isaac, Gina Rodriguez, Tessa Thompson, Tuva Novotny, Benedict Wong, David Gyasi


Konsep sci-fi-nya yang sebenarnya agak rumit rupanya tetap bisa jadi pegangan yang ampuh dalam gw mengikuti film ini hingga akhir. Penuturannya yang moody membangun tensi yang bikin terus penasaran terhadap apa yang nanti para karakternya temukan--apa di balik munculnya sebuah kubah raksasa yang bikin semua orang yang masuk ke situ nggak pernah keluar lagi. Pun karakternya dibangun sedemikian rupa sehingga ceritanya ada sisi manusiawi yang cukup menggugah. Beberapa desain visualnya berada di garis antara cantik dan grotesque dan trippy, tapi justru menambah pesona aneh keseluruhan film ini =).
My score: 8/10






2. Terlalu Tampan
(2019 - Visinema Pictures)
dir. Sabrina Rochelle Kalangie
Cast: Ari Irham, Calvin Jeremy, Rachel Amanda, Nikita Willy, Dimas Danang, Tarra Budiman, Marcelino Lefrandt, Iis Dahlia, Ratna Riantiarno, Unang


Karena berdasarkan komik--well, istilah yang dipake adalah "webtoon" yang notabene komik yang terbit via internet/aplikasi--gw lumayan siap terima apa pun yang akan ditawarkan film ini, karena nggak ada contoh pendahulu di Indonesia yang bisa dibandingkan. Karakterisasi, logika, dan keabsurdan khas komik benar-benar dihidupkan dalam film ini, yang bahkan mungkin lebih works ke gw ketimbang film-film Jepang ber-tone serupa, dan itu sepertinya yang bikin gw happy sepanjang nonton. Kisahnya masih berkutat pada relationship anak-anak remaja, nggak ada yang terlalu baru, namun penggarapannya yang berani nyeleneh bikin cita rasanya lebih fresh. Mungkin bakal lebih mantep kalau makin ke belakang makin menggila, tapi keseluruhannya ini udah cukup baik kok.
My score: 7,5/10






3. Alita: Battle Angel
(2019 - 20th Century Fox)
dir. Robert Rodriguez
Cast: Rosa Salazar, Christoph Waltz, Keean Johnson, Jennifer Connelly, Mahershala Ali, Jackie Earle Haley, Ed Skrein, Jorge Lendeborg Jr., Lana Condor, Jeff Fahey


Harapan gw lumayan tinggi ketika Robert Rodriguez ditunjuk James Cameron untuk bikin film laga sci-fi berdasarkan komik Jepang ini, jadi ngebayangin Spy Kids disuntik teknologi (dan dana) Avatar =D. Kabar buruknya, film ini nggak sampai mendekati kedua judul yang gw sebut tadi. Tetapi, nggak masalah karena hasilnya adalah sebuah sajian laga yang exciting, dan tentu saja pameran teknologi efek visual kelas puncak. Menurut gw film ini sudah cukup oke dalam mengatasi tantangan tentang worldbuilding-nya yang terbilang besar dan kompleks--karena namanya komik Jepang 'kan cenderung seri-nya panjang, juga mengatasi unsur body horror-nya dengan brilian. Namun, satu hal yang gw salut adalah penyusunan cerita yang bikin benak gw merasa ceritanya sudah tuntas, sekalipun (seharusnya) bakal lanjut.
My score: 7,5/10






4. The Breadwinner
(2017 - Universal/GKIDS/Studio Canal/Aircraft Pictures/Cartoon Saloon/Melusine Productions)
dir. Nora Twomey
Cast: Saara Chaudry, Soma Bhatia, Shaista Latif, Ali Badshah, Noorin Gulamgaus, Laara Sadiq, Kawa Ada


Sebuah film dengan animasi indah, banget, tetapi mampu menyampaikan gambaran yang efektif tentang situasi yang cukup pelik. Dalam hal ini kisahnya tentang sebuah keluarga Afghanistan di rezim Taliban, yang tak punya laki-laki dewasa di rumahnya sehingga si putri bungsu harus menyamar jadi anak laki-laki untuk cari makan di luar rumah. Tidak sertamerta provokatif, karena masih memakai sudut pandang anak-anak, tetapi tetap mampu bikin gw terenyuh lewat berbagai momennya.
My score: 8/10






5. The Ballad of Buster Scruggs
(2018 - Netflix/Annapurna Pictures/Mike Zoss Productions)
dir. Joel Coen, Ethan Coen
Cast: Tim Blake Nelson, David Krumholtz, Clancy Brown, Willie Watson, James Franco, Stephen Root, Liam Neeson, Harry Melling, John Waits, Sam Dillon, Zoe Kazan, Bill Heck, Grainger Hines, Brendan Gleeson, Tyne Daly, Jonjo O'Neill, Saul Rubinek, Chelcie Ross


Film ini bener-bener kombo 6 in 1 karena terdiri dari enam cerita yang nggak ada kaitannya sama sekali, selain bahwa semuanya berlatar dunia koboi ketika tanah Amerika lagi mulai dieksplorasi sampai ke pedalamannya. Dari soal outlaw bersenjata, perampok, pemburu hadiah, pencari tambang, pertunjukan keliling, pertikaian dengan penduduk asli, sampai kisah cinta, pokoknya unsur-unsur yang bisa kita bayangkan dari semua kisah western. Mungkin karena kisahnya pendek-pendek, penuturannya jadi lebih padat dan ringkas, tetapi tiap kisah digarap dengan apik sehingga ngikutinnya juga enak. Eksentrisitas dan dry humor khas Coen bersaudara tentu saja masih tampil, tapi untungnya keseluruhannya bisa tetap bisa menghibur.
My score: 8/10






6. The Lego Movie 2
(2019 - Warner Bros./Warner Animation Group)
dir. Mike Mitchell
Cast: Chris Pratt, Elizabeth Banks, Will Arnett, Tiffany Hadish, Stephanie Beatriz, Charlie Day, Alison Brie, Nick Offerman, Maya Rudolph, Will Ferrell, Jadon Sand, Brooklynn Prince


The Lego Movie pertama menurut gw sangat groundbreaking, bikin ngakak sentosa baik karena saking konyolnya sekaligus karena punya lapisan-lapisan cerita yang gokil-kok-bisa-kepikiran. Yang gw agak takutkan pada sekuel (dan sudah terjadi pada spin-off-nya) ternyata terjadi juga pada sekuelnya ini, yaitu belum mampu menyamai tingkat brilian plus kesegaran film pertamanya walaupun pendekatan dan eksplorasi ceritanya tergolong mirip. Namun, bagaimana pun gw tetap suka sama beberapa ide yang dimunculkan di sini, dan lelucon-leluconnya juga masih mampu memunculkan tawa yang rela.
My score: 7,5/10






7. BlacKkKlansman
(2018 - Focus Features/Legendary Pictures)
dir. Spike Lee
Cast: John David Washington, Adam Driver, Laura Harrier, Topher Grace, Jasper Pääkkönen, Ryan Eggold, Michael Buschemi, Ken Garito, Paul Walter Hauser, Ashlie Atkinson, Corey Hawkins, Fred Weller, Harry Belafonte


Dari reputasi seorang Spike Lee harusnya sudah menyangka bahwa film ini akan politis banget, like nget nget, khususnya tentang diskriminasi ras di Amerika. Namun, harus diakui bahwa sebagai sebuah film bertema kriminal dan terinspirasi kisah nyata, film ini dituturkan dengan "megang" dan menarik. Untuk memata-matai organisasi rasis dan cenderung teroris Ku Klux Klan, seorang detektif kulit hitam pura-pura mendaftarkan diri sebagai anggota lewat telepon ^_^;, lalu saat ketemuan langsung dengan orang organisasi, rekan detektif yang kulit putih jadi "pemeran pengganti"-nya. Isu sosial dan politisnya memang jadi garis paling tebal, tapi cukup bisa dikompensasi lewat dark humor, referensi kultur pop, dan tentu saja performa akting yang kompak, sehingga filmnya jadi berat-berat-tapi-enggak gitu.
My score: 7,5/10





Komentar