[Movie] Money Monster (2016)


Money Monster
(2016 - TriStar/Sony Pictures)

Directed by Jodie Foster
Screenplay by Jamie Linden, Alan DiFiore, Jim Kouf
Story by Alan DiFiore, Jim Kouf
Produced by Daniel Dubiecki, Lara Alameddine, George Clooney, Grant Heslov
Cast: George Clooney, Julia Roberts, Jack O'Connell, Caitriona Balfe, Dominic West, Giancarlo Esposito, Christopher Denham, Lenny Venito, Emily Meade, Condola Rashad, Aaron Yoo


Film Money Monster udah cukup menggemaskan sejak lihat posternya saja. Ada dua bintang besar Hollywood main bareng (lagi) dengan ekspresi panik dan tegang, lalu sutradaranya adalah salah satu sosok aktris paling dijunjung tinggi, Jodie Foster. Untungnya film thriller satir ini nggak cuma mengandalkan itu. Cerita yang diangkat juga sangat menarik, mungkin terinspirasi dari kolapsnya ekonomi Amerika beberapa tahun lalu, ditambah dengan unsur penyanderaan, investigasi, media penyiaran, keterlibatan tokoh-tokoh berbagai negara, dan, oh, sebagian besar cerita dituturkan real time alias emang durasi kejadiannya segitu.

Hari itu, sebuah program TV seputar keuangan dan saham berjudul Money Monster seharusnya kedatangan seorang narasumber dari IBIS Clear Capital, perusahaan keuangan yang beberapa waktu lalu menyatakan bangkrut karena kesalahan sistem alogaritma, sehingga uang yang ditanamkan para investor pun lenyap. Lee Gates (George Clooney) si host eksentrik mengharapkan CEO IBIS, Walt Camby (Dominic West) untuk hadir di acara tersebut, tapi dengan alasan masih di perjalanan dari Eropa, Walt digantikan direktur humasnya, Diane Lester (Caitriona Balfe). The show must go on, dibantu oleh produsernya, Patty (Julia Roberts), mereka harus tayang live segera.

Tetapi, tiba-tiba seorang pria menyusup dan menembakkan pistol di dalam studio Money Monster saat sedang siaran. Mengaku bernama Kyle (Jack O'Connell), ia juga memasangkan rompi bom kepada Lee, mengancam akan meledakkannya jika pihak IBIS tak segera menjelaskan apa alasan sebenarnya yang membuat uang yang telah ditanamnya lenyap begitu saja, dan ia melarang siaran acara tersebut dihentikan, sehingga seluruh dunia pun menyaksikan penyanderaan ini secara live. Sementara Lee berusaha mengulur waktu, Patty dari ruang kendali studio mulai usahakan untuk menghubungi pihak IBIS, yang kemudian malah mendorongnya untuk membongkar permainan rahasia yang dilakukan IBIS dalam mengelola uang para investornya.

Hal pertama yang gw bisa respons dari film ini adalah Jodie Foster can handle a thriller quite well. Walau awalnya cukup rasanya masih agak jinak dan slow, film ini berangsur-angsur menunjukkan situasi genting dari berbagai sisi dengan cukup rapi dan jelas, ditambah oleh performa akting yang asyik. Film ini juga nggak terlalu ngeribetin soal istilah ekonomi, tinggal bilang zaman sekarang investasi bukan di batangan emas lagi, tapi di sistem elektronik yang akan menaruh nilai uang itu ke tempat-tempat yang paling memungkinkan--misalnya perusahaan yang potensial.

Tapi nggak cuma di sisi itu, film ini juga menunjukkan sisi awam dari sistem ekonomi yang agak ribet itu, yaitu dari Kyle yang tahunya dia taruh duit di IBIS supaya nanti bisa nambah, dan ternyata duitnya hilang, tapi IBIS kok ya masih bisa jalan dan orang-orangnya masih bisa ke sana ke mari pakai fasilitas mewah. Hih. Lalu dimasukkan pula unsur pengaruh media massa yang jatuhnya cukup bikin tertawa getir. Penyanderaan ini kan berbahaya dan melanggar hukum ya, tapi malah jadi tontonan yang bikin orang tune-in, malah ada yang bersimpati sama Kyle. Hell, bahkan Patty masih bisa berusaha ngatur-ngatur kamera di studio harus nyorot ke mana to make a show walau dalam situasi darurat, berhubung acara ini juga di saat bersamaan meroketkan rating stasiun TV-nya. Orang-orang emang suka nontonin penderitaan orang lain =|.

Anyway, Money Monster sebenarnya bukan tontonan yang seserius itu kok, karakteristik Lee dan hubungannya yang akrab--ditandai dengan sering cela-celaan =D--dengan Patty menjadi dinamika yang berhasil mengangkat nilai hiburan film ini, yah sebagaimana diharapkan dari pertemuan Clooney dan Roberts, sekalipun mereka cuma tampil satu frame dalam dua adegan saja, sisanya mereka komunikasi via audio saja. Ceritanya juga diolah menarik, dengan perubahan keberpihakan di cerita seiring mulai terungkapnya berbagai fakta di balik kasus ini. Walau bagian akhirnya terkesan agak komikal atau 'film banget' tapi toh keseluruhan film ini memang semacam panggung satir--dengan humor yang lumayan renyah--terhadap hubungan manusia dengan uangnya. Gw respek juga bahwa ketika gw dibawa untuk mendukung pihak yang dikesankan"protagonis", pihak "antagonis"-nya masih mampu melemparkan argumen yang masuk akal. So that's fun.




My score: 7/10

Komentar

Posting Komentar