My Movie Picks of April 2018

Berbekal menonton hanya beberapa judul, baik di bioskop maupun format lain, berikut adalah rekapitulasi film-film paling berkesan buat gw selama bulan April 2018 kemarin. Mari...




1. Avengers: Infinity War
(2018 - Marvel Studios)
Dir. Anthony Russo & Joe Russo
Cast: Robert Downey Jr., Chris Hemsworth, Chris Evans, Scarlett Johansson, Mark Ruffalo, Chris Pratt, Josh Brolin, Zoe Saldana, Benedict Cumberbatch, Tom Holland, Elizabeth Olsen, Paul Bettany, Chadwick Boseman, Tom Hiddleston, Sebastian Stan, Anthony Mackie, Don Cheadle, Dave Bautista, Pom Klementieff, Karen Gillan, Peter Dinklage, Gwyneth Paltrow, Letitia Wright, Bradley Cooper, Vin Diesel


Impresi semerta gw usai nonton ini mirip dengan The Avengers pertama (2012), yaitu keberhasilan dalam mengakomodir begitu banyak karakter dalam porsi yang seimbang. Tentu saja kadar kekaguman itu meningkat ketika jumlah tokohnya makin banyak--like, banyak buanget--di sini. Itu sudah termasuk memperkenalkan lebih lanjut soal sosok villain semesta Thanos yang selama ini cuma tampil iprit-iprit doang film-film Marvel sebelumnya. Demikian pula enaknya penggabungan tone karakternya, dari yang witty macam Iron Man dan Doctor Strange, badass macam Captain America dan Black Widow, sampai yang lawak receh kayak Guardians of the Galaxy dan Thor. Ceritanya cukup straightforward, agak dark karena 'kan ini udah masuk bab akhir melawan si biang jahat. Istimewa banget sih nggak, tetapi bisa dipresentasikan dalam skala besar dan terasa, well, lebih genting dari Age of Ultron (2015), misalnya. Nggak hanya yang terbesar, gw juga merasa ini film Marvel yang paling gw nikmati secara menyeluruh, dan jadinya gw ikutan makin menantikan Avengers 4 yang akan rilis hanya setahun lagi.
My score: 8/10





2. Confessions
(2010 - Toho)
Dir. Tetsuya Nakashima
Cast: Takako Mastu, Masaki Okada, Yoshino Kimura, Yukito Nishii, Kaoru Fujiwara, Ai Hashimoto


Ide-ide cerita yang "sakit" memang cukup sering ditemui di karya-karya buatan Jepang *hehe*, namun film ini adalah salah satu yang bisa mengolahnya menjadi sesuatu yang agak beda dan stylish. Dasarnya sih ini kisah balas dendam, berangkat dari seorang guru yang kehilangan anak semata wayangnya yang masih kecil karena perbuatan dua murid SMP yang diajarnya, tetapi metodenya nggak sesimpel nyawa dibalas nyawa. Ide-nya memang violent, karakternya psycho semua, tetapi film ini berhasil mengindari jebakan menjadi film yang terlalu moody ataupun terlalu teatrikal--yah bisa dibilang film ini adalah gabungan keduanya, but with music. Penuturan non-linear dari berbagai sudut pandang, dengan menampilkan gambar-gambar dinamis bagai video musik (sesuatu yang sebenarnya jarang dilakukan sineas Jepang untuk "drama serius"), justru menjaga film ini untuk tetap menarik dan selaras dengan absurditas ceritanya.
My score: 7,5/10





3. A Quiet Place
(2018 - Paramount)
Dir. John Krasinski
Cast: Emily Blunt, John Krasinski, Millicent Simmonds, Noah Jupe


Idenya cukup simpel: jangan bersuara jika tidak ingin dimangsa monster. Pengembangan ceritanya juga terbilang sederhana, yaitu sebuah keluarga berusaha melanjutkan hidup di tengah ancaman monster/alien, tentu saja harus menyesuaikan keadaan dengan sedapat mungkin tidak menimbulkan suara. Namun, kali ini si emak lagi hamil besar yakale ntar kalau lahiran nggak bersuara yekan. Di tengah kesederhanaan itu, kenyaristiadaan dialog oral bukan cuma gimmick cari sensasi. Ada intensitas yang luar biasa, nggak hanya dari ketegangan yang timbul di sana-sini, tetapi juga dari penyampaian tentang keluarga itu sendiri. Gw bisa dibuat simpati sama keluarga ini sekalipun gw bahkan nggak tahu siapa aja nama-namanya =).
My Score: 7,5/10




4. Jelita Sejuba, Mencintai Kesatria Negara
(2018 - Drelin Amagra)
Dir. Ray Nayoan
Cast: Putri Marino, Wafda Saifan Lubis, Aldy Maldini, Yayu Unru, Nena Rosier


Daya tarik utama film ini, setidaknya buat gw, adalah lingkungannya yang close to home. Film ini diklaim sebagai film layar lebar yang pertama mengangkat secara spesifik tokoh istri prajurit TNI-AD, also known as ibuk-ibuk Persit (Persatuan Istri Tentara)--karena dulu mungkin pernah ada dalam bentuk miniseri atau FTV kali ya. Filmnya sendiri berjalan sebagai sebuah drama roman dari awal pertemuan sampai berumahtangga dan beranak, dari sudut pandang sang perempuan, nggak terlalu berat sebagai alat "humas" ketentaraan. Meski kisahnya rada klasik, film ini diisi sejumlah adegan yang well-crafted dan kontemporer, serta akting mumpuni dari segenap pemerannya. Sehingga, sekalipun secara lingkup narasi agak di situ-situ aja--padahal gw menantikan si anak pulang sekolah upset rumahnya kosong kekunci karena maknya lagi rapat Persit *lah tjurhat*, film ini masih cukup enaklah diikuti.
My score: 6,5/10

Komentar