Year-End Note: My Top 10 Songs of 2018 (International)

Akhir tahun pastinya jadi periode "menyibukkan diri sendiri" karena senantiasa terpancing untuk bikin konten kilas balik =D. Bahkan sekalipun frekuensi blogging gw menurun, tentu saja gw nggak mau melewatkan bikin senarai akhir tahun sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Mumpung hari liburnya agak banyak nih hehe.

Belum berubah dari yang sudah-sudah, gw akan membuat senarai 10 butir secara urutan mundur dari lagu dan film yang paling gw sukai atau favorit atau paling berkesan dalam satu tahun belakangan ini. 

Sebagai pembuka, gw akan mulai dengan top 10 lagu internasional, yang adalah lagu-lagu non-Indonesia dan non-Jepang (iyah, gw masih akan bikin kategori Jepang ;)). Dalam memeras item-item di kategori musik supaya jadinya cuma 10, gw membuat beberapa prasyarat sederhana, yaitu bukan lagu cover (sorry Sabrina), satu artis hanya satu lagu kecuali duet atau featured dengan artis lain, dan lagunya terbit dalam periode November 2017-November 2018 (walau kadang gw agak cheating sih ehe), baik dalam bentuk single maupun termasuk dalam album. Sederhana bukan? =P

Baik, sodara-sodari, tuan dan puan, bung dan nona, broer dan sus, berikut senarai tahunan pertama gw untuk 2018.





My Top 10 Songs of 2018 (International)

10. "Wild Love" – James Bay

Mas-mas "Let It Go" (2015) ini tampaknya lagi senang bergaul dengan efek digital, tapi masih membawakan nuansa urban soul/R&B yang menonjolkan kekuatan vokalnya. Dengan rupa-rupa bunyinya, lagu yang satu ini terdengar begitu groovy dan--well--sensual. Sangat radio-friendly =P.







9. "Make Me Feel" – Janelle MonaĆ©

Kelincahan Janelle sebagai penyanyi dan performer rupanya bisa kawin dengan musik pop/funk mirip-mirip Prince yang dituangkan dalam lagu ini. Lagu yang enak didengarkan sambil jejogedan, semarak dengan dinamika beat dan permainan beberapa instrumen yang asyik, walau lirik rada provokatif--but aren't they all these days =/.







8. "Love Scenario" – iKON

Salah satu take-away gw dari perhelatan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang kebanggaan kita itu adalah saat upacara penutupan menemukan lagu K-Pop yang bisa gw nikmati sebagai "lagu" ketimbang sebagai "show", yang dibawakan oleh sekelompok boyband yang nggak gw kenal sebelumnya. Nggak se-riuh-elektronika lagu-lagu sebangsanya yang sering gw dengar di sana-sini, nggak terlalu ngikut formula lagu pop/R&B/hiphop zaman sekarang, hampir nggak ada pembeda antara segmen melodi dan segmen rap, has an actual chorus, dan vokal-vokalnya yang cenderung nyantai itu terasa refreshing. Sangat nyaman di kuping, tanpa gw harus mengidolakan artisnya.







7. "Born To Be Yours" – Kygo & Imagine Dragons

Blantika musik mainstream emang lagi nggak bisa kabur dari namanya EDM (electronic dance music, kali ada yang belum tahu), apalagi para DJ/music producer ini lagi sering menggandeng artis-artis top untuk ngisi vokal lagu-lagu mereka. Tapi dalam kasus Imagine Dragons yang memang dari sononya warna musiknya ireguler, kolaborasi dengan Kygo ini sangat make sense. Di luar interlude-nya yang EDM banget, lagunya juga mirip seperti bunyi alternative rock-nya Imagine Dragons dalam versi lebih cerah dan optimis.








6. "Paradise" – George Ezra

Mas-mas "Budapest" (2013) bersuara beratbener ini tampak ingin all out dalam single yang ini. Tak hanya iramanya yang upbeat dan gitar-nya yang cukup kenceng--walau tetap bersandar di gaya folk, vokalnya juga berkelana dari nada rendah hingga falcetto hingga shouting. Pembawaan yang enerjik membuat lagu yang sudah catchy ini jadi makin seru.







5. "Always Remember Us This Way" – Lady Gaga

Jika sosok Ally dalam film A Star Is Born beneran ada di dunia nyata dan semua lagu dalam film ini dirilis ke pasaran, gw rasa gw akan easily memilih lagu yang ini sebagai favorit --disusul oleh "Heal Me", don't judge me. Lagu balada sederhana, walau agak senapas sama "Million Reasons"-nya Gaga, buat gw yang ini melodik, lebih "tuntas", dan lebih emosional.







4. "Happier" – Marshmello ft. Bastille

Satu lagi kolaborasi EDM dan band pop-rock yang hasilnya menyatu dan menyenangkan. Membalut liriknya yang sedih adalah irama ringan dan nada-nada yang lincah, ditegaskan oleh warna suara dan artikulasi si Dan Smith yang beraksen Inggris medok itu. Lagunya mah tetep sedih, tapi pembawaannya yang cerah malah bikin mood agak segeran.







3. "2002" – Anne-Marie

Awalnya lagu ini terdengar pecicilan, sebenarnya ya memang lucu aja. Anne-Marie dibantu Ed Sheeran memadukan musik pop yang asyik tanpa banyak mikir, dan gongnya tentu pada padupadan penggalan lirik lagu-lagu hits akhir 90-an/awal 2000-an dalam chorus-nya. Mungkin bagi banyak pihak lagu ini ganggu, buat gw lagu ini memang layak bercokol di ingatan dengan mudahnya.







2. "This Is Me" – Keala Settle & The Greatest Showman Ensemble

Strangely, lagu ini justru lebih powerful ketika nggak digandeng sama adegan filmnya ^_^;. Perkenalan terhadap lagu ini mungkin terbantu sama trailer The Greatest Showman yang sudah beredar beberapa bulan sebelum film-nya (dan versi single-nya) akhir tahun 2017, tapi mampu bertahan di playlist gw (dan, come on, di playlist elo juga 'kan?) selama filmnya edar bahkan jauh setelahnya. Selain melodinya catchy sekali dan iramanya menghentak, vokal garang Keala Settle seakan mampu memerintahkan pendengarnya untuk nyanyi bersama, minimal bagian background vocals-nya =P. Anthem motivasi self-worth yang kemungkinan besar nggak akan berhenti dinyanyikan orang-orang--terutama di kontes nyanyi dan karaoke--dalam beberapa tahun ke depan.












1. "If Only" – Andrea Bocelli ft. Dua Lipa

Ternyata sebenarnya kita bisa juga kabur dari EDM =D. Penyanyi tenor klasik-pop Italia panutan guru-guru vokal, Andrea Bocelli mampu hadir with a tender bang lewat lagu-lagu dan album barunya. Single yang satu ini menarik perhatian gw karena kok tiba-tiba ada si Dua Lipa--penyanyi yang vokal beratnya agak sulit dibayangkan bersanding dengan vokal gaya klasik. Namun, hasilnya adalah perpaduan dua *no pun intended* warna suara khas, yang mengalun dari nada-nada rendah nan lembut, sampai tembakan nada-nada tinggi yang nyaring. Belum lagi mereka diiringi oleh musik full orchestra yang sinematik, bikin merinding.

Sedikit keterangan bahwa lagu ini aslinya ditulis dalam bahasa Italia, "Qualcosa piu dell'Oro" dengan versi Andrea dewekan--tetep di beberapa bagian dibantu oleh background vocal wanita, namun akhirnya yang masuk album adalah versi bilingual bareng Dua Lipa, yang menurut kuping gw yang sangat pop mainstream ini lebih appealing sih, hehe. Lumayanlah buat tambahan katalog lagu duet anak-anak sekolah musik selain "The Prayer" dan "When You Believe" yekan...









Komentar