Year-End Note: My Top 10 Songs of 2018 (Indonesia)

Mari bergeser ke blantika musik negeri sendiri. More often than not gw bertemu dengan lagu-lagu ini lewat layanan streami--Spotify *sebut merk aja daripada ribet*, karena kita tahu sendiri ada kecenderungan lagu Indonesia itu bisa dirilisnya sekarang tapi baru nge-hit-nya setahun kemudian =P, jadi si Spotify dan layanan sejenis inilah yang jadi andalan gw mencari lagu-lagu lokal terbaru sesuai dengan kalender, bukan terbaru karena baru denger. Sebuah era yang aneh jika kalian seperti gw yang pernah melewati zaman ketika pendengar hanya bisa pasif menanti umpan dari media, para penyanyi hanya bisa andalkan promo di media massa yang slotnya terbatas, dan tingkat kepopuleran diukur dari banyaknya kaset terjual serta seberapa sering lagunya diputar di radio dan tampil di TV, yang itupun bisa saja karena "titipan" ehehehe.

Anyway, maaf ngelantur, tetapi berikut senarai 10 lagu dari artis Indonesia paling cihuy buat gw dalam satu tahun belakangan ini.



My Top 10 Songs of 2018 (Indonesia)


10. "Skin to Skin" – Monica Karina feat. Dipha Barus

Monica sebelumnya dikenal sebagai pengisi vokal dalam lagu EDM (electronic dance music, kali aja ada yang belum tahu) "Money Honey" milik Dipha Barus yang nge-hit dan menang karya produksi terbaik (record of the year?) di AMI Awards itu. Kali ini di-reverse, Monica mengeluarkan single miliknya tapi tetap dibantu Dipha Barus. Bedanya? Well, bisa dibilang yang kali ini memang lebih menonjolkan vokalnya Monica yang smooth, dan aransemennya lebih chill-chill groovy gitu.









9. "Waktu" – Endank Soekamti

Lagu ini kayak mudah nyantol di kuping gw sambil memunculkan pemikiran, bahwa di pertengahan 2000-an sampai awal 2010-an lagu pop-punk anthemic seperti ini pasti akan laku sekali, as in bakal sering di-cover sama band anak-anak SMP/SMA =D. Bahwa lagu ini muncul saat ini juga nggak menurunkan tingkat kenikmatannya sih. Mengusung lirik yang "bijak", lagu ini dibawakan dalam tempo medium namun masih bisa memancarkan energinya.








8. "Tunggu Apa Lagi" – Lalahuta

Tentu saja selalu ada tempat untuk lagu pop jazzy di senarai gw, karena ini semacam pertanda si artisnya peduli dengan skill. Kali ini lagunya datang dari band Lalahuta (gw hanya bisa gw kenali dari drummer-nya pernah di home band acara The Comment di NET), bersama producing team Lale Ilman Nino yang belakangan lagi laris banget. Sekilas lagu ini seperti throwback pada bunyi-bunyi band pop-jazz 1980-an Indonesia, ya nggak apa-apa juga, yang penting lagunya terasa sejuk dengan pilihan nada dan instrumennya.








7. "Coconut" – Project Pop

Hakikat paling hakiki buat Project Pop adalah menghasilkan lagu-lagu yang menggembirakan umat, dan lagu terbaru mereka ini bukan pengecualian. Secara lirik lagu ini memang se-random judulnya, tetapi ada comedic timing yang asyik sehingga menambah keceriaan yang sebenarnya sudah lebih dahulu dikerjakan oleh melodi dan musiknya. That's right, salah satu yang membuat mereka masih jadi band komedi terbaik Indonesia adalah karena they actually make good music.








6. "Guna Manusia" – Barasuara

Lama juga menanti rilisan baru band rock puitis ini ((rock puitis)). Sebagaimana gaya mereka yang gw sukai dulu, Barasuara menghadirkan lagu dengan campuran berbagai style yang asimetris--kali ini ada semacam nuansa 1980's, dan juga dengan lirik yang nggak kalah mengusik soal posisi kita sebagai manusia di jagat alam ini *tsaah*. Cakeplah.








5. "Tolong" – Budi Doremi

Mungkin sebagian dari kita nggak menganggap serius Budi Doremi--probably because of the name, sehingga mungkin telah mengabaikan bahwa ada sisi soulful dari nyanyiannya. Sisi itu yang kemudian paling kelihatan di lagu ballad ini. Agak formulaik sih lagunya, tetapi dari gaya bernyanyi Budi serta aksen musiknya yang of course pakai ukulele, lagu yang berisiko menye-menye ini jadi terkesan lebih hangat.








4. "We" – Endah N Rhesa

Endah N Rhesa can rock. Itulah anggapan gw setelah mendengarkan lagu ini. Masih dengan instrumen minimalis gitar dan bass, kali ini dibantu dengan beberapa loop digital, diberi aksen terompet, dan lebih banyak vokal background, menjadikannya salah satu lagu paling dinamis dan exciting dari duo suami-istri ini. Plus, gw juga membayangkan lagu ini bisa bikin penonton sangat partisipatif bila dibawakan live.








3. "Harus Bahagia" – Yura Yunita

Menurut gw lagu ini dikemas dengan sempurna. Singkat, padat, message-nya jelas, dan aransemennya top-notch. Vokal berkarakter nan lincah Yura diiringi dengan musik ala Motown 60-70-an lengkap dengan brass section, bass yang dinamis, plus sahut-sahutan sama background vocals yang menambah suasana ceria, centil, dan, err, bikin bahagia.








2. "Heaven" – Afgan, Isyana Sarasvati, Rendy Pandugo

Akhirnya bisa juga Afgan masuk senarai gw, untungnya itu karena berkolaborasi dengan dua vokalis berbakat lain yang memang gw lebih sukai. Lagunya sendiri sangat adult contemporary radio, atau sering dibilang "easy listening", namun harmoni dari ketiga orang ini bisa benar-benar uplift pesona melodi dan iramanya, pun dengan pemorsian yang tepat lagunya seakan merasuk sukma *halah*. Gw senang dengan kolaborasi rekaman macam ini, yang tetap memasukkan ciri khas masing-masing artisnya tetapi nggak ada yang terlalu showy, dan nggak perlu berpanjang-panjang. Cantik.













1. "Film Favorit" – Sheila on 7

Kayaknya udah lama banget sejak terakhir gw menemukan lagu Sheila On 7 yang bener-bener gw suka. Lagu ini sejak awal memang seolah mengundang penasaran, dari pemilihan judul, cerita yang mau diujarkan, sampai bunyi-bunyian yang dipakai dalam musiknya. Gw merasa dalam lagu ini masih karakternya So7 yang simpel-simpel berisi, tetapi dengan melodi, sound, dan aransemen yang masih relevan untuk zaman sekarang tanpa menghilangkan karakter itu. Jadi, entah selera gw yang ketuaan (So7 debut rekaman hampir 20 tahun yang lalu lho), atau emang dasar lagunya enak banget aja.






Komentar