[Movie] Comic 8: Casino Kings Part 2 (2016)


Comic 8: Casino Kings Part 2
(2016 - Falcon Pictures)

Directed by Anggy Umbara
Written by Fajar Umbara, Anggy Umbara
Produced by Frederica
Cast: Arie Kriting, Babe Cabiita, Bintang Timur, Ernest Prakasa, Fico Fachriza, Ge Pamungkas, Kemal Palevi, Mongol Stres, Indro Warkop, Prisia Nasution, Sophia Latjuba, Pandji Pragiwaksono, Hannah Al Rashid, Donny Alamsyah, Boy William, Agus Kuncoro, Candil, Joe P Project, Barry Prima, George Rudy, Willy Dozan, Lydia Kandou, Sacha Stevenson, Soleh Solihun, Yayan Ruhian, Agung Hercules, Nikita Mirzani, Ence Bagus, Gandhi Fernando, Bagus NTRL, Cak Lontong


Dalam satu tahun belakangan ini, mungkin tidak ada film Indonesia yang dapat diklaim sebagai yang terbesar selain Comic 8: Casino Kings. Sejak awal produksi, sekuel dari film laga komedi sukses Comic 8 (2014) ini telah mengajak puluhan orang terkenal—sebagian besar adalah stand up comedian yang tengah naik daun di Indonesia, ditambah dengan desain produksi serba spektakuler dan penggunaan teknologi visual effects.

Singkatnya, ini adalah film mahal, dengan tujuan menjangkau sebanyak mungkin penonton, ciri yang biasanya muncul dalam film-film blockbuster Hollywood. Namun, pada akhirnya penonton harus menyaksikan film ini dengan cara dicicil dalam dua bagian, lantaran ceritanya yang terbilang panjang sekalipun sebenarnya sederhana.

Casino Kings Part 1 yang rilis Juli 2015 lalu memulai cerita tak lama setelah akhir dari cerita Comic 8 pertama, yaitu penyelidikan seorang agen Interpol, Cynthia (Prisia Nasution) terhadap delapan orang yang dicurigai menjadi pelaku perampokan dan penyanderaan Bank INI. Tentu saja, sebenarnya sudah dijelaskan kepada penonton di akhir film pertama bahwa kedelapan orang yang dimaksud adalah agen rahasia pimpinan Indro (Indro Warkop) yang berupaya meringkus seorang dokter jiwa jahat, Pandji (Pandji Pragiwaksono). Hanya saja, berhubung misi mereka bersifat rahasia, para agen ini akan selalu menghilang tanpa jejak.

Para agen yang terdiri dari Arie (Arie Kriting), Babe (Babe Cabiita), Bintang (Bintang Timur), Ernest (Ernest Prakasa), Fico (Fico Fachriza), Kemal (Kemal Palevi), Mongol (Mongol Stres), dan Ge (Ge Pamungkas) kali ini diutus untuk meringkus raja judi terbesar di Asia Tenggara yang dijuluki The King. Mereka kemudian menyamar dan berbaur dengan para stand up comedian, sampai akhirnya berhasil mendapat undangan khusus ke pulau judi rahasia, dan bertemu langsung dengan The King (Sophia Latjuba). 

Namun, ternyata The King bersekongkol dengan Dokter Pandji yang hendak membalas dendam, sehingga para agen ini dijebloskan ke serangkaian permainan maut rancangan The King, dan keselamatan mereka jadi bahan taruhan judi online internasional. Sementara itu, Cynthia masih terus berupaya mengungkap identitas kedelapan agen ini, yang justru menyeretnya juga ke pulau milik The King. Bagian cerita inilah yang hendak diselesaikan dalam Casino Kings Part 2: apakah para agen Comic 8 dapat menyesaikan misinya, dan apakah kali ini mereka dapat kembali lolos dari pengejaran pihak berwajib.

Casino Kings Part 2 adalah sebuah klimaks panjang dari keseluruhan ceritanya. Inti utama ceritanya sudah dijabarkan di Casino Kings Part 1, sehingga di paruh kedua penonton tinggal menanti rentetan aksi dari para karakternya dalam mencapai tujuan masing-masing, ditambah pengungkapan satu, dua detail baru, seperti siapa sebenarnya The King.

Mungkin itu sebabnya pula penuturan Casino Kings Part 2 adalah yang paling linear dan straightforward dibandingkan dua film sebelumnya—apalagi sebagian besar karakternya yang banyak itu sudah "tereliminasi" sehingga tersisa sekitar sepertiganya. Dalam gambaran besarnya, pokok dari film ini adalah aksi tembak-tembakan, kejar-kejaran, pertarungan, serta selipan-selipan komedi di antaranya, semua atas nama entertainment.

Ketika Casino Kings Part 2 hadir dengan memaksimalkan unsur hiburannya, sulit dihindari untuk tidak menilai film ini dari segi teknisnya. Di satu sisi, perlu diapresiasi bahwa di film ini masih bisa menampilkan rancangan adegan laga digabung dengan komedi yang masih memberi efek menghibur. Ketika cerita bergulir semakin absurd dan nyeleneh, semuanya masih sejalan dengan corak keseluruhan film yang memang berniat gila-gilaan. 

Di sisi lain, karena sebagian besar adegan-adegan tersebut menggunakan efek digital, harus diakui bahwa beberapa kali adegan-adegan yang menghibur itu terganggu oleh ketidaksiapan teknologi dalam memoles film dalam porsi sebanyak itu. Kalau mau dibandingkan, Casino Kings Part 1 lebih bisa menghadirkan gambar dan efek digital yang lebih nyaman dilihat. Pada akhirnya, bagian yang ditampilkan maksimal adalah adegan-adegan seperti pertemuan para agen Comic 8 dengan para petarung senior atau duel Cynthia dan Bella (Hannah Al Rashid), yang justru tak menggunakan banyak sentuhan efek digital.

Satu lagi yang cukup disayangkan adalah film ini seperti kewalahan dalam menampilkan adegan-adegan laganya dalam porsi seimbang. Dalam satu momen di pertengahan, film ini harus menampilkan empat pertarungan serentak di empat tempat berbeda, yang kemudian diputuskan untuk ditampilkan secara selang-seling. Hanya saja, trik ini justru membuat intensitas setiap pertarungan jadi tanggung: ketika mau mencapai bagian paling seru, langsung pindah ke tempat lain. Inilah salah satu hal yang membuat ritme Casino Kings Part 2 tampak tidak se-exciting film-film sebelumnya.

Menyaksikan Comic 8: Casino Kings, baik Part 1 dan Part 2 akhirnya menimbulkan sebuah pengandaian, bagaimana jadinya jika dibuat satu film saja, dan tidak harus dirilis terlalu cepat. Cukup nyata terlihat di Casino Kings Part 1 bahwa banyak bagian yang dapat dihilangkan sehingga dapat merampingkan durasi cerita ini secara keseluruhan, bahkan mungkin tak perlu dibelah dua—meski akhirnya berisiko menghilangkan sejumlah karakter yang dimainkan orang-orang terkenal juga. 

Dan, bila diberi waktu yang lebih lama, mungkin polesan teknis film ini bisa lebih maksimal. Toh, terbukti dari penjualan tiket Casino Kings Part 2 yang bombastis di bioskop-bioskop, momentum terhadap film ini belum luntur sekalipun jaraknya sudah lebih dari dua tahun sejak film pertamanya, bahwa para penggemar film ini—atau fans para pemainnya—masih tetap antusias.

Namun, terlepas dari itu, Casino Kings Part 2 membuktikan bahwa Indonesia punya potensi dalam membuat film-film blockbuster-nya sendiri. Tentu ada banyak faktor dalam menentukan kualitas maupun kesuksesan sebuah film—Casino Kings Part 2 sendiri diketahui sangat gencar dalam berpromosi. Tetapi, kenekatan sutradara Anggy Umbara dan rumah produksi Falcon Pictures membuat sebuah film skala besar penuh adegan fantastis dengan tujuan mengejar standar seperti blockbuster Hollywood, yang jadi kesukaan sebagian besar penonton film Indonesia, paling tidak mencoba mendorong banyak pihak untuk melihat bahwa Indonesia bisa, jika diberi kesempatan.





My score: 6,5/10

Tulisan ini pertama kali diterbitkan di Muvila.com

Komentar