[Movie] Malam Minggu Miko Movie (2014)


Malam Minggu Miko Movie
(2014 - PT. Bumi Prasidi Bi Epsi/Visualika Production)

Written & Directed by Raditya Dika
Produced by Tyas Abiyoga
Cast: Raditya Dika, Ryan Ariandhy, Andovi Da Lopez, Hadian Saputra, Hengky Solaiman, Rina Hasyim, Mentari De Marelle, Jovial Da Lopez, Witta Sylvia, Aleksandra Ewa Podgorska, Mustapha Sey, Nobuyuki Suzuki


Terlepas betapa terpolarisasinya respons terhadap gaya komedi Raditya Dika selama ini lewat film-film atau apapun yang dia bikin--ada yang bilang lucu banget, sebaliknya ada yang heran di mana lucunya--, gw termasuk orang yang merasa serial Malam Minggu Miko yang tayang di Kompas TV itu lucu. Banyak awkward moment, sindiran, dan kekonyolan yang cukup kreatif dan efektif bikin gw ngikik, specifically gw mengagumi betapa briliannya perancangan karakter Mas Anca (Hadian Saputra) sang asisten rumah tangga yang superpolos. Tentu saja, karena Dika itu lagi naik-naiknya dalam dua tahun terakhir (udah rilis empat film aja doi), tinggal tunggu waktu Malam Minggu Miko dibuat versi layar lebarnya.

Kalau dari luarnya, konsep dasar Malam Minggu Miko tuh ya sama aja dengan ongoing theme dari semua filmnya Dika, yaitu soal kenapa dia nggak kunjung beruntung dengan perempuan yang sebagian besar hanya sampai pada tahap gebetan. Miko adalah versi lebih absurdnya, karena segala kekecewaan itu terjadi setiap malam minggu, Dika sebagai Miko dibuat lebih o'on, ditambah karakter-karakter sekitarnya yang ajaib banget. Jadi, ya, adalah bedanya sedikit dengan film-film di mana Dika berperan sebagai Dika.

Seakan tahu bahwa kekuatan Malam Minggu Miko adalah di karakternya yang aneh-aneh, maka Malam Minggu Miko Movie akhirnya jadi sebuah film--bisa dibilang--multiplot dengan karakter-karakter yang pernah dikenal di serialnya. Di sini fokusnya ada Miko dan Rian (Ryan Ariandhy) yang nyari penghilang "kutukan" yang menimpa Miko, Dovi (Andovi Da Lopez) yang dikerjai dosennya dengan untuk jadi tour guide mahasiswa asing, dan terakhir Mas Anca yang harus diuji profesionalitasnya sebagai pembantu oleh kedua orang tuanya (Henky Solaiman dan Rina Hasyim) sebelum diizinkan kawin, dengan rentang waktu di satu hari yang sama. 

Berbeda dengan film Cinta dalam Kardus tahun lalu, yang karakter Miko "dibawa" ke format dan situasi yang berbeda dengan Malam Minggu Miko, Malam Minggu Miko Movie formatnya bisa dibilang persis seperti sketsa-sketsa di serialnya, termasuk bagian "testimoni" ala-ala reality show. Bedanya, kalau di TV satu cerita selesai dalam 10 menit, yang versi film jadi sekitar 90 menit.

Karena mirip dengan serialnya, gw pun masih bisa terhibur sebagaimana ketika gw menyaksikan episode-episode serialnya yang dibuat sederhana itu. Masih lucu lah. Masalahnya, kemiripan itu juga seakan membuat gw mikir-mikir apakah film ini layak ditonton di bioskop, dan bayar. Okelah karakternya lebih banyak, setting-nya lebih mobile, pun secara visual, bapak Yadi Sugandi sang sinematografer bisa memberikan keahlian terbaiknya di beberapa tempat. But, then what? Jujur, gw mungkin lebih nyaman menyaksikan ini di TV, toh secara kualitas konten, nggak beda jauh sama serialnya. Namun, okelah. Nggak masalah. Karena buat gw itu masalah preferensi saja, dan bukan hal yang fatal.

Sebab, itu masih belum sefatal usaha Dika untuk memasukkan unsur "perenungan" di bagian-bagian akhir di filmnya. I mean, yang membuat Malam Minggu Miko itu berbeda dari film-film Dika di bioskop adalah serial itu menghibur dan lucu just because, tanpa harus dibebani pesan-pesan, perenungan atau apalah. Bisa jadi sih, inilah yang sengaja ditambah untuk versi filmnya, tetapi menurut gw justru jadi jebakan karena ujung-ujungnya film ini jadi nggak beda sama film-film Dika yang lain yang temanya mirip-mirip. Bukan kelucuannya yang bertambah dari serial TVnya, malah justru dibebani sama hal-hal yang lain. Sayang sekali.




My score: 6/10

Komentar