[Movie] The Angry Birds Movie (2016)


The Angry Birds Movie
(2016 - Columbia/Rovio Animation)

Directed by Clay Kaytis, Fergal Reilly
Written by Jon Vitti
Produced by John Cohen, Catherine Winder
Cast: Jason Sudeikis, Josh Gad, Danny McBride, Bill Hader, Maya Rudolph, Sean Penn, Keegan-Michael Key, Peter Dinklage, Kate McKinnon, Tony Hale


Pengembangan mobile game asal Finlandia, Angry Birds, ke dalam berbagai format sepertinya tak terhindarkan. Tak hanya dalam bentuk game berbagai versi, popularitas Angry Birds belakangan didukung lewat merchandise, buku, animasi pendek, hingga akhirnya tiba juga dalam bentuk film animasi layar lebar. Rovio Entertainment selaku pemilik hak cipta Angry Birds menggandeng studio Hollywood, Sony Pictures untuk membuat The Angry Birds Movie, di bawah arahan sutradara Clay Kaytis dan Fergal Reilly, serta skenario dari Jon Vitti.

The Angry Birds Movie bisa dikatakan punya premis dasar seperti game-nya. Game Angry Birds adalah kisah perseteruan kaum burung warna-warni tak bisa terbang melawan babi hijau yang mencuri telur-telur mereka. Lalu, burung-burung yang geram ini mencoba merebut kembali hak mereka dengan menabrakkan diri pada benteng-benteng buatan para babi hijau. Premis ini kemudian dikembangkan jadi sebuah kisah asal muasal perseteruan itu dalam The Angry Birds Movie.

Tokoh utama film ini adalah Red (diisi suara oleh Jason Sudeikis), burung berwarna merah yang dikucilkan penduduk negeri burung karena sifatnya yang pemarah dan bermulut pedas. Sebuah kelalaian yang dilakukan Red membuatnya dihukum untuk mengendalikan amarahnya dalam sebuah terapi. Di sana, ia bertemu dengan Chuck (Josh Gad) si burung kilat, Bomb (Danny McBride) yang bisa meledak saat kaget atau marah, serta Terence (Sean Penn) si raksasa pendiam. Pertemanan baru pun dimulai.

Kedamaian negeri burung tiba-tiba terinterupsi dengan merapatnya sebuah kapal milik para kaum babi hijau. Lantaran tak pernah mengetahui ada negeri lain selain negeri burung, penduduk pun menyambut hangat para babi hijau ini. Tetapi, hanya Red yang curiga ada maksud lain di balik kedatangan mereka—selain karena kapal mereka menyenggol rumahnya. 

Red pun harus meyakinkan teman-teman dan para penduduk bahwa para babi hijau ini tak bermaksud baik, tetapi reputasinya yang buruk membuatnya tak dipercaya. Akhirnya, Red memutuskan untuk minta tolong pada sosok legendaris, Mighty Eagle (Peter Dinklage), yang sudah lama tak pernah muncul di negeri itu.

The Angry Birds Movie cukup sanggup membuat pengembangan menarik dari karakter-karakter yang selama ini hanya diketahui wujud dan fungsinya dalam game. Dari permainan yang dasarnya adalah menembak dan menumpas babi hijau jahat, diubah menjadi sebuah film komedi petualangan yang cukup riuh. Karakterisasinya juga dibuat menarik dan tanpa harus benar-benar menyimpang dari gambaran aslinya. Ini terutama berlaku bagi Red, Chuck, Bomb, bahkan Terrence, karena watak yang khas dan komikal yang ditanamkan membuat mereka bisa mudah untuk disukai.

Dilihat dari visual dan inti cerita, juga sebagai adaptasi game populer, The Angry Birds Movie termasuk sebuah tontonan yang mudah dicerna. Walau harus diakui ceritanya agak tipis dan mudah ditebak, film ini memasukkan benang merah cerita yang cukup konsisten sejak awal hingga akhir, yaitu bagaimana sosok Red yang dikucilkan—atau mengucilkan diri—karena sifat-sifat buruknya, dapat berubah dan mendapatkan kembali kepercayaan dari sekelilingnya. Cerita seperti ini memang cukup sering ditemukan, terutama dari film-film animasi dan keluarga produksi Hollywood. Namun, film ini sanggup meleburkannya dalam karakter-karakter Angry Birds dengan cukup lancar.

Bahkan, gimmick khas Angry Birds dalam menyerang para babi hijau dengan menerbangkan diri memakai ketapel juga ditampilkan cukup sesuai dengan kebutuhan cerita, lengkap dengan kemampuan masing-masing karakter—seperti meledak atau menggelembung, dalam penataan adegan yang seru. Jadi, meski tidak sama persis dengan memainkan game-nya, dan kendali tidak lagi ada di tangan si pemain, film ini tetap bisa memiliki sisi fun tersendiri.

The Angry Birds Movie jelas terlihat ditujukan untuk semua umur, dan maksud itu bisa diakomodasi dengan baik lewat penataan visualnya yang penuh warna, laju penuturan cerita yang sederhana, karakter-karakter kocak, serta musik yang rancak. Artinya juga, film ini harus bisa menarik minat orang berumur dewasa agar tidak jadi tontonan numpang lewat semata, dan upaya itu sebenarnya cukup terlihat di film ini.

Ada semacam metafora dari gambaran penduduk negeri burung yang kelewat nyaman sampai tak bisa mencapai potensi maksimalnya—misalnya terbang. Ditambah tak mengenal dunia luar, mereka pun jadi sasaran empuk pihak-pihak jahat. Demikian juga kedatangan para babi hijau yang bak penjajah kolonial: berkedok sebagai penghibur dan membangun negeri burung dengan teknologi dan industrialisasi, mereka ternyata mencuri telur-telur milik penduduk negeri burung. Hanya saja unsur-unsur yang bersifat satir itu memang agak tertutupi dengan pembawaan filmnya yang serba ceria dan humoris, mungkin supaya tidak jadi terlalu berat.

Akan tetapi, timbul ganjalan lain. Sebagian besar humor yang ditampilkan film ini tampaknya akan lebih kena ke penonton yang sudah berumur dewasa. Walau tidak sampai pada tahap ofensif, cukup banyak humor yang cenderung kasar, setara dengan humor-humor khas kartun Looney Tunes buatan Warner Bros. dahulu atau film-film awal DreamWorks Animation. Mungkin masih bisa membuat tertawa sebagian penontonnya, tetapi berpotensi membuat sebagian penonton lain tak nyaman. Ini lagi-lagi tergantung selera.

Dengan segala keberadaannya, The Angry Birds Movie sedikitnya bisa ikut menopang popularitas merek Angry Birds yang mendunia. Film ini tidak menyimpang jauh dari materi asalnya, sekaligus bisa juga diikuti walau penontonnya mungkin belum kenal game-nya. Belum sempurna, tidak juga sangat istimewa, tetapi bila hiburan yang dicari, film ini menyediakannya.




My score: 7/10

Tulisan ini pertama kali diterbitkan di Muvila.com.

Komentar